webnovel

Devil Beside Me

Selama hidupnya Nara tidak pernah tahu bahaya di balik paras cantik yang ia miliki. Menjadi bulan-bulanan hingga pada akhirnya ia bertemu iblis yang akan menjungkir balikkan dunianya. Dunia yang tidak pernah ia ketahui sebelumnya.

Kimrara23 · Fantasy
Not enough ratings
7 Chs

Dewi Pelindung?

"Kita harus membuangnya!"

"Apa maksudmu?"

"Kita harus membuang Olivia dari kerajaan ini."

"TUAN!!!"

Perdebatan sengit di kuil suci membuat suasana menegang mereka saling melirik satu sama lain. Tuan Deka selaku pemimpin kuil hanya bisa mendelik marah mendapati saran dari tetua untuk membuang putrinya yang sedang hamil.

"Deka, apa kamu tidak ingin putrimu hidup?!" pria paruh baya dengan kain putih yang melilit tubuhnya menatap Tuan Deka sengit. "Jika memang kamu menginginkan Olivia mati di tangan Perdana Menteri, aku tidak akan menahanmu untuk membiarkan Olivia di sini. Tapi, jika kamu menginginkan keselamatannya maka asingkan dia!"

Tuan Deka terdiam. Ia memikirkan semuanya, semua kemungkinan yang akan terjadi di kuil ini jika ia tetap membiarkan Olivia di sana.

"Ketua, kita butuh Dewi Pelindung untuk lahir dan hidup. Tolong kami!" teriak beberapa murid yang hadir di ruang itu.

Sudah beberapa ratus tahun berlalu bukan berarti Dewi Pelindung tidak pernah lahir. Mereka, Kuil Suci melahirkan Dewi Pelindung lainnya hanya saja kelahiran itu terus terendus Perdana Menteri dna berakhir mereka mati ditangannya.

"Baiklah," pada akhirnya Tuan Deka mengalah, ia menyetujui keputusan para tetua. Ia harus mengasingkan putri kesayangannya, membuangnya ke desa terpencil nan jauh dari kerajaan Emerland.

"Kita tetap akan mengawasinya, tapi jangan sampai Perdana Menteri atau pihak istana tahu ini!"

Semua mengangguk mendapati perintah sang tetua. Tuan Deka menghela napasnya kasar, ia hanya bisa berharap putri dan calon cucunya akan baik-baik saja.

Memang bukan hal mudah melahirkan Dewi Pelindung terlebih di kuil suci hanya beberapa wanita yang tinggal. Kuil lebih banyak diisi lelaki dan para wanita berasal dari manusia yang rela mengabdi dan menikah dengan petinggi kuil. Hal itupun tidka menjamin jika mereka dapat melahirkan penerus suci untuk kerajaan.

"Aku akan berbicara kepada Olive, kalian siapkan keberangkatan malam ini!" titah Tuan Deka dan berlalu dari ruangan.

Mereka yang masih berada di dalam hanya bisa menghela napas sedih, Olive merupakan wanita yang begitu baik. Kehamilannya sangat di tunggu terlebih hal-hal malang yang sudah ia lalui tidak membuatnya menjadi wanita yang lemah. Olive harus kehilangan suaminya saat kerusuhan antar Iblis dan pelindung kuil.

Saat itu Olive tidak dapat membendung kesedihannya, suami yang menjadi kebanggaannya harus tewas di tangan para iblis yang murka. Mereka menyalahkan kuil karena belum memberi keturunan suci untuk mereka. Apa semua ini kesalahan kuil? Tentu tidak!

Mereka yang berada di balik kerajaanlah yang bersalah.

"Olive,"

Tuan Deka menghampiri putrinya yang termenung. Wajahnya terlihat begitu lemah namun pancaran kecantikan tidak dapat dipungkiri.

"Ayah," sapa Olive lembut dengan senyum khasnya.

"Ada yang harus Ayah beritahu,"

"Hmm, Olive tahu."

Tuan Deka membelalak, ia menarik putrinya ke dalam pelukan memberi kasih sayang yang begitu melimpah. Tumbuh tanpa seorang ibu membuat Tuan Deka sering kali merasa bersalah. Beruntung Olive tumbuh di kuil yang begitu baik. Ia menjadi gadis yang begitu cantik mampu membuat para pria jatuh hati dengan paras dan juga hatinya.

"Maafkan Ayah. Ayah tidak dapat melindungimu, hanya ini yang bisa kami lakukan menjauhkanmu dari kerajaan agar mereka bedebah gila itu tidka melukaimu."

Tuan Deka mengelus lembut kepala Olive.

"Ayah akan terus mengawasimu dari jauh, jangan pernah takut dan percayalah semua akan baik-baik saja."

"Hmm, aku percaya Ayah dan lainnya akan melindungiku dan lagi pula aku ingin bayi ini lahir dengan selamat terlepas laki-laki atau pun perempuan. aku ingin hidup bersamanya lebih lama."

Tuan Deka semakin merasa bersalah, ia harus melakukannya. Melindungi putri kesayangannya.

"Malam ini bersiaplah, aku akan mengantarmu ke desa tempat Putera Mahkota tersegel. Di sana kamu akan aman karena mereka tidak akan pernah tahu kamu di sana. lagi pula, di sana banyak manusia yang akan menjagamu. percayalah!"

Olive mengangguk sesekali ia mengelus pelan perutnya yang semakin membuncit. Entah mengapa ia yakin jika anak di kandungannya berjenis kelamin perempuan dan hal itu semakin membuatnya takut.

***

"Cih, manusia!!"

Ervin menatap gadis yang tadi ia temukan. Luka di sekujur tubuh sudah ia balur dengan beberapa ramuan dan dengan kekuatan yang ia miliki, ia mencoba menyembuhkan gadis ini.

"Kenapa dia bisa sampai di tempat ini?! Ini bukan tempat yang mudah ia tembus. Jika memang dia manusia biasa, ia akan terlempar ke jurang sesungguhnya dan mati begitu saja. Atau mungkin ada hal lain?"

Ervin berusaha untuk menelisik kembali, melihat paras gadis itu membuatnya ingat dengan seseorang. Seseorang yang menjadi penyebab ia berakhir di gua menjijikan ini.

Ervin berlalu meninggalkan gadis itu dan pergi berburu, setidaknya jika gadis itu nanti bangun ia sudah menyiapkan makanan untuknya dna ia harus memastikan sesuatu, ia harus melihat kembali tempat gadis itu jatuh.

Dengan kecepatan kilat Ervin sudah sampai di tempat semula, tempat ia menemukan sang gadis dan melihat semuanya. Darah yang sempat membasahi tanah kini sudah di penuhi pepohonan dan bunga-bunga indah.

"Ini aneh, aku baru melihatnya!" serunya tidak menutupi keterkejutan yang ia lihat.

Ervin mendekat, ia melihat bunga putih yang tumbuh dnegan subur, bunga yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

"Ini apa?!" ucapnya frustasi. Ia semakin yakin gadis yang ia temui bukanlah gadis biasa. Siapa dia dan bagaimana mungkin ia bisa datang di dimensi ini?

Ervin bertekad untuk mencaritahu semuanya.

Hari sudah semakin gelap, Ervin kembali dengan dua kelinci di tangannya. Ia segera mengolah makanan itu dan sesekali mengecek tempat sang gadis tertidur lelap masih enggan membuka mata meski lukanya perlahan menghilang.

Ervin kembali membawa makanan di tangan, ia semakin menelisik tubuh gadis itu dan menemukan sesuatu yang mampu membuat bulu kudunya meremang, Sesuatu yang lama tidak ia lihat.

"Ti-tidak mungkin!" seru Ervin dan membuka selimut yang menutupi gadis itu.

Ervin menarik pergelangan tangannya dan menatapnya dalam. Jika dengan mata telanjang perbedaan itu tidak akan terlihat. Ervin menggunakan mata iblisnya untuk melihat lambang yang lama ia rindukan. Lambang yang akan membuatnya keluar dari tempat ini.

"Mu-mungkinkah kau Dewi Pelindung?!" cicitnya tidak percaya.

Tapi, semua sirna saat Ervin melihat tanda lain di yang menyala, tanda yang baru Ervin lihat. Ervin memundurkan tubuhnya ia menggeleng.

"Ti-tidak, siapa sebenarnya dirimu?!!!!"

Perlahan, mata cantik itu terbuka membuat Ervin semakin waspada dan mencengkram erat bajunya.

"Arghh," cicit gadis itu saat matanya mulai terbuka perlahan, ia meringis kesakitan membuat Ervin kembali mendekat dan menatapnya. Melihat tubuh yang semula terluka kini sudah membaik seolah tidak terjadi sesuatu yang mengerikan terhadapnya.

"A-aku dimana?"