webnovel

Devil's Fruit (21+)

"Aku tau aku ini hasil dari pembuahan terlarang yang tak bisa terelakkan. Bahkan aku tau kekuatanku yang sebenarnya dan aku sangat membenci itu. Aku berharap aku tak pernah ada jika hidupku selalu dalam teror seksualitas yang mati-matian aku hindari." Andrea merasa hidupnya jungkir balik saat mendekati usia 17 tahun, dimana dia akhirnya tau bahwa dia adalah keturunan salah satu raja iblis Incubus di Underworld. Cambion. Itulah sebutan baru bagi dirinya. Apakah dia nantinya akan memiliki tanduk? Apakah dia nanti akan berwajah seram? Berekor? Yang jelas, Andrea tidak menyukai kekuatan barunya. Kekuatan yang membuatnya menarik perhatian para lelaki. Kekuatan yang membuatnya harus terus lari dan dilindungi. Sedangkan Dante, seorang Nephilim yang berhasrat naik ke Surga, dia harus membunuh 100 keturunan Iblis agar bisa menjadi seorang Angel. Dan Andrea merupakan target buruan ke-99. Namun, ketika feromon gadis itu terlalu menggoda, Dante menghadapi dua pilihan: tetap membunuh Andrea? Atau justru memiliki Andrea untuk dirinya sendiri? WARNING: - HANYA UNTUK PEMBACA BERUSIA DI ATAS 17 TAHUN - ERO-FIC - TIDAK UNTUK MANUSIA SUCI & ANAK-ANAK - VULGAR & EKSPLISIT - BEBERAPA DIALOG MEMAKAI BAHASA GAUL & KASAR - TAK PERLU MEMBAWA SARA KE KOMENTAR KALIAN KARENA INI BUKAN NOVEL RELIGI!

Gauche_Diablo · Fantasy
Not enough ratings
1613 Chs

Bertengkar

Fruit 305: Bertengkar                           

"Apa Andrea masih di dalam Pondok Alkemia?" tanya Dante pada Rogard suatu siang setelah dia selesai berlatih ketrampilan ilmu tombak bersama Raja Naga Iblis Heilong.

"Ya, Tuan. Nona masih di sana dari pagi seusai sarapan." Rogard menunduk hormat ke majikannya.

"Tsk! Bocah itu kalau sudah punya keasikan, selalu lupa waktu lupa segalanya." Dante menyimpan tombak jenis naginata dia ke dalam cincin ruang yang dibelikan oleh Andrea. Ia melangkah ke arah Pondok Alkemia, tempat yang dibangun khusus untuk Andrea berlatih ketrampilan selain bela diri.

Begitu pintu pondok dibuka, tampak Andrea masih duduk dan fokus pada sebuah kertas jimat. Jarinya bergerak-gerak di atas kertas jimat tersebut. Begitu fokusnya hingga tidak menyadari Dante sudah berada di sisinya.

"Sampai kapan kau berkutat di sini, bocah? Bahkan aku yakin kau belum makan siang." Dante berdiri di samping kursi nona Cambion.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com