webnovel

Reinkarnasi

"Alfred..."

"Alfred..."

"Pssttt..."

"Bangun, jiwamu sudah ku bangkitkan.."

Suara itu membangunkanku, tak tahu dimana aku sekarang, perlahan mataku mulai terbuka. Yang kulihat pertama kali adalah sosok Dewi cantik yang terlihat Agung dimataku.

"Siapa kau?".

Dewi itu menatapku, tubuhnya yang harum tepat berada diatasku. Sedikit mencolek bagian sensitifku, aku tak tahu apa seorang Dewi tahu bahwa ini sedikit tidak nyaman bagi Cowo perjaka sepertiku.

"Akhirnya kau bangun juga... lihatlah!".

Dewi itu berdiri di sampingku, sambil menunjukkanku ke sekitar diriku yang telah berubah menjadi tempat Dewi atau dewa berada.

"Jadi ini... tempat para dewa?".

tubuhku lemas, sepertinya kematianku sebelumnya sangat menyakitkan. Aku tak ingat semuanya dengan jelas, hanya beberapa potongan kecil.

"Teman teman lab ku?".

Dewi itu memiringkan kepalanya, terlihat sangat lucu dan cocok dengan postur tubuhnya yang mungil itu.

"teman teman mu selamat ko".

"ah... syukurlah".

aku melihat keseklilingku kembali, tempat ini terasa sangat asing dan penuh keajaiban. Energi aneh seperti berlarian kesana kemari, sebuah Kilauan yang biasa kusaksikan di film fantasi ternyata nyata! ini adalah kenyataan! kehibutan setelah mati itu ada!.

warna biru bercampur ungu dan merah jambu menjadi hiasan dilangit yang terlihat seperti alam semesta tanpa atmosfer bumi yang dulu sering kulihat, mungkin seperti ini rasanya pergi ke luar angkasa. Menyaksikan keagungan alam semesta seperti milik kita sendiri.

Dewi itu mengucapkan mantranya, tepat di hadapanku dia mengeluarkan cahaya berkilauan dari tangannya. sepertinya dia ingin melakukan sesuatu... sebuah lingkaran sihir yang terlihat seperti Rumus Kimia saling menyatu di hadapanku, kemudian berputar dan meledak menjadi butiran butiran cahaya yang mengelilingi diriku.

"Apa ini?".

lembaran kertas muncul dari setiap cahaya yang ada, jumlahnya ribuan, tidak! jutaan! aku tidak bisa menghitung nya dengan pasti, tapi ini... sangat banyak!

"Ini adalah skill yang bisa kau miliki... silahkan pilih salah satu". ucap sang Dewi itu sambil tersenyum ke arahku..

"Aih langsung pilih skill? apa tidak memilih nama dan Role dulu?".

Dewi itu terkejut dengan perkataanku, sepertinya dia lupa urutan mereinkarnasi orang.

"Heh? m-maap sudah lama aku tidak mereinkarnasi orang".

"sudah kuduga".

"Baik kalau begitu silahkan pilih nama dan Role mu".

Akupun kemudian memilih Role sebagai Pahlawan, dengan nama asliku, Alfred LeBouf.

sepertinya sang Dewi tak senang, dia langsung menunjukan wajah marah marahnya yang lucu.

"Kenapa kau tulis nama aslimu! tadi kukira kau mau mengganti namamu dasar pahlawan bodoh!".

"hehe maaf, aku hanya ingin menghargai ibuku yang telah memberikan nama".

Dewi itu memutar matanya, terlihat sekali dia sangat kesal namun tak ingin mengutarakannya karena menghargai keputusanku. Sungguh Dewi yang mudah ditebak.

"Apa kau yakin ingin menjadi pahlawan?". "masih banyak Role bagus yang tugasnya lebih ringan dari pahlawan". ucap sang Dewi itu.

namun aku yang sedari dulu ingin menjadi pahlawan tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini.

"tidak, aku tetap ingin menjadi pahlawan".

"asal ku tahu yak, menjadi pahlawan didunia yang akan kau tempati berarti kau harus menjadi salah satu dari 4 Pahlawan Newton".

aku terkejut saat Dewi itu mengucapkan kata Newton.

"Isaac Newton?".

"iya, dia adalah dewa pengetahuan, dia baru aja diangkat menjadi dewa 5000 tahun yang lalu". ucap Dewi itu yang semakin membuat mataku terkejut

"apa maksudmu? Newton tidak hidup di jaman Mesir kuno? apa kau keliru Dewi".

sang Dewi pun menceritakan bahwa, Waktu yang berjalan di dunia dewa dan manusia berbeda. tidak linear, ataupun bisa ditebak.

"kau mengerti sekarang?".

bagiku yang berpegang pada ilmu pengetahuan, tak sanggup menerima kenyataan bahwa Newton diangkat menjadi dewa 5000 tahun yang lalu, Bakan Newton belum ada di dunia manusia 5000 tahun yang lalu.

"sudahlah, Karena kau akan menjadi 4 pahlawan Newton. kau harus mengisi kekosongan dikursi itu, itulah tugasmu. namun kau tak akan ingat apa apa selain namamu, bila kau gagal... kau tak akan bisa lagi bereinkarnasi".

Dewi itu menutup ceramah panjangnya, lalu bersiap mengirimkan ku ke dunia lain. dimana pedang dan sihir menjadi hal lumrah disana.

"t-tunggu aku belum memilih skillku".

"aih? bukannya kau sudah menyebutkannya?".

"a-apa maksudmu?".

"jangan becanda pahlawan! sebentar lagi kau akan ku kirimkan ke dunia berikutnya".

mataku mencari kertas skill yang bertebaran di sekitarku, yan kucari yaitu...

"Kekuatan tak terbatas! penyembuh total! ketampanan maksimal! Slime over power!".

sialnya, aku tidak bisa menemukan kekuatan yang ku mau.

dan akhirnya...

ketika ku sedang menatap sebuah bertuliskan "Rotation". tubuhku sudah terhisap lubang cacing yang mengirimkan ke dunia lain

"tidak! tidak! tunggu dulu, skill apa ini? apa maksudnya!".

"Sudah gunakan saja sebisa mu, nanti akan ku kabari bila sudah waktunya".

"jangan becanda Dewi!".

"dahhhh!!! semoga kau beruntung".

"lagi pula kenapa cara transmigrasi harus dihisap seperti tadi sial!".

dan...

proses reinkarnasi selesai.

"Hoekkkkkk!!!!". aku muntah muntah karena efek transmigrasi yang begitu brutal. rasanya tubuhku sempat terpisah mencair, memanjang, dan banyak rasa yang indraku saja tak bisa menjelaskannya.

namun inilah aku sekarang, diatas bukit. menatap Padang rumput yang luas. dibawah naungan langit biru yang cerah.

"Hufftt... sudahlah, jalani saja". udara disini begitu segar, rasanya paru paru lu kembali bersih. dan Energi ku jauh lebih banyak dari sebelumnya, aku tidak tahu ini faktor lingkungan yang asri atau memang statusku yang sebelumnya manusia biasa, sudah berubah menjadi pahlawan.

"Rotation? apa maksudnya memutar benda?".

"ku kira itu semacam bakat, jadi tidak berhubungan dengan sihir yang ada di dunia ini".

"jad aku memang lupa ya tujuan ku disini apa?".

"Dewi itu... memberiku skill seenaknya, dan membuatku lupa misi utamaku".

aku merasakan ada yang aneh di ujung jari jariku, daun yang terbawa angin hinggap di sana dan berputar putar seperti bola basket.

"Jadi ini adalah skill spesial ku?".

yang kupikirkan saat pertama kali melihat ini...

"Skill tidak berguna! lebih baik aku belajar berpedang atau menggunakan sihir saja di dunia ini! sial!".

- Alfred LeBouf