webnovel

Devil's Servant In The Second Life 21+

Sinopsis : Edzhar hidup bahagia bersama orang yg dia cintai Luna, namun ada bangsawan jahat sebut saja mereka para ugly bastard ingin menangkap Luna dn memperkosanya. Edzhar seorang pria yang kehilangan orangtuanya sejak kecil, Ayahnya yg dibunuh oleh bangsawan jahat dn kehilangan Ibunya yang direnggut bangsawan jahat sehingga tidak pernah merasakan kasih sayang dari seorang Ibu. Setelah disiksa dn dipukul hingga kepalanya berdarah, Edzhar kehilangan ingatan tentang masalalu kecilnya dn cambukan membekas di pungungnya. Menjadi seorang anak yang sebatang kara, Edzhar tidak pernah mengetahui jika ibunya menjadi pelacur sejak dia tangkap bangsawan jahat dan disuruh melayani pria hidung belang, Edzhar menelan kepahitan menjadi anak dari seorang pelacur tanpa mengetahuinya. Rencana licikpun mulai dipikirkan mereka untuk menyingkirkan Edzhar yang merupakan kekasihnya, mereka membakar rumah Edzhar dan mengkambing hitamkan Edzhar sebagai iblis yg menyamar sebagai manusia. Sehingga para warga di kota itu membakar rumahnya dn mengekskusi Edzhar di tengah kota, mereka mencoba membakar Edzhar seperti memperlakukan para penyihir dengan hukuman dibakar hidup-hidup. Para bangsawan Ugly bastard itu akhirnya mengambil kesempatan untuk menangkap Luna dan menjebloskannya dipenjara bawah tanah sementara itu Edzhar berhasil kabur ke hutan namun sayang dia akhirnya terbunuh juga oleh salah satu bangsawan. Edzhar dihidupkan kembali oleh seorang perempuan cantik bernama Eva yg merupakan seorang Vampire sehingga Edzhar harus menjadi pelayan Iblisnya. Setelah Eva menyelamatkan Luna dari Bangsawan jahat itu dan Edzhar telah menjadi Vampire, kini saatnya Edzhar menenuhi semua ambisinya, membalaskan dendamnya, menghancurkan semua orang yg pernah menghancurkan kebahagiannya. Bagaimana kisahnya? Edzhar Vampire yang dipenuhi ambisi membalas dendam, apakah dendam orangtunya akan terbalaskan, dapatkan Edzhar kembali bertemu dengan ibunya, ikuti terus cerita ini dengan membacanya.

Eiva_Havnie · Fantasy
Not enough ratings
16 Chs

Chapter 14 - Racun Anggur Merah

Eva Valenchia dan Silvia Margaretha sedang berdiri di tengah taman kota, Silvia sedang memandangi bulan di malam hari, lalu berkata kepada Eva, "Apa yang akan kau lakukan Eva Onee-Sama?"

Eva yang sedang berdiri dan mengingit jemari kirinya berkata, "Aku akan memanggil binatang iblis untuk mengintai tempat pedagang budak tersebut berada."

Silvia, "Binatang iblis apa yang akan kau panggil Silvia Onee-Sama?"

Eva, "Kelelawar Vampire"

Eva menunjukkan cara memanggil binatang iblis kepada Silvia melalui cairan darah, Eva berkata, "Lihatlah ini Silvia, inilah cara menanggil binatang iblis dengan darah."

Silvia, "Aku mengerti Eva Onee-Sama, lalu apa fungsi darah itu ketika menggunakan sihir pemanggilan?"

Eva, "Darah digunakan sebagai syarat untuk melakukan kontrak dengan binatang iblis uga sebagai sarana pemanggilan."

Eva mulai memanggil binatang iblis dengan setetes darah dari jemari tangan kirinya yang terluka.

Eva berucap, "Muncullah, binatang iblis, dengan darah segar ini aku memanggilmu untuk datang di hadapanku!"

Darah segar itu jatuh di tanah dan tidak lama kemudian setelah Eva mengucapkan mantera memanggil tersebut, sebuah lingkaran berwarna merah menyala muncul dari tanah.

Sesosok kelelawar pemakan darah bertubuh hitam mulai muncul dari lingkaran sihir tersebut.

Perintah Eva untuk menemukan tempat keberadaan para pedagang budak di kota ini, "Tamukan para pedagang budak yang baru datang ke kota ini hari in!"

Kelelawar iblis penghisap darah tersebit memiliki kecerdasan seperti seorang manusia, dia mampu menemukan seseorang melalui bau dan jejak ditinggalkan.

Sementara menunggu hasil dari kelelawar iblis penghisap darah menemukan keberadaan parapedagang budak tersebut, Eva dan Silvia datang ke tempat para budak di jual.

Tidak lama diperkirakan, kelelawar iblis itu telah menemukan keberadaan pedagang budak yang menangkap Silvia dan menjualnya ditempat pedagang budak di kota ini.

...

Eva dan Silvia berangkat menuju tempat para pedagang budak tersebut. Di dalamnya sangat ramai, ada yang berpesta dan pelayan yang siap melayani mereka dengan secangkir minuman beralkohol.

Eva berkata, "Apakah kamu pernah membunuh seseorang?"

Silvia, "Aku pernah sesekali dan aku hanya bisa menggunakan senjata pedang atau cakar."

Eva, "Jika begitu gunakanlah belati itu, bunuhlah orang-orang di sana, kamu bisa menyamar dan melumpuhkan pelayan di sana."

Silvia, "Baik aku mengerti Nona Eva."

Eva dan Silvia akhirnya berpisah, mereka punya tugas masing-masing yang harus dilakukan.

Seorang bernama William sedang menunggu Eva di jalan yang sepi, dan akhirnya Eva datang ke sana, apa yang telah di tunggu William, dia tidak sabar untuk menantikannya.

Akhirnya Eva bertemu dengan William dan dirinya terpesona akan kecantikan Eva yang ada di depannya, namun Eva sangat jijik dengan William dan malam ini Eva akan membunuhnya tanpa ampun.

Silvia masuk diam-diam ke tempat perbudakan tersebut. Dia masuk ke dalam ruang dapur dengan mengendap tanpa diketahui.

Satu persatu melumpuhkan mereka dengan sangat baik tanpa mereka sadari.

Silvia membuat mereka pingsang dan tidak membiarkan mulutnya untuk berteriak.

Jika ada salah satu dari mereka berteriak, ini akan gawat dan para penjual budak itu akan curiga.

Silvia menghantamkan ujung gagang belati untuk membuat mereka pingsan.

Silvia mengikat mereka satu persatu dan menutup mulut serta mata mereka dengan kain.

Kemudian Silvia menyekap mereka di gudang penyimpanan, tidak lupa mengunci gudang penyimpanan tersebut agar tidak ada yang bisa masuk.

Dan akhirnya berhasil juga, para bangsawan dan pedagang budak di sana tidak mengetahuinya.

Tidak ada satu pun merasakan mereka yang curiga akan tindakan berbahaya yang dilakukan oleh Silvia.

Silvia Margaretta memastikan semua wanita yang menjadi tawanannya disekap di dalam gudang tetap baik-baik.

Silvia memeriksa, berharap tidak ada yang terluka ataupun mengalam patah tulang pada bagian punggung.

Karena saat menyerang secara diam-diam, Silvia tidak menahan serangannya, dia menyerang punggung wanita-wanita itu dengan ujung gagak belati hingga mereka lumpuh pingsan.

Eva sedang bertatapan muka dengan William yang menurutnya adalah pria hidung belang.

Sedikit senyuman palsu diberikan oleh Eva telah menipu William yang ada di hadapannya.

Tanpa basa-basi Eva langsung menyerang William di jalan sepi tersebut tanpa memberi dia kesempatan untuk berteriak.

Walaupun dia berteriak keras, karena di situ sepi dan tidak ada satu pun orang yang mendengar teriakan minta tolongnya.

Sebuah belati yang sangat tajam ada di jemari tangan kirinya, William berlari ketakutan karena melihat wujud Eva sebagai seorang Vampire.

Dia berteriak, minta tolong namun tidak ada satu pun orang yang mendengarnya, hingga belati itu menghentikan pergerakannya, merobek perutnya.

Tidak puas melukainya dengan cara seperti itu, Eva menghantamnya dengan puluhan pisau menusuk tubuhnya.

Membuat pria bernama William itu bernasib malang, tubuhnya tertusuk puluhan pisau tajam menempel di dinding jalan.

Banyak darah yang berlumuran di sana. Eva meninggalkan segara tempat itu, dan terlihat ada dua orang datang ke tempat tersebut.

Mereka terkejut setengah mati, melihat bawahan pemilik tempat menjual budak tewas mengenaskan.

Tubuhnya menempel pada dinding, tertusuk oleh banyak pisau dan darah-darahnya mengotori tembok jalanan tersebut.

...

Silvia menyamar menjadi pelayan di sana, dia membawa sebotol anggur dan beberapa gelas kaca.

Mereka memandang Silvia melangkah mendekati mereka, seolah-olah menganggap Silvia adalah pelayan baru.

Silvia mulai menuangkan anggur merah itu kepada bangsawan dan para pedagang budak tersebut.

Tidak beberapa lama kemudian mereka tumbang karena keracunan, hanya beberapa orang saja yang masih hidup karena tidak meminum anggur merah itu yang telah di isi racun.

Tempat itu adalah sebuah penginapa yang telah di pesan para pedagang budak dari luar kota ini.

Mereka berpesta pora setelah berhasil menjual wanita yang mereka tangkap untuk dijadikan budak dan dijual di kota ini untuk mendapatkan koin emas lebih banyak.

Mereka berjumlah sekitar sepuluh orang, terlihat empat orang sedang meminum anggur merah yang telah diracun itu.

Sedangkan enam orang lainnya memilih untuk tidak meminumnya lebih awal, mereka terlihat curiga dengan Silvia.

Salah satu pria memandang Silvia, dia melihat seperti pernah melihat Silvia yang ada di depannya.

Silvia yang sedang menyamar berusaha untuk berhati-hati agar penyamarannya tidak terbongkar.

Mungkin mereka memang curiga karena hanya dirinya, satu-satunya palayan yang datang menghampirinya.

Tidak lama kemudian satu demi satu orang teracuni oleh anggur tersebut, empat orang di depan Silvia tumbang kehilangan nyawanya.

Salah satu orang berdiri, dia bernama Capelion, pemimpin dari rombongan pedang budak.

Capelion, "Siapa kau? Beraninya kau meracuni empat bawahanku!"

Capelion kemudian kembali berkata dan memerintahkan bawahannya untuk tidak meminum anggur merah itu.

Namun salah satu tidak mendengarkan perintah dari capelion dan akhirnya dia tumbang.

Capelion, "Kalian jangan minum anggur merah itu, anggur merah itu telah diracun oleh wanita sialan itu."

Mereka semua panik, mereka berdiri dari tempat duduknya setelah melihat salah satu temannny tewas oleh racun anggur tersebut.

Capelion, "Sudah kubilang jangan meminum anggur merah itu."

Capeliom memanggil pelayan lain yang ada di dalam penginapan tersebut namun tidak ada yang mendengarkannya.

"Dimana pelayan lainnya, pemilik hotelnya bahkan tidak muncul juga!"

Silvia, "Aku sudah melumpuhkan Mereka semua, sekarang yang ada di sini hanyalah alu dan kalian saja. Ini adalah balas dendamku kepada kalian!"

Capelion terkejut dan berkata, "Jangan-jangan kau adalah ...."

- To Be Continue -