100 99. Mainan Baru

"Mas," Nindi menggeliat pelan dalam belitan lengan Dewa. Wanita itu perlahan membuka mata lalu tersentak dan langsung bangun dari pembaringannya.

Di luar langit sudah sangat gelap. Nindi mengusap kasar wajahnya lalu meraih pakaiannya yang berserakan di lantai. Nindi bergegas keluar kamar dan berlari ke lantai 2 di mana kamar kedua putranya berada.

Gara-gara Dewa ajak ibadah mendadak, Nindi sampai ketiduran dan melupakan keempat anaknya. Padahal tadi sore Nindi belum sempat mengatakan pada Kafka dan Julio untuk segera mandi.

"Bang," panggil Nindi mengetuk kamar Kafka.

Seruan masuk dari dalam membuat Nindi membuka pintu dan menata putra sulungnya kini tengah berbaring di atas ranjang. Nindi tersenyum dan berjalan mendekat.

"Udah mandi kan?" tanyanya sambil melirik jam di atas nakas sebelah ranjang Kafka.

"Udah. Tadi Abang suruh Julio juga mandi," jawabnya.

Nindi menghela napas. Syukurlah. "Laper gak? Bunda masak sebentar ya, ketiduran," ujarnya sedikit meringis.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter