webnovel

Devil's Servant In The Second Life 21+

Sinopsis : Edzhar hidup bahagia bersama orang yg dia cintai Luna, namun ada bangsawan jahat sebut saja mereka para ugly bastard ingin menangkap Luna dn memperkosanya. Edzhar seorang pria yang kehilangan orangtuanya sejak kecil, Ayahnya yg dibunuh oleh bangsawan jahat dn kehilangan Ibunya yang direnggut bangsawan jahat sehingga tidak pernah merasakan kasih sayang dari seorang Ibu. Setelah disiksa dn dipukul hingga kepalanya berdarah, Edzhar kehilangan ingatan tentang masalalu kecilnya dn cambukan membekas di pungungnya. Menjadi seorang anak yang sebatang kara, Edzhar tidak pernah mengetahui jika ibunya menjadi pelacur sejak dia tangkap bangsawan jahat dan disuruh melayani pria hidung belang, Edzhar menelan kepahitan menjadi anak dari seorang pelacur tanpa mengetahuinya. Rencana licikpun mulai dipikirkan mereka untuk menyingkirkan Edzhar yang merupakan kekasihnya, mereka membakar rumah Edzhar dan mengkambing hitamkan Edzhar sebagai iblis yg menyamar sebagai manusia. Sehingga para warga di kota itu membakar rumahnya dn mengekskusi Edzhar di tengah kota, mereka mencoba membakar Edzhar seperti memperlakukan para penyihir dengan hukuman dibakar hidup-hidup. Para bangsawan Ugly bastard itu akhirnya mengambil kesempatan untuk menangkap Luna dan menjebloskannya dipenjara bawah tanah sementara itu Edzhar berhasil kabur ke hutan namun sayang dia akhirnya terbunuh juga oleh salah satu bangsawan. Edzhar dihidupkan kembali oleh seorang perempuan cantik bernama Eva yg merupakan seorang Vampire sehingga Edzhar harus menjadi pelayan Iblisnya. Setelah Eva menyelamatkan Luna dari Bangsawan jahat itu dan Edzhar telah menjadi Vampire, kini saatnya Edzhar menenuhi semua ambisinya, membalaskan dendamnya, menghancurkan semua orang yg pernah menghancurkan kebahagiannya. Bagaimana kisahnya? Edzhar Vampire yang dipenuhi ambisi membalas dendam, apakah dendam orangtunya akan terbalaskan, dapatkan Edzhar kembali bertemu dengan ibunya, ikuti terus cerita ini dengan membacanya.

Eiva_Havnie · Fantasy
Not enough ratings
16 Chs

Chapter 13 - Silvia Pelayan Baru Eva

Silvia melepaskan semua pakaian kusutnya dan membuangnya. Sementara tubuh telanjangnya hanya ditutupi oleh pakaian dalam.

Silvia berjalan mengambil handuk putih yang diberikan Eva lalu menuju kamar mandi untuk membasuh badannya.

Eva datang membawakan sebun dan sampo untuk mengeramas rambutnya yang kusut dan kusam. Silvia membasuh tubuhnya dengan sabun tersebut dan mengeramas rambutnya dengan sampo tersebut.

Silvia menyadari kedua barang tersebut adalah barang mewah baginya, hanya para bangsawan dan para elite atau orang-orang kaya dari kalangan pedagang.

Silvia bertanya kepada Eva, "Apakah tidak apa-apa untukku memakai barang semewah ini, lagi pula saya ini hanyalah seorang budak?"

Eva, "Pakailah tidak apa-apa, kamu bukan lagi seorang budak dan kamu adalah sekarang adalah pelayanku."

Silvia, "Baik aku mengerti, terimakasih."

Eva menatapi pakaian usang Silvia yang dibuang oleh, kini dia tidak punya pakaian baru lagi.

Eva berkata, "Aku akan pergi untuk membeli beberapa pakaian untukmu, tunggulah di sini, jangan keluar, di luat terlalu berbahaya."

Silvia, "Baik aku mengerti, aku akan menunggu Nona Eva."

Eva akhirnya melangkah keluar dari penginapan tersebut dan mulai berjalan menuju sebuah toko pakaian yang tidak jauh dari penginapannya.

Eva membeli beberapa pakaian bagus untuk pelayan perempuan barunya.

Sebenarnya Eva menginginkan seorang pelayan laki-laki dan sepertinya pelayan perempuan juga tidak buruk.

Eva tahu siapa laki-laki yang pantas menjadi pelayannya dan menerima cinta darinya.

Malam hari di kota begitu rame, dan pada malam hari juga kerumunan orang pemabuk atau penjahat kecil lebih banyak berkeliaran.

Eva melihat dua orang penjahat lumayan lemah dan mereka berpura-pura kuat karna sedang terpengaruh oleh minuman keras yang dia minum.

Terlihat dia meneguk minuman keras itu dan berkata tidak jelas kepada Eva.

Pria yang satunya lagi memiliki rambut panjang dengan tubuh tidak terlalu gemuk dan kekar, dia sedang menghisap rokok cerutu.

Pria mabuk itu berkata, "Hai gadis kau sangat cantik, bermainlah denganku malam ini!"

Eva menjentikkan koin tembaga ke arah pria itu dan memecahkan minuman keras yang ada di jemari tangan kiri yang hendak meminumnya.

Pria mabuk itu menjadi marah dan mencoba memukul Eva dengan botol tersebut yang telah pecah.

Eva kembali menjentikkan dua koin tembaga dengan kuat dan penuh mana membuat kedua pria itu terpental jauh menghantam tembok.

Pria mabuk itu seketika muntah ketika hantaman koin itu tepat mengenai perutnya membuat dia muntah dan pingsan.

Pria yang di sampingnya masih baik-baik saja walaupun dia merasa sakit.

Karena merasa takut dan dia berlari tunggang langgang menjauh dari Eva, namun Eva menghilangkan ikatan mereka berdua, ketika bertemu lagi mereka tidak akan ingat.

Mereka tidak akan ingat siapa yang melukai mereka dua, itu sudah cukup untuk membungkam mulut mereka atas kegaduhan di kota ini.

Eva segara pergi dan kembali ke penginapannya, sebelum kerumunan orang datang menyaksikan kejadian tersebut.

Eva masuk ke kamar penginapannya dan melihat Silvia sedang menunggunya.

Dia duduk di kasur masih mengenakan handuk putih sesudah dirinya membasuh badan.

Eva memberikan pakaian mewah itu kepada Silvana dan menyuruhnya untuk segara memakainya.

Eva berkata, "Silvia pakaian pakaian yang baru aku belikan untukmu!"

Silvia menjawab, "Baik, terimakasih, aku akan segara memakainya."

Silvana memakai pakaian tersebut, Eva menguntung sedikit rambutnya yang berantakan membuatnya terlihat lebih cantik.

Eva, "Bagaimana menurutmu pakaian tersebut."

Silvia, "Aku rasa pakaian ini sangat cocok, aku sangat senang, terimakasih Nona Eva."

Eva, "Lihatlah dirimu semakin cantik ketika aku memotong rambutmu yang berantakan itu."

Silvia melihat ke arah cermin, dia memandang dirinya terlihat sangat cantik.

Silvia berkata, "Aku senang dapat melihat diriku yang secantik ini."

Eva, "Tentu saja karna kau memang alami sangat cantik."

Eva kembali bertanya, " Apakah kau ingin membalaskan dendam kepada orang-orang yang menangkapmu."

Silvana, "Tentu, tapi kekuatan tidak cukup untuk melakukannya."

Eva, "Tenang saja, aku akan membantumu untuk memberi mereka pelajaran karena telah menjadikanmu budak."

Silvia seorang gadis cantik yang berambut keperakan dengan mata berwarna merah bagaikan pertama Garnet.

Sejak awal Eva sangat tertarik dengan Silvana dan dirinya ingin menjadikan pelayan perempuannya.

Eva sangat penasaran dengan Silvia, dia hanya menduga-duga jika Silvia adalah seorang iblis.

Tidak ada satu pun orang-orang yang mengira Silvia adalah seorang iblis bermata merah seperti Vampir.

Mereka tidak tahu, hanya menganggap kelainan pada matanya dan kadang manusia di kota ini kurang peduli.

Jika ada iblis yang lebih mencolok seperti Vampir atau Succubus baru Manusia di kota ini akan panik dan merasa takut.

Sekarang manusia masih dapat hidup dengan tenang karena keberadaan iblis sudah punah.

Sebenarnya masih ada beberapa Iblis yang masih bertahan hidup dan melanjutkan keturunan mereka.

Manusia tidak tahu dan hal itu membuat mereka menjadi lalai dan pengawasan terhadap Iblis selama ini menjadi sia-sia.

Eva tertarik dengan Silvia yang memiliki mata merah menyala bagaikan permata Garnet.

Karena itulah Eva menyelamatkan Silvia dari perbudakan dengan cara membelinya.

Keputusannya menjadikan Silvia seorang pelayannya bukanlah hal yang buruk karena itu akan membantu Eva ketika dalam keadaan sulit.

Eva berkata, "Kita akan menghabisi pedagang budak tersebut bersama bawahannya semua dan membakar tempat mereka malam ini"

Silvia, "Aku mengerti, aku akan membantumu Nona Eva semampu kemampuanku."

Eva, "Baiklah jika begitu kita berdua akan bersama-sama menghajar pedang budak itu."

Silvia, "Baik aku mengerti."

Malam ini Eva mengajak Silvia untuk keluar dari penginapan, berjalan-jalan melihat keadaan kota ini.

Silvia melihat sesuatu yang tidak dia duga di kota ini, perampokan, pemerkosaan dan perbudakan, bahkan pelacuran dan kota ini sebagai hal sering terjadi.

Silvia bertanya kepada Eva, "Apakah hal seperti itu sering terjadi?"

Eva berucap, "Ya seperti itulah, hal tersebut sering terjadi, banyak kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang kaya dan para bangsawan, kau harus pintar untuk menjaga diri."

Silvia, "Aku akan berusaha menjadi kuar agar aku mampu melindungi diriku sendiri dan Anda."

Eva, "Itu hal bagus jika kau menjadi kuat, kau bisa mengajar mereka yang telah menindasmu."

Silvia "Mengapa orang-orang tidak melapor jika ada kejadian seperti itu?"

Eva, "Orang-orang tidak berani berkata apa pun, mereka tutup mulut dan mereka tahu bangsawan di kota inilah pelakunya. Penguasa kota ini membungkam mereka dengan kekuatan kekuasaan yang mereka miliki."

Silvia, "Pantas saja jika semua orang yang melihatnya memilih untuk diam dan tidak peduli, mereka seperti berpura-pura tidak melihatnya."

Eva, "Iya karena mereka juga tidak mau menjadi korbannya."

Eva mengajak Silvia untuk makan malam di sebuah restoran kecil di kota Pruszjetheus guna menghindari para bangsawan yang selalu makan di restoran mewah.

Eva membiarkan Silvia memilih makanan yang dia suka lalu Eva segara memesan makanan tersebut dan mereka makan bersama.

Saat hendak keluar dari tempat tersebut ada pria berbadan besar yang menabrak Silvia.

Silvia meminta maaf dan Eva hanya diam dan tidak ingin membuat keributan, dia tahu pria itu ingin membuat masalah dengannya.

Pria berbadan besar itu, "Apa, kau lihat-lihat, kau tahu, kau baru saja membuatmu marah, aku baru saja membeli pakaian baru ini dan sekarang kau mengotorinya, lebih baik mau bermain bersamaku jika tidak ingin wajah cantikmu itu hancur!"

Eva merasa kesal dan dia berdiri dari tempat duduknya mendekati pria itu, dia mengepal tangan kuat-kuat siapa memukul wajah pria yang mencari masalah dengannya.

Mengeluarkan sedikit tekanan dari aura kekuatan, membuat pria itu tidak bisa bergerak dan langsung terjatuh.

Kaki kirinya langsung menginjak-injak kepalanya dan berkata, "Aku pria sialan jangan mencoba-coba untuk membuat masalah dengan kami."

Pria itu berdiri dan berkata, "Aku memang cantik, namun sangat kurang hajar, memangnya wanita sepertimu bisa apa, lebih baik bermain denganku untuk mengganti kerugianku."

Eva marah dan berkata, "Tutup mulutmu atau aku akan membunuhmu!"

Pria itu berteriak bersama dua orang bawahan yang ada di sampingnya, "Ha... ha... ha..."

Puch!

Sebuah pukulan keras penuh mana menghantam mulut pria itu hingga berdarah, dia terpental namun masih bisa menjaga keseimbangannya.

Pria itu marah dan berkata, "Dasar wanita kurang ajar, tidak bisa diberitahu!"

Eva, "Lebih baik tutup mulutmu!"

Eva kembali mengeluarkan tekanan yang membuat pria itu tidak bisa bergerak dan terjatuh.

Ketika mencoba berdiri Eva memukul perut pria itu hingga memuntahkan darah, mematahkan tangan kirinya dan bahu kanannya.

Pria itu ketakutan dan menyadari Eva terlalu kuat lalu segara pergi dari restoran tersebut.

Orang-orang yang melihatnya hanya diam dan tidak berani macam-macam bahkan pemilik restoran itu.

Setelah selesai makan Eva membayar makanannya dan lalu pergi bersama Silvia meninggalkan tempat itu.

- To Be Continue