webnovel

Di Antara Cinta Si Kembar

For 18+ & 21+ Ilario Sanders dan Iqnazio Sanders adalah kakak beradik kembar tidak identik berusia 24 tahun. Keduanya punya kehidupan yang berbeda. Ilario adalah Presiden Director dari Golden Pearl, dan juga dikenal sebagai Billionaire Playboy. Iqnazio adalah guru SMU, setia mencintai Chiara muridnya yang berusia 16 tahun. Namun Iqnazio mengalami gangguan kejiwaan serius, dimana saat melihat pria lain menyukai kekasihnya, dia akan menganiaya kekasihnya dengan kekerasan seksual. Sudah tiga wanita yang pernah menjadi kekasihnya dan mengalami hal ini hingga kehilangan nyawa. Hanya Chiara yang masih beruntung, meski mengalami kekerasan seksual saat Iqnazio cemburu, namun nyawanya masih selamat. Ilario kemudian bertemu dengan Chiara, dan merasa hatinya tersentuh cinta. Cinta yang tidak pernah dirasakan selama menjadi Billionaire Playboy. Sayangnya cinta itu membuat Chiara mendapat celaka dari Iqnazio. Tapi Chiara tetap beruntung sebab Ilario cepat menyelamatkannya. Lalu juga Austin ayah dari kakak beradik kembar itu juga menebus semua kesalahan Iqnazio dengan memberi Chiara beasiswa ke Sydney untuk menyelesaikan SMU, bahkan beasiswa itu juga berlaku untuk Chiara Kuliah nantinya. Ilario merasa lega dengan yang Austin lakukan. Lebih lega lagi karena Austin minta dia menemanin Chiara di Sydney, sebab Austin tahu dia tersentuh cinta ke Chiara. Sedangkan Iqnazio nelangsa dikirim Austin ke Afganistan. Selama di Sydney, Ilario dan Chiara menjalin cinta yang hangat dan manis, hingga mereka pun menikah sirih, dan lahirlah satu anak manis bernama Dante Sanders buah cinta mereka. Namun sayangnya saat Chiara memutuskan Kuliah di Jakarta, badai demi badai menghampiri mereka, membawa pula Chiara kembali ke pelukan Iqnazio yang masih mengalami gangguan kejiwaan tersebut. Apa yang terjadi selanjutnya?

Sofia_Zelmira · Urban
Not enough ratings
8 Chs

Gadis Lugu Di Antara Si Kembar

Iqnazio perlahan memindahkan kepala Chiara dari lengannya, ditaruh hati-hati ke atas bantal. Dia sedari tadi mengelonin Chiara tidur, sebab Chiara yang dibawanya turun dari Helikopter dalam keadaan tidur tapi gelisah terus.

Setelah dilihat Chiara tetap pulas tidur, perlahan turun dari tempat tidur mereka, dipakai sandalnya, dan keluar dari kamar. Sampai di luar sudah menanti Riko. Riko mengabarinya via sms tadi. Riko datang bersama dokter Dafa, dokter pribadinya Iqnazio.

"Tuan muda." Riko melihat Iqnazio masih menggenakan pakaian tadi, "Saya bawa dokter Dafa untuk mengobatin Anda." Ditunjuk dokter Dafa disisinya.

"Makasih Riko." Iqnazio tersenyum tipis, dibawa mereka ke ruang tengah, duduk di sofa, lalu melepas kemeja dan celana panjangnya, hanya memakai celana boxer.

Tidak lama dokter Dafa mengobatin Iqnazio dibantu Riko dan Bruno.

"Riko." Iqnazio memanggil Riko sambil mengernyit menahan sakitnya, sebab luka akibat terkena pecahan kaca depan Jeepnya sedang dijahit dokter Dafa, "Gimana tugasmu itu?"

"Sudah selesai, Tuan. Kami bikin seperti kecelakaan."

"Lalu Jeep saya?"

"Maaf Tuan, terpaksa saya korbankan bersama mereka. Jeep anda mengalami kerusakan sangat parah. Tapi sudah saya minta pihak Asuransi menggantinya dengan yang baru."

"Tidak mengapa soal Jeep saya. Yang penting Farhat sudah mendapatkan hukuman yang seharusnya dia terima."

Riko menghela nafas, sebab sikap Iqnazio sama dengan Ilario saudara kembar Iqnazio, dan Austin ayahanda si kembar ini. Jika ada orang yang keterlaluan kurangajar, sudah dihajar, tapi ngeyel, tidak segan menghabisi orang itu. Dan karena mereka Billionaire yang kebal hukum, pihak keluarga korban tidak bisa mengusut kematian itu atau menuntut mereka ke jalur hukum.

Iqnazio mau bicara, namun terdengar suara Chiara mencarinya,

"Kak Zio! Kak! Kakak di mana?"

Iqnazio menghela nafas, Chiara pasti gelisah lagi, dan akhirnya terbangun. Saat terbangun tidak menemukan Iqnazio disisinya, segera mencari Iqnazio. Iqnazio segera memakai kembali pakaiannya, minta dokter Dafa dan Riko menyingkir, agar Chiara tidak semakin cemas.

"Kak Zio!" suara Chiara kembali terdengar. Chiara berdiri di depan pintu kamar, tidak berani kemana-mana, kejadian tadi membuatnya takut pergi tanpa Iqnazio.

"Aku di ruang tengah, sayang!" sahut Iqnazio, "Kemarilah, tidak usah takut."

"Ngga mau!" Chiara mendengar suara Iqnazio, "Ara takut Pak Farhat mendadak kemari, Kak!"

"Astaga!" Iqnazio menghela nafas, segera didatangin Chiara, tampak Chiara berdiri di depan pintu kamar mereka dengan wajah ketakutan, "Sayang, kita sudah di room Aku. Kamu aman di sini. Farhat atau keluarganya tidak tahu tempat ini. Karena Aku tidak mencantumkan alamat tempat ini di data diriku di SMU kamu itu." Dimintanya Chiara tenang.

Chiara memelukkan kedua tangannya dipinggang Iqnazio, badannya dilesakan ke badan Iqnazio. Iqnazio menghela nafas, merasa iba dengan Chiara. Chiara masih remaja, tidak pernah mengalami kejadian menakutkan. Hanya pernah mengalami kejadian orangtuanya bertengkar saja. Iqnazio mendekap Chiara, ditenangkan kekasihnya ini yang terpaut usia dengannya 8 tahun.

+++

Ilario menyusuri deretan makanan ringan yang tersusun rapih di rak-rak di sebuah Hypermarket terkemuka di Jakarta ini. Ilario lalu berhenti, mengambil sebungkus makanan ringan, dilihat tulisan yang tertera di kemasan, lalu tersenyum sambil memasukan ke dalam tas belanja transparan, kemudian jalan lagi sambil meneliti kembali deretan makanan ringan berikut, namun matanya kemudian melihat Chiara yang tidak jauh darinya.

Tampak Chiara menjulur-julurkan badan ke atas di mana satu tangan gadis itu ingin mengambil sebungkus biskuit yang tersusun di rak atas.

"Awassss!" pekik Ilario pelan, sebab gegara aksi Chiara, biskuit lain bergoyang, cepat dia lari untuk menahan biskuit tersebut agar tidak berjatuhan menimpa Chiara.

Chiara terkaget dengan kedatangan Ilario, mengamati Ilario sedikit takut. Pasalnya penampilan Ilario saat ini penampilan eksekutif muda. Mana Ilario gagah pula profiel wajahnya. Postur badan Ilario atletis dengan dada bidang kotak-kotak.

Lain dengan Ilario, Dia menilai Chiara cantik menggemaskan, apalagi postur badan Chiara sintal dengan Payudara padat terceplak di kaos yang dikenakan Chiara. Kemudian Ilario merasa hatinya berdesir rasa yang tidak pernah dirasa saat melihat atau bersama Perempuan.

Chiara tersadar diamatin Ilario dengan pandangan terpesona, bergegas balik badan, dan mau jalan meninggalkan Ilario. Dia tidak mau dilirik Pria lain demi Ignazio kekasihnya yang juga gurunya di SMU. Hal lain kalo sampai Ignazio mendapatinya dilirik Pria lain, Ignazio akan terbakar cemburu, dan melampiaskan amarah dengan menyetubuhinya dengan kasar. Bikin badannya memar akibat dipukul atau digigit.

"Nona tunggu!" seru Ilario cepat, merasa bersalah bikin Chiara ketakutan, segera ke hadapan Chiara, "Maaf, jangan takut." ujarnya to the point.

Chiara terkesiap, ditatapnya Ilario.

"Nona mau ambil biskuit apa?" Ilario mengalihkan pembicaraan, agar Chiara hilang rasa takut ke dia, "Biar Saya bantu ambilkan."

Entah kenapa aksi Ilario berhasil menghapus rasa takut Chiara. Chiara menunjuk ke biskuit yang mau diambilnya tadi.

"Canola Choco Sandwich." Chiara menyebut nama Biskuit yang diinginkan.

"Oke." Ilario paham, otak cerdasnya merekam keterangan Chiara, lalu segera diambil biskuit yang diinginkan Chiara, dan dikasih ke Chiara. "Silahkan."

"Terima kasih." Chiara mengambil Biskuit itu sambil mengucapkan terima kasih.

"Sama-sama. Kamu pengen biskuit apalagi? Biar kubantu carikan."

Chiara menggeleng, "Tidak ada. Terima kasih."

"Oke." Ilario paham, "Maaf namaku Ilario. Kamu?"

"Chiara."

Ilario mau menyebut ulang nama Chiara, tapi terdengar suara Ignazio.

"Chiara!!"

Refleks Chiara dan Ilario balik badan ke arah belakang, dan melihat Ignazio tergesa jalan mendekati Chiara dengan wajah cemburu. Chiara bergidik melihat ini. Namun wajah cemburu Ignazio berubah kaget saat melihat Ilario.

Ilario juga kaget melihat Ignazio.

Ignazio langsung meraih tangan Chiara, digenggamnya,

"Kita pulang." Ignazio bicara singkat ke Chiara, sambil menarik Chiara berjalan.

"Ignazio!" seru Ilario cepat menahan langkah Ignazio dan Chiara.

Ignazio terpaksa berhenti, tapi tidak melihat ke Ilario. Ilario bergegas ke hadapan Ignazio.

"Mama mencarimu." Ilario bicara sambil memandang Ignazio saudara kembarnya, "Kamu ternyata di Jakarta? Apa Kamu baik-baik aja?" disentuh sisi lengan Ignazio dengan satu tangannya. Dia tampak lega melihat Ignazio.

Tiga tahun lalu, Austin Papa mereka mengusir Ignazio dari rumah mereka di Washington, sebab Ignazio membunuh Mirza kekasih Ignazio. Sebenarnya bukan membunuh, namun dianiaya secara kekerasan seksual, lalu Mirza mengalami luka-luka sangat parah sehingga berakhir meninggal. Austin sangat marah dengan apa yang dilakukan Ignazio, sebab kejadian itu bukan sekali terjadi. Dua pacar Ignazio sebelum Mirza juga meninggal akibat dianiaya dengan kekerasan seksual.

Beruntung Ignazio punya Austin yang Billionaire terkemuka, sehingga tidak mendekam di Penjara. Bahkan Austin pula yang menenangkan keluarga korban agar tidak menuntut Ignazio baik hukuman Penjara, mau pun hukuman mati.

Austin bukan hanya mengusir Iqnazio, tapi semua kemewahan hidup yang dimiliki Ignazio, diambil olehnya. Namun Ilario sebagai kakak tidak tega, diam-diam saat Ignazio mau pergi, diberinya sekoper berisi uang cash dan salah satu Black Card miliknya ke Ignazio. Untuk bekal Ignazio.

Ignazio tidak memakainya sama sekali, sebab tanpa sepengetahuan keluarga mereka, Ignazio punya tabungan pribadi, hasil Dia mengajar di 2 SMU di Washington, dan hasil menjadi Pembicara di beberapa Seminar Pendidikan baik di Washington mau pun di luar Negeri. Ignazio pun ke Jakarta, hingga akhirnya mengajar Biologi di SMU tempat Chiara Sekolah.

Sepeninggalan Ignazio, Madalena Ibunda mereka merasa kehilangan. Madalena diam-diam mengutus orang-orangnya di Winter Boutique Perusahaan fashionnya untuk mencari Ignazio. Ilario pun diam-diam mengutus orang-orangnya di Golden Pearl untuk mencari Ignazio. Siapa sangka Ilario yang berada di Jakarta karena sudah memindahkan Kantor Pusat Golden Pearl ke Indonesia ini, bertemu Ignazio.

Ignazio menepis kasar tangan Ilario, ditatap kesal Ilario.

"Untuk apa mencariku, setelah Papa mengusirku? Mama bahkan diam saat itu."

"Ignazio, tidak kah kamu paham? Kalo Papa sudah mengeluarkan ultimatum, Mama tidak bisa membantah."

"Begitu kah? Kenapa Mama selalu mendebat Papa, kalo Papa keluarkan ultimatum ke kamu?"

"Mana pernah Papa keluarkan ultimatum ke Aku?"

"Itu yang Aku benci." Ignazio menjadi kesel.

Chiara diam membisu, hanya mengamati kedua orang ini yang sepertinya bersaudara. Dan Chiara baru menyadari profiel kedua Pria itu sama, meski tidak sama-sama banget. Jelas sama, karena Ilario dan Ignazio anak kembar tidak identik. Ilario profielnya gagah, Ignazio profielnya ganteng.

"Please, temuin Mama di rumahku." Ilario dengan sabar membujuk Ignazio, "Paling tidak Mama tahu Kamu baik-baik saja."

"Tidak." Ignazio menolak tegas, dihela kasar Ilario dari hadapannya, segera kembali diraih tangan Chiara, lalu membawa dirinya dan Chiara pergi. Tapi mendadak Dia berhenti, membalikkan badan, menatap Ilario. "Ah ya, tolong jangan ganggu Chiara. Dia Murid aku." pintanya tegas.

"Muridmu?" Ilario terheran mendengar ini, "Kamu mengajar di SMU mana saat ini? Beritahu Aku, agar Aku bisa bawa Mama menemuimu di tempatmu mengajar."

Ignazio membuang muka ke arah lain dengan kasar, lalu segera membawa dirinya dan Chiara pergi.

'Ignazio memacari Muridnya?' tanya hati Ilario, sebab melihat wajah Ignazio penuh kecemburuan. Sejurus kemudian, Ilario tersentak, menyadari sesuatu,

"Gawat ini." Ilario cepat mengeluarkan Ponsel dari saku depan celana panjangnya, telpon Marko assistennya, "Marko, lekas kamu utus Matt segera menyusul Ignazio, ikutin hingga tahu di mana dia tinggal. Lalu cepat pasang Alat Penyadap, hubungkan kemudian ke Ponsel saya. Urgent!" lalu Ilario bergegas ke Kasir, bayar pakai uang Tunai, lalu lari ke lift. "Ya Tuhan selamatkan gadis malang itu.." dia komat-kamit berdoa sambil masuk ke dalam lift.

+ TO BE CONTINUE +