webnovel

Pembantu di Istana Kepresidenan

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Kemunculan perempuan di mobil Bai Yeqing telah mencuri perhatian Xia Xingchen. Perempuan ini tampak cantik dengan mengenakan gaun panjang berwarna kuning cerah. Angin yang berhembus pelan pun melambaikan gaunnya yang makin membuatnya terlihat elegan.

Perempuan itu dan Bai Yeqing berjalan berdampingan. Entah apa yang sedang mereka bicarakan. Dari kejauhan perempuan itu terlihat lembut, dan sesekali tersenyum manis saat menanggapi ucapan Bai Yeqing.

Penampilan mereka berdua sungguh seperti lukisan yang indah. Pria tampan yang bersandingan dengan gadis yang cantik. Terlihat sangat cocok sebagai pasangan yang serasi.

Xia Xingchen melihat dengan teliti sambil membungkukkan tubuhnya. Ia berusaha tidak terlalu terlihat dari jendela di ruangannya ini. Dalam hatinya merasa bahwa dunia yang terlihat di matanya bukanlah dunia yang bisa dipikirkannya. Jadi jangan terlalu dipikirkan.

"Oh, siapa perempuan itu?" Ucap perempuan itu sambil menunjuk jendela tempat Xia Xingchen berada. Saat mendengar itu juga, Xia Xingchen langsung menutup rapat tirai jendelanya dan hanya menyisakan celah kecil. 

Seketika jantung Xia Xingchen berdetak kencang dan melirik bawah tanpa sadar.

Xia Xingchen tidak berpikiran bahwa semua orang telah menatapnya saat ini. Wajah gadis itu masih mencari-cari sosoknya yang tertutup rapat oleh tirai jendela tersebut. Namun, mata Bai Yeqing tetap menatap dengan dingin. Ia mengalihkan pandangannya kepada pelayan rumah tersebut. Seketika pelayan itu mulai berkeringat karena ketakutan.

Xia Xingchen tidak menyangka bahwa menutup tirai jendela dari lantai atas akan menarik perhatian mereka. Sesaat ada rasa panik di dalam hatinya, tetapi ia segera menenangkan kembali perasaannya. Kemudian ia sedikit tersenyum, lalu merapikan tirai jendela tanpa tergesa-gesa.

Di lantai bawah, Song Weiyi penasaran dengan identitas Xia Xingchen karena ia telah mencuri perhatiannya di Istana Presiden. Namun, Bai Yeqing tidak menanggapi ekspresi Song Weiyi. Song Yiwei pun tidak berani bertanya lagi. Sebelum memasuki pintu, perhatian mata Song Weiyi tetap mengarah ke jendela itu lagi.

Mungkinkah Presiden memiliki kekasih gelap di rumahnya?

Song Weiyi melihat ke samping dan diam-diam melirik Bai Yeqing, tapi wajahnya masih tenang tanpa memperlihatkan sesuatu yang mencurigakan.

*****

Sementara itu di lantai atas. Tanpa menunggu Xia Xingchen membunyikan bel, pelayan segera bergegas menghampirinya. "Nona Xia, Anda seharusnya tidak muncul di jendela. Jika Nona Song salah paham, maka segalanya akan menjadi buruk."

"Maaf, aku ceroboh. Tapi, pinjamkan pakaianmu, biarkan aku memakainya sejenak!"

"Hah?" Respon pelayan rumah itu dengan bingung.

"Cepat, sekarang juga!" Xia Xingchen mendesaknya lagi. Pelayan itu pun tidak berani mengabaikan permintaannya. Setelah diberikan seragam pelayan, Xia Xingchen pun buru-buru mengganti bajunya.

Xia Xingchen dengan rapi melepas pakaiannya dan mengenakan pakaian pelayan dengan kombinasi warna hitam dan putih itu.

"Nona Xia, apa yang akan Anda lakukan?"

Tidak menghiraukan pertanyaan pelayan itu, Xia Xingchen dengan sigap berdiri dan telah menggunakan seragam pelayannya dengan lengkap. Hal ini membuat pelayan yang lain tampak terkejut ketika melihat Xia Xingchen memakai seragam pelayan. 

Dalam hati, Xia Xingchen merasa walaupun ia tidak mungkin menjadi istri seorang presiden, namun ia tetap menjadi ibu kandung Xia Dabai. Siapa yang berani menganggapnya sebagai pelayan?

"Pertama-tama singkirkan keraguan Nona Song sebelum berbicara padanya, agar tidak menimbulkan efek buruk." Ujar Xia Xingchen sambil mengikat rambutnya.

Dalam kondisi seperti ini, hanya dengan menjelaskan bahwa ia adalah pelayan di istana presiden, hal itu sudah cukup untuk menepis pikiran Song Weiyi yang tidak-tidak.

Pelayan itu pun tidak mengatakan apa-apa lagi dan menuruti perkataan Xia Xingchen.

Saat ini, pintu ruang jamuan telah dijaga oleh beberapa orang. Terlihat bahwa Leng Fei dan beberapa penjaga berdiri di depan pintu.

Xia Xingchen pun berjalan menuruni tangga besar itu. Leng Fei dengan sigap bergegas melihatnya. Awalnya ia merasa bila Xia Xingchen tidak mungkin mengenakan baju pelayan. Kemudian Leng Fei pun mengalihkan pandangannya ke arah lain dan menganggapnya sebagai pelayan pada umumnya. Namun dalam beberapa detik kemudian, Leng Fei kembali mengalihkan pandangan kepadanya. Kali ini ia sudah yakin bahwa itu adalah Xia Xingchen.

"Nona Xia, apa yang Anda lakukan?"

"Shh! Jangan panggil aku Nona Xia." Xia Xingchen tetap mempertahankan pandangannya ke arah ruang jamuan itu.

Pada saat yang sama, seorang pelayan kebetulan datang membawa nampan berisi segelas kopi dan makanan ringan. Pelayan itu berkata kepada Xia Xingchen, "Nona Xia, maaf harus merepotkan Anda."

Xia Xingchen mengerti maksud pelayan itu. Pelayan itu hanya ingin Nona Song tahu bahwa dirinya adalah salah satu pelayan istana kepresidenan ini. Lagi pula, Xia Xingchen sendiri yang mempunyai ide ini.

Xia Xingchen mengangguk dan masuk dengan membawa nampan tersebut.

Saat mendorong pintu itu, ia hanya mendengar tawa centil Song Weiyi yang berasal dari dalam, "Kamu tidak membiarkan aku bermain catur bersamamu ketika kamu masih kecil, sekarang justru kamu yang mengajakku bermain. Hahaha…" 

"Wah, aku tidak membayangkan jika Nona Song masih mengingat masa kecil itu." Balas Bai Yeqing.

"Tuan Presiden, panggil aku Weiyi saja."

Bai Yeqing mengangguk dan melirik kepalanya. Ternyata Song Weiyi tidak memakai jepit rambut berlian hadiah darinya saat pertemuannya dengan Song Guoyao.

"Apakah kamu tidak suka hadiah yang kuberikan?" Bai Yeqing bertanya sambil memegang lembut berlian kristal yang ada di ibu jarinya.

"Aku menyukainya, aku sangat menyukainya. Ibuku memuji penilaian Tuan Presiden mengenai perhiasan mulia dengan sangat baik. Tapi... aku tidak mau memakainya. Aku khawatir tidak akan bisa menemukannya bila aku tidak sengaja menjatuhkannya."

Bai Yeqing tersenyum, "Jika kamu suka, aku akan membelikanmu lagi."

Dari pembicaraan ini, Song Weiyi sedang dalam suasana hati yang sangat baik. Suaranya menjadi terdengar lebih manis, "Itu berbeda. Ini hadiah pertama dari Tuan Presiden, dan pasti punya makna khusus."

Di sisi lain, Xia Xingchen masih berdiri di pintu. Ia mendengarkan mereka berdua mengobrol dan seketika merasa bahwa penampilan gadis ini nampak sangat berlebihan.

Dalam pertemuan ini, ia merasa ekspresi kekaguman Song Weiyi terhadap Bai Yeqing telah diungkapkan dengan mudah. Bai Yeqing juga berbeda, sikapnya menjadi sangat lembut, dan tidak sedingin biasanya ketika berbicara.

Memikirkan hal ini, Xia Xingchen berusaha mengalihkan pikirannya.

Apa yang kamu pikirkan? Mengapa kamu ingin melibatkan diri dalam masalah antara presiden dan calon istrinya? Bukankah ia rakyat jelata dengan pemikiran biasa saja?

Xia Xingchen seketika menggelengkan kepalanya dan menyingkirkan semua anggapan negatif itu. Kemudian ia berjalan mendekat sambil membawa nampan minuman dan cemilan tersebut.

Saat masuk, ia melihat mereka berdua sedang bermain catur. Bidak catur yang dimainkan pun terlihat sangat indah karena terbuat dari kristal. Satu orang menempati satu sisi dan yang lain di sisi satunya. Xia Xingchen berusaha agar tidak mengganggu perhatian mereka berdua. Ia hanya menaruh secangkir kopi dan camilan dengan perlahan.

"Hei! Kamu tunggu dulu!" Saat Xia Xingchen berbalik dan keluar, ia dihentikan oleh suara Song Weiyi, "Apakah kamu gadis di lantai atas tadi?"

Bai Yeqing mengangkat kepalanya dan ikut melihat Xia Xingchen, matanya langsung tercengang saat menatapnya. Ya, ia kaget karena Xia Xingchen mengenakan baju pelayan itu. Ia terlihat berbeda dengan pakaian pelayan yang dipakainya.

"Halo Nona Song. Sebelumnya ada pelayan yang mengatakan bahwa sebentar lagi akan turun hujan. Saya pun segera naik ke atas untuk menutup jendela," Xia Xingchen menjelaskan dengan perlahan.

"Kamu... apakah kamu pelayan di sini juga?" Song Weiyi menatapnya dengan ragu.

"Iya, Nona."

"Baik kalau begitu, begini saja, kamu bantu aku mengupas kulit kepiting." Song Weiyi melirik raja kepiting yang baru saja dihidangkan. Song Weiyi sangat suka makan kepiting, ia sudah menunggu hidangan tersebut saat mencium aromanya dari dapur.

'Hah?' Xia Xingchen membeku sejenak. Apakah Song Weiyi sungguh ingin mengetes dirinya sebagai pelayan?

Ia menatap Song Weiyi sekilas dan tampak ada rasa keberatan untuk melakukannya.

Namun ia menyadari sesuatu yang penting, tempat ini adalah Istana Kepresidenan. Xia Xingchen masih ingin tinggal bersama Xia Dabai sedikit lebih lama. Penolakan tidak akan membuat situasinya menjadi lebih baik saat diusir oleh Song Weiyi dari rumah ini.

Tidak ada pilihan lain, ia pun mengupas kulit kepiting itu!

Xia Xingchen mengambil alat pengupas kepiting dan melangkah mundur untuk membuka cangkang kepiting tersebut. Dengan alat pemecah di tangan, tentu akan sangat memudahkannya dalam melaksanakan tugas ini.

Sayangnya, ia tidak sempat berpikir bahwa Song Weiyi punya perintah yang akan mempersulit tugasnya ini, "Kamu harus mengupasnya dengan tangan kosong, jangan menggunakan alat itu. Bunyi alat itu dapat mengganggu konsentrasi saat bermain catur dengan Tuan Presiden."

'Hah? Membuka cangkang kepiting dengan tangan kosong? Hei apa maksudnya? Bukankah kepiting besar ini harusnya dikupas dengan menggunakan alat ini?'

Xia Xingchen bergumam di dalam hatinya, ia merasa sedih melakukan tugas yang konyol ini. Kemudian ia melirik Bai Yeqing dan menggertakkan gigi. Meski menurutnya berat, namun mengupas cangkang kepiting dengan tangan kosong jauh lebih baik daripada ditendang keluar dari tempat ini.

Xia Xingchen jadi sangat berkeringat, mengupas cangkang kepiting dengan tangan kosong sungguh menyulitkannya.

"Ah…" Ketika mengupas kaki kepiting dengan tangan kosongnya, cangkangnya yang tajam tiba-tiba menusuk jarinya.

Xia Xingchen berbisik kesakitan, kemudian ia memencet jarinya dan mengeluarkan darah dari bekas tusukan tersebut.

Di sisi lain, Bai Yeqing hanya menatapnya. Ia tampak mengerutkan alisnya, matanya yang dingin menatap Xia Xingchen dan bertanya, "Kenapa?" 

"Ah, tidak apa-apa…" Xia Xingchen menggelengkan kepalanya dan menyembunyikan tangan yang terluka tadi di belakang punggungnya. Padahal desahan suaranya tadi cukup terdengar keras bagi Bai Yeqing.

Walau demikian, Xia Xingchen tidak mengira bahwa Bai Yeqing akan mendengarnya. Sayangnya, apakah suara reflek karena kesakitannya tadi patut disalahkan dan dianggap mengganggu mereka berdua bermain catur?