webnovel

Destroying the world order

Pada masa sebelum dunia, surga, neraka, dan waktu tercipta, segalanya hanyalah tubuh dari Primodial kekacauan, Chaos. Dari dalam tubuh Chaos, muncul seorang Primodial kedua, dan Primodial kedua itu langsung membunuh Chaos dengan pedang, yang tercipta bersamaan dengan kelahirannya. Sesudah membunuh Chaos, Primodial kedua memotong-motong seluruh tubuh Chaos dengan pedang, miliknya. Sesudah itu Primodial kedua menggunakan kekuatannya, untuk menciptakan Primodial-primodial lainnya, yaitu Primodial waktu, Primodial kegelapan, Primodial takdir, Primodial pengetahuan, dan Primodial jiwa. Setelah menciptakan Primodial lainnya, Primodial kedua memberikan tubuh Chaos yang telah terpotong, kepada kelima anaknya. "Ambillah, dan ciptakanlah dunia sesuai dengan apa yang kalian inginkan." berdasarkan keinginan Orangtuanya, kelima Primodial menerima potongan tubuh Chaos. Masing-masing dari mereka, memiliki 200.000 potong. Kelima bersaudara itu menciptakan dunia berdasarkan keinginan mereka, masing-masing. Tetapi disaat mereka kembali, mereka hanya dapat menangisi Primodial kedua yang telah mati. Dari tangisan mereka berlima, menciptakan aliran waktu diseluruh dunia. ~~~~~~~~~~~~~~ Tahun 2069, Primodial pertama, Chaos. Ia terlahir kembali sebagai seorang manusia biasa, ia memanfaatkan seluruh dosa yang berkumpul di dunia manusia, dengan cara memasukkannya kedalam tubuh seorang anak manusia yang baru saja lahir. Dikarenakan pertarungan dahsyat yang membuat ekosistem di bumi menjadi terhenti, umat manusia yang tersisa pergi menuju pusat dari galaksi Bimasakti, yaitu Reality zone. Menggunakan kekuatan dari inti galaksi, manusia menciptakan teknologi yang sangat tinggi hanya dalam waktu singkat, tidak hanya itu manusia juga menciptakan pasukan luar angkasa yang bertugas untuk menjaga Reality zone. Banyak manusia yang berharap bahwa kejadian dahsyat yang terjadi di masa lalu, tidak terulang lagi, akan tetapi sayangnya Primodial kegelapan yaitu, Ashtaroth, tidak menginginkan umat manusia mengalami kebahagiaan. Ashtaroth menciptakan sebuah monster paus bersayap enam di pusat alam semesta, monster itu diciptakan oleh Ashtaroth, untuk melenyapkan umat manusia hingga tidak tersisa. Tetapi apakah monster itu mengikuti perintah Ashtaroth? Tentu saja tidak, monster itu lepas kendali dari tangan Ashtaroth. Sekarang monster itu berenang di lautan luas yang bernama, The layers of the world. Ia memakan seluruh bintang-bintang yang ada di dalam lautan, itu, dan sekarang makhluk itu sedang menuju galaksi Bimasakti.

ENP · Eastern
Not enough ratings
8 Chs

Chapter 2 : Kelicikan.

Di malam itu aku berimajinasi liar tentang kehidupan yang akan aku alami, aku selalu berpikiran bahwa kisah ku ini akan sama seperti kisah-kisah yang ada di dalam komik, ataupun Light novel bergenre ; romance, comedy. Tapi sayangnya apa yang aku dapatkan sangat berbeda dari yang aku harapkan. Di dalam komik ataupun Light novel bergenre ; romance, comedy, biasanya malam pertama dari pasangan yang menikah akan sangat indah, tapi itu tidak berlaku untuk ku.

Malam pertama ku, suara teriakan dari wanita yang ku nikahi, bergema di seluruh rumah, dan membuat ku ditegur oleh tetangga. Jika di dalam komik, dan novel biasanya teriakan itu terjadi akibat cinta dari kedua belah pihak, maka yang aku alami sangat berbeda. Bukan suara teriakan yang bergairah ataupun teriakan yang berisikan cinta, teriakan yang aku dengar justru adalah teriakan yang mewakili rasa jijik, dan najis dari wanita yang ku nikahi.

"Kenapa rumah mu sangat kotor!?" teriak Queen kepada ku.

"maaf, tapi aku biasanya sangat sibuk bekerja, " jawab ku dengan penuh rasa bersalah kepada nya.

"Ya sudahlah, merasa beruntunglah karena aku ini mau membantu mu. Jangan salah paham, aku melakukan ini sebagai seorang istri rumah tangga biasa, aku tidak melakukan ini karena aku menyukaimu, ataupun semacamnya." kata Queen pada ku.

Aku cukup terkejut saat mendengar perkataan darinya, tapi itu hanya sesaat saja. Sesudah ia mengatakan itu kepada ku, wajahnya mulai memerah merona, dan aku tahu bahwa ia sedang tersipu malu setelah mengatakan itu.

Setelah itu, aku dengan nya menyapu seluruh lantai, membersihkan debu yang ada di meja, kursi, lemari, dan wastafel kami melakukan itu semua. Sesudah kami menyapu, dan membersihkan setiap benda yang berdebu. Kami istirahat sejenak di sofa yang ada di dekat kami, kami sangat kelelahan hingga terengah-engah saat bernafas.

"Hah, hah, hah... Aku tidak pernah menyangka akan kelelahan akibat membersihkan sebuah rumah. Padahal dulu aku selalu berenang ke sana kemari di lautan, dan saat menjadi manusia aku menjadi mudah lelah. Apa yang sebenarnya terjadi kepada, ku? Apa aku mulai melemah?," tanya Queen yang sedang melihat-lihat tangannya, aku hanya tertawa kecil saat mendengar pertanyaan dari nya, itu.

"hahaha... Aku rasa kau mungkin tidak tahu ini, perempuan itu makhluk yang sangat mudah kelelahan. Oleh karena itu kebanyakan perempuan tidak bekerja, karena tenaga mereka sangat kecil, dan mereka tidak se kuat laki-laki." jawab ku kepada Queen yang duduk di samping kananku.

Setelah itu aku mulai bangkit berdiri, dan mengelus kepala Queen yang sedang duduk di sofa itu. Awalnya aku sedikit ragu untuk melakukan ini, tapi aku ingat bahwa mengelus kepala tidak termasuk dalam kategori 'persetubuhan', oleh karena itu aku mengelus kepala Queen dengan lembut.

"Kau istirahat saja, aku akan membersihkan sisanya. Karena itu santai saja, dan percayakan sisanya kepada suami mu, ini!" kata ku dengan bangga, sambil mengelus kepala Queen dan membuat nya tersipu malu.

Sesudah itu aku berjalan menuju dapur, dan mencuci piring-piring yang kotor di wastafel dapur. Dan sesudah aku mencuci seluruh piring-piring yang kotor, maka selesailah kegiatan kami, dalam membersihkan rumah kami. Setelah itu aku berjalan menuju kamar mandi, dan pada saat aku membuka pintu aku dikejutkan dengan Queen, yang sedang telanjang bulat.

"a...," aku tidak dapat berkata-kata, ataupun melakukan apapun.

Seluruh tubuh ku mematung seketika, dan hanya bisa terdiam melihat Queen yang sedang telanjang. Aku sempat mengira bahwa aku akan mati, tapi ternyata itu tidak terjadi sama sekali.

"Apa yang kamu lakukan, di situ? Masuk saja jika kau mau." tanya Queen yang kebingungan melihat ku mematung di hadapannya.

"eh...?" aku sangat terkejut mendengar pertanyaan dari nya.

"Queen, apa kau tidak akan marah sama sekali?," tanya ku pada nya, dengan perasaan campur aduk antara kebingungan, terkejut, dan rasa takut. Semua perasaan itu bercampur aduk di dalam pikiran ku.

"tidak akan, lagi pula aku tahu kau tidak akan melakukan 'itu'. Kau ingat kan, perjanjian yang aku berikan, tadi. 'tidak ada hubungan antar tubuh setelah kita menjadi suami-istri'." kata Queen kepada ku, dan sesudah itu aku melepaskan seluruh baju ku, dan masuk ke dalam kamar mandi untuk mandi bersama dengan nya.

Di dalam komik genre ; romance, comedy yang pernah aku baca, biasanya perempuan akan sangat marah saat mengetahui ia sedang diintip oleh orang yang tidak mereka sukai. Normalnya perempuan itu akan melemparkan benda yang ada disekitarnya, dan ada juga perempuan yang akan langsung memukul, ataupun membunuh orang itu. Tapi kenapa perempuan yang ada di hadapan ku ini, berbeda? Ia tidak melempar, memukul, ataupun membunuh ku. Ia malah mengajak ku mandi bersama, dan anehnya aku menerima ajakan dari nya.

"ada apa? Apa kau ingin aku memandikan, mu?," tanya Queen kepada ku, yang sedang duduk terdiam di samping kanannya.

"tidak, aku bisa sendiri." jawab ku kepada Queen, dan setelah itu aku mengambil sabun yang ada di hadapan ku, dan menyalakan keran air yang ada di atas ku.

Aku mandi dengan cepat, dan mendahului Queen yang masih sibuk membasuh diri. Setelah itu aku berjalan menuju kamar, dan mengenakan baju tidur yang ada di dalam lemari pakaian. Aku benar-benar sangat kaget atas kejadian yang baru saja aku alami.

"Apa-apaan dia itu? Apa mungkin dia sengaja merayu, ku? Oke, aku terima rayuan mu itu, dan akan ku buat kau tersipu malu juga, Queen."

Setelah itu aku menunggu Queen di kamar selama 2 jam, dan apa yang aku rencanakan itu tidak benar-benar terjadi. Aku tertidur saat menunggu Queen memasuki kamar kami, dan di saat aku sudah tertidur lelap Queen masuk ke dalam kamar dengan mengenakan baju tidur tipis yang tembus pandang. Ia berjalan mendekati ku, dan tidur di samping kiri ku.

Saat aku sedang tertidur pulas, Queen membalikkan posisi badan ku, dan membuat ku menghadap ke arah nya. Setelah itu ia memegang kedua tangan ku, dan menaruh kedua tangan ku di pundak nya.

"Hihi!" suara tawa dari nya, membuat ku terbangun dari tidur ku, dan Queen langsung berpura-pura sedang tidur di dalam pelukanku.

Saat aku membuka mata, aku melihat kedua tangan ku sedang memeluk Queen dari depan. Dan aku juga merasakan ada yang aneh dari bagian bawah tubuh ku, aku merasakan ada yang aneh, dan janggal di bagian bawah tubuh ku.

"Kayaknya ada yang, aneh? Tapi apa, ya? Kok aku merasa aku sedang tidak make cela-... na?!" aku sangat terkejut saat melihat bagian bawah tubuh ku tidak memakai celana, dan tidak hanya itu aku juga melihat Queen yang sedang tidak menggunakan celana panjang.

Aku sedikit terkejut untuk beberapa menit, tapi setelah itu aku sadar bahwa ini semua adalah ulah nya, Queen. Aku pun menatap datar ke arah Queen, ia sedang menahan muka palsu nya, dan tidak tahu bahwa aku mengetahui apa yang ia lakukan. Setelah itu sebuah pikiran jahat muncul secara tiba-tiba di dalam kepala ku, aku pun mulai tersenyum licik ke arah Queen, dan mulai menggoda nya, sedikit.

"Aduh, aku hampir saja memasukkan pedang ku, ke dalam black hole ini," kata ku dengan suara yang sedikit di buat terkejut, dan Queen menggigit bibirnya sendiri untuk menahan tawa nya.

"Yah... Seandainya surat perjanjian itu tidak ada, mungkin aku bisa memasukkannya ke dalam black hole kecil ini. Apa yang harus aku lakukan, ya~? ... Aha, aku tahu! Aku akan membakar kertas perjanjian itu, dengan begitu aku bisa melakukan 'itu' dengan bebas~" setelah aku mengatakan itu, aku melepaskan diri dari Queen, dan berjalan mendekati laci meja yang ada di belakang Queen.

Setelah itu aku mengambil kacamata malam yang ada di dalam laci itu, dan memakainya di wilayah mata ku. Sesudah itu aku mengambil sebuah kertas kosong, dan merobek-robek kertas itu di dekat Queen. [Zrakkk], dan setelah itu aku kembali menuju tempat tidur, dan mulai berbisik ke telinga nya.

"Aku akan masukkan, ya~." bisik ku di telinga nya, dan Queen langsung terbangun dari tidurnya.

Ia tidak dapat menahan rasa malu nya, dan ia pun mencoba untuk bangun dan pergi dari tempat tidur. Aku tentu saja tidak tinggal diam, aku langsung menahan tangan nya, dan memeluk tubuh nya.

"Lepaskan aku!" kata Queen kepada ku, ia menangis ketakutan saat aku memeluk tubuh nya.

"Tidak~ aku akan melakukan 'itu', dan juga ini salah mu. Karena kamu terus-menerus menggoda ku. Menggunakan baju yang tembus pandang, dan memeluk ku. Apa kau mengira aku tidak akan melakukan 'itu' kepada, mu?" bisik ku dengan halus kepada nya.

Queen menangis, dan sangat ketakutan kepada ku. Ia menutup wajah nya, dan terus menerus menangis di pelukan ku. Aku menjadi sangat puas saat melihat ia menyesali perbuatan nya, setelah itu aku melepaskan pelukan ku, dan tertawa licik kepada, nya.

"Hahaha... Seandainya kamu bisa melihat wajah mu sendiri, aku yakin kau akan tertawa juga," kata ku yang dipenuhi perasaan puas, dan bersalah. Queen menjadi sangat marah, dan ia meninju pipi kanan, ku.

"khenafwa akfu sawja yang difwukul?," tanya ku kepada Queen dengan pipi kanan yang lebab, ia sangat kesal kepada ku, dan mengalihkan pandangannya dari ku.

"Itu karena candaan mu, sudah melewati batas." jawab Queen yang sedang menatap ke arah pintu kamar.

"Twapi, khau jwuga mewefafi fatas, khan?!" teriak ku kepada Queen.

"aku hanya ingin menggoda mu, saja. Aku tidak ada niat untuk melewati batasan sama sekali!" jawab dari nya, dan aku sangat kesal mendengar jawaban itu.

"Obhafi akhu." kata ku kepada nya, dan Queen menaruh telapak tangan nya di pipiku yang lebam.

Sesudah itu luka ku langsung sembuh, dan aku pun bangkit berdiri, dan berjalan menuju pintu kamar. Saat aku baru ingin memegang gagang pintu, Queen langsung menghentikan ku dari belakang. Ia memeluk tubuh ku, dan aku dapat merasakan dadanya yang empuk.

"Lepas." kata ku dengan penuh amarah.

"Maaf, aku rasa aku sudah sedikit keterlaluan. Karena itu, maaf." kata Queen kepada ku dengan penuh rasa bersalah, dan aku langsung melepaskan pelukan nya, dan berbalik menghadap dia.

"sebenarnya apa yang kamu maksud, ini? Aku hanya ingin mengambil minum di dapur, tapi kenapa kau sangat takut aku pergi?" tanya ku kepada Queen dengan keheranan.

"Eh...? Kamu gak akan pergi cari wanita lain?," tanya Queen kepada ku, dan aku menjadi sangat kebingungan.

"hah? untuk apa aku harus mencari wanita lain? Kalau aku memang ingin melakukan 'itu', aku akan nonton film 'Siksaan Neraka', dan dengan cara itu aku dapat melawan rasa nafsu, ku. Tapi~...," aku menghentikan sejenak omongan ku, dan menghela nafas berat. Setelah itu aku memeluk Queen dari depan, dan berbisik kepada, nya.

"aku tidak pernah menyangka, kau tidak ingin aku melakukan 'itu' dengan wanita lain? lalu dengan cara apa aku harus melampiaskan nafsu ku, ini? Walaupun aku menghilangkan rasa nafsu 'itu' dengan cara melihat film 'Siksaan Neraka', itu tidak akan bertahan lama. Aku juga memiliki batas ketakutan, batas kesabaran, dan batas menahan hawa nafsu. Jika aku kehilangan kendali dari ketiga hal itu, aku bisa saja melakukan 'itu' dengan wanita lain jika kau tidak ingin melakukannya, dengan ku." bisik ku kepada Queen dengan suara yang tajam, dan Queen langsung terdiam saat mendengar perkataan ku. Setelah itu aku melepaskan pelukan ku, dan tertawa puas di hadapan Queen.

"Tenang saja, aku tidak akan melakukan 'itu' dengan wanita lain. Tapi, kalau seluruh hal itu tidak dapat aku kendalikan lagi, maka aku akan melakukan 'itu' dengan, mu. Jika kau menolak, aku akan mencari wanita lain, dan melakukan 'itu', dengan nya." setelah aku berkata seperti itu, aku berbalik lagi, dan membuka pintu kamar.

Aku pun pergi menuju dapur, dan mengambil sebuah gelas logam yang ada di sana. Setelah aku meneguk air minum untuk menghilangkan rasa haus, ku. Aku kembali berjalan menaiki tangga, dan masuk kembali ke kamar. Pada saat aku memasuki kamar, aku terkejut saat melihat Queen yang mengenakan baju tidur yang serupa dengan, ku.

"G- gimana, apa baju ini cocok dengan, ku?," tanya Queen kepada ku dengan tersipu malu.

"Ya, itu sudah cocok untuk, mu!" jawab ku kepada Queen dengan gembira, dan aku langsung berlari mendekati nya.

"h~ hei Queen-...," bisik ku kepada Queen di telinga nya, dan ia menjadi sangat malu hingga wajahnya berubah warna menjadi merah muda.

"Saatnya tidur! Selamat, malam!" kata ku kepadanya, dan Queen hanya kebingungan saja mendengar itu.

Aku pun langsung membaringkan diri di tempat tidur, dan mengangkat selimut yang ada di tempat tidur, dan langsung tertidur lelap. Queen hanya keheranan melihat diri ku, dan sesudah itu ia tertawa puas.

"Hahahahaha... kalau begitu selamat tidur juga, Ani-... tidak, maksud ku sayang ku." kata Queen kepada ku yang sudah tertidur pulas.

Dan sesudah itu kami pun tidur tanpa gangguan sama sekali, dan kami bahkan tidur dengan kebahagiaan yang ada di hati kami masing-masing. Aku sangat menyukai malam pertama ku. Aku tadinya mengira kami akan tidur dengan keributan yang akan terus terjadi, tapi ternyata perkiraan ku salah. Kami memang sempat ribut untuk beberapa menit, tapi itu hanya sebatas saling adu kejahilan saja, dan kami sangat menikmati itu.