webnovel

Ingatan Malam Itu Muncul

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Bai Yeqing menarik tangan Xia Xingchen, sehingga Xia Xingchen pun jatuh di atas tubuh Bai Yeqing, dan bibir merahnya dengan lembut menyentuh pipi Bai Yeqing. Pria ini seketika langsung membeku, matanya melotot memandang Xia Xingchen. 

Di sisi lain, Xia Xingchen juga membeku dan menolehkan wajahnya ke belakang untuk menghindari tatapan langsungnya. Wajahnya terlihat merah merona, namun ia berusaha untuk bersikap tenang.

Karena posisi tubuhnya saat itu sedang tidak stabil seketika jatuh ke belakang. Ia berteriak "Aaah!!!"

Dengan reflek, Xia Xingchen menarik lengan Bai Yeqing. Kemudian Bai Yeqing pun mengerutkan kening, ia pun sedikit membungkukkan badannya untuk mendekati perempuan ini. Dengan gerakan yang sederhana, ia memeluk pinggang Xia Xingchen dengan satu tangan lalu menarik kembali badannya.

Xia Xingchen langsung ditarik olehnya sehingga dapat duduk tepat di sisinya.

Kemudian Bai Yeqing pun mengulurkan telapak tangannya dengan lebar lalu memeluk pinggangnya. Telapak tangan pria itu terasa hangat.

Dua orang itu sudah semakin dekat, dan mobil itu penuh dengan deru napas yang ambigu.

Matanya menatap begitu dalam, seperti dalamnya lautan. Dengan hanya tatapannya, Xia Xingchen merasa bahwa dirinya akan tenggelam ke dalamnya.

Bai Yaqing kembali meletakkan tangannya di pundak perempuan ini, memutar tubuhnya, dan mendekatkan tubuhnya.

Jantungnya berdetak cepat dan semakin kacau, seperti akan melompat keluar dari dadanya. Pria ini benar-benar berbahaya! Meskipun Xia Xingchen sangat dekat dan tidak melakukan apa-apa, ia tidak tahu bagaimana caranya agar pria yang ada di dekatnya ini tidak menatapnya lagi.

"Tuan." Suara itu muncul dari bagian pengemudi mobil ini dan bersamaan dengan itu batas pelindung antara kursi belakang dan depan terbuka. Ternyata suara itu dari Leng Fei, karena ia mendengar suara gaduh di kursi Tuannya, "Apakah Anda baik-baik saja? Saya mendengar suara gaduh dari dalam, jadi…"

Saat Leng Fei menahan perkataannya, ia berusaha memahami situasi ini. Ia hanya melihat pemandangan di dalam dan memilih untuk diam. Seketika ia memahami bahwa Tuan Presiden dan perempuan ini baru saja berinteraksi dengan sangat intim.

'Hah? Ini... apa yang terjadi? Presiden dan Nona Xia Xingchen... mereka berdua…' Pikir Leng Fei.

Lalu sekretaris jenderal tersebut mencoba mengeluarkan kepalanya dari pembatas itu, tapi malah tidak berhasil, benar-benar sial!

Wajah Xia Xingchen masih merah merona, dan matanya menatap pandangan yang dingin itu. Seketika kesadarannya mulai kembali sepenuhnya dari rasa mabuk, ia berjuang untuk turun dari pangkuan Bai Yeqing. Sayangnya, Bai Yeqing tidak mau melepaskannya, Xia Xingchen pun berkata, "Kamu... lepaskan aku."

"Hei taati peraturan, jangan berbuat seenaknya!" Bai Yeqing dengan nada memerintah, meminta Xia Xingchen tidak banyak bergerak, dan wajahnya tampak sedikit kesal.

Kemudian Bai Yeqing mengalihkan pandangannya yang dingin kepada Leng Fei, "Hei, kau. Jangan buka pembatas ini dan memasukkan kepalamu ke sini jika aku tidak memanggilmu!"

"Baik, Tuan." Leng Fei cepat-cepat mengamankan kepalanya, dan dengan patuh menariknya kembali. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa Nona Xia dan Bai Yeqing adalah pasangan yang serasi dalam hal ini. 

Meskipun demikian, mereka tidak dapat benar-benar bisa bertemu satu sama lain. Selain itu mereka berdua juga memiliki latar belakang yang berbeda.

Di dalam mobil ini. Meskipun papan pembatas itu turun lagi, dan kadar mabuk Xia Xingchen perlahan-lahan sudah membaik. Suasana saat ini semakin terasa canggung bagi Xia Xingchen.

"Maaf, aku... aku agak kasar." Xia Xingchen meminta maaf. Ia melirik bekas gigitan di lehernya dan melihat luka gigitan itu masih mengeluarkan darah. Xia Xingchen menyadari dirinya baru saja menjadi gila karena terlalu banyak minum.

"Kamu sangat menyukainya?" Bai Yeqing bertanya. Ia menatapnya dalam-dalam dan melanjutkan, "Jika itu masalahnya, aku bisa mencarikan cara untuk membuatnya menikahimu. Hal ini akan menjadi kompensasi untukmu."

"Maksudmu Xu Yan?" Xia Xingchen bertanya.

"Hmm..."

"Jangan!!! Aku tidak ingin dia menikah denganku." Xia Xingchen memikirkan Xu Yan dan Xia Xingkong, matanya menjadi murung dan berkata, "Aku tidak begitu menyukainya lagi."

"Benarkah?" Bai Yeqing tidak percaya, dan tiba-tiba jari-jarinya mencubit dagunya, mengangkat wajah perempuan di hadapannya ini.

Tatapan itu menyapu seluruh wajahnya dan melihat bahwa bulu matanya bergetar seperti sayap kupu-kupu, jantungnya pun berdebar kencang. Apa yang ingin ia katakan tiba-tiba ia lupa, kemudian ia pun bertanya, "Saat itu, kamu hanya ingat rasa sakitnya?"

"A... apa?"

Bai Yeqing menyipitkan matanya dan menyindirnya, "Sepertinya aku ingat lebih dari yang kamu ingat."

Meski demikian, nadanya terdengar lebih pelan kali ini, namun justru terasa ambigu bagi Xia Xingchen.

Dalam pikiran Xia Xingchen, suara 'Weng…' seketika terdengar, dan wajahnya sangat merah merona.

Karena itu bukan sesuatu yang ingin diingatnya.

Maksudnya, bila Bai Yeqing seperti dirinya. Apakah ia masih ingat malam-malam itu ketika mereka berdua sama-sama terjerat?

Xia Xingchen tidak berani bertanya dan menyimpan pertanyaan itu dalam hatinya. Seketika ia memegang bahunya dengan kedua tangannya dan dengan cepat berdiri dari pangkuannya.

Xia Xingchen tidak berani menanggapi kata-katanya lagi, dan duduk di seberangnya. Bahkan tanpa melihatnya, ia bisa merasakan matanya berhenti sejenak untuk melihatnya.

Sangat terasa pandangannya yang intim, membuatnya malu untuk kembali menatapnya.

Akibat dari pertanyaan Bai Yeqing tadi, jantung Xia Xingchen seketika berdetak semakin kencang. Suhu di dalam mobil itu jelas stabil, tetapi ia merasa sangat panas. Xia Xingchen mengibaskan tangan di mukanya dan membuat dirinya merasa enggan dengan Bai Yeqing.

Apa maksudnya Bai Yeqing mengatakan hal-hal semacam itu padanya?

Di sisi yang berlawanan, Bai Yeqing mencuri-curi pandang padanya. Pada akhirnya, ia mengatupkan bibirnya kemudian mengambil dokumen dan membacanya dengan santai.

baginya ingat kenangan malam itu, kejadian malam itu sebenarnya tidak semuanya terasa menyakitkan.

*****

Mobil ini pun terus melaju menuju rumah mewah itu.

Para pelayan keluar menyambut Tuannya. Ketika mobil berhenti, Xia Xingchen masih tidur bersandar di mobil. Leng Fei datang dan ingin membangunkannya, namun Bai Yeqing sudah mengangkatnya dan menggendongnya keluar dari mobil. 

Leng Fei lagi-lagi terkejut melihat perilaku Tuannya kepada Xia Xingchen, tapi ia sudah menyadari sesuatu.

Bai Yeqing membawa Xia Xingchen ke kamar tidurnya di lantai dua. Di sana juga tampak Xia Dabai sedang duduk di meja kecilnya. Ia sedang sibuk mengerjakan tugas sekolahnya. Ketika Xia Dabai mendengar gerakan di pintu, ia mengangkat kepalanya untuk melihat.

"Kenapa... Xia Dabao bersamamu, Xiao Bai?"

Bai Yeqing diam saja saat dipanggil demikian. Anak ini ternyata selalu memanggilnya 'Xiao Bai', nama panggilan itu digunakannya kepada Bai Yeqing, tanpa rasa takut akan keagungannya. Bai Yeqing mengerutkan kening, dengan serius berkata, "Panggil Papa!"

"Ya, Papa." Xia Dabai tersenyum, "Xiao Bai, mengapa kamu membawa Xia Dabao?"

Bai Yeqing masih tetap diam. Ia sudah tidak memiliki cara lain lagi untuk menegaskan kepada anaknya ini. Ia terlalu malas untuk menanggapi sikap ketidakpedulian anak ini. Ngomong-ngomong, si kecil ini sebenarnya cukup sederhana. Ia tidak akan pernah berani bersikap nakal di depan orang lain. Selain itu, panggilan 'Xia Dabao' ini juga merupakan nama panggilan untuk ibunya, Xia Xingchen. 

"Xiao Bai, Xia Dabao kita sangat wangi ya?"

Si kecil tidak peduli apakah lelaki ini merespon atau tidak, ia naik ke tempat tidur dan membantu membuka selimut untuk ibunya.

Bai Yeqing meliriknya dan mengangkat alisnya. Namun, ia masih belum merespon Xia Dabai.

Ia meletakkan Xia Xingchen dengan hati-hati di tempat tidur. Lengan rampingnya terlepas perlahan dari bahunya dan seketika bisa mencium bau harum yang dimaksud anak kecil ini. Seperti kata si kecil ini, sangat harum. Sama seperti lima tahun lalu.

Aroma ini bisa membuat orang terbuai.

Bai Yeqing menghapus kenangan itu dan mengelus kepala Xia Dabai, sembari berkata, "Pergilah dan selesaikan tugas sekolahmu."

"Iya." Xia Dabai dengan patuh menganggukkan kepalanya dan kembali ke mejanya. Ia memikirkan sesuatu, menggigit penanya dan menatap kembali ke mata dingin pria itu, "Papa, bisakah Papa menikahi ibuku?"

Bai Yeqing berhenti sejenak, dan bertanya kembali, "Mengapa kamu tiba-tiba meminta hal itu?"

"Sejak aku menyadarinya, Xia Dabao terus mabuk sepanjang waktu. Aku tahu bahwa orang yang dia sukai akan menjadi pamanku, aku tidak suka melihatnya sedih."

Ternyata Xia Dabai sudah tahu segalanya mengenai ibunya.

Bai Yeqing melirik Xia Xingchen yang sedang tidur nyenyak di tempat tidur, dan berkata, "Aku tidak akan menikahinya. Jika kamu tidak ingin dia sedih, kamu harus menyuruh pamanmu untuk menikahinya."