30 30. Si bibir lohan.

Tata menggeliat ditempat tidurnya, dia meraba seseorang yang tidur disampingnya, tapi sepertinya sudah tidak berada ditempatnya, Tata meraba meja kecil samping tempat tidurnya, melihat jam diponselnya.

" Ya ampun!! Udah jam sembilan aja! Pantesan Reva udah nggak ada! Papa mama juga pasti udah keresto, Padahal aku minta dibangunin, apa akunya yang susah dibangunin!!" Tata berpikir sejenak, lalu menepuk jidatnya sendiri, mengingat kalau dia tidur lagi setelah Reva membangunkannya susah payah.

Tata segera masuk kamar mandi, membersihkan dirinya sejenak, lalu bergegas keluar rumah menyusul Reva dan Gilang yang udah janjian buat joging pagi, Tata berdiri terpaku dihalaman rumahnya, menatap seseorang yang baru saja keluar dari rumah Gilang dan sedang berpamitan pada mamah Gilang.

" huh!! Kebetulan!!" Tata mengepalkan tangannya geram.

" Hai!! Pagi..!!" key melambaikan tangannya saat berbalik dan melihat Tata.

Tata celingukan sambil mikir, sebaiknya kemana Tata harus mengajak cowok menyebalkan satu ini ngobrol, Tata pun bergegas menghampiri key, tanpa ba bi Bu langsung menarik tangan key, membawa key masuk kerumah Tata, Tata menghentikan langkahnya begitu sampai ditaman belakang rumahnya, segera dilepaskannya tangannya, dan membalikkan badannya menatap key penuh emosi.

" Apa bener kakak kenal aku sebelum aku kuliah di gyojeong!!" mata bulat Tata menatap key dengan tegas dan pandangan berapi-api, tidak perduli walaupun Tata harus mendongakkan kepalanya.

Key mundur beberapa langkah menyenderkan tubuhnya ke tembok, menghindari tatapan Tata yang seakan membencinya, Tata maju beberapa langkah hingga jarak mereka hanya beberapa senti, Tata menatap key yang tidak menjawab pertanyaannya malah menyandarkan kepalanya ketembok seperti sedang berpikir sesuatu.

" jangan jadikan aku perisai kakak dong! kalau kakak nggak suka sama kak Rena! ngomong terus terang sama orangnya! Kakak sengaja kan bilang aku pacaran sama kakak biar nggak dideketin kak Rena lagi!!" nada suara Tata meninggi, mungkin kini emosinya sudah sampai ubun-ubun.

" hei bibir lohan!! Aku lagi mikir harus mulai ngomong darimana dulu!" kini key balas menatap mata bulat Tata, yang seakan kaget mendengar jawabannya.

" Apa...?, Bibir lohan...?! Huhh!!" Tata menghempaskan nafasnya sambil membuang muka, sedetik kemudian ditendangnya tulang kaki orang didepannya, Tata berbalik dan berjalan masuk rumahnya.

Key sontak duduk memegangi tulang kering yang ditendang Tata, tapi kemudian bergegas berlari mengejar Tata yang hampir masuk rumahnya, menangkap Tata memeluknya dari belakang.

" Sekarang kamu tau siapa aku?!" key memeluk erat Tata menahan langkahnya, Tata menunduk diam terpaku ditempatnya, seakan tak bisa berkata apapun, sedang menetralkan hatinya, antara sedih, senang, kecewa, marah, kesal, entah perasaan mana dulu yang harus Tata curahkan ke seseorang yang kini memeluk Tata erat, seakan tak ingin Tata menjauh dari hatinya.

" Siapa kamu?! Seseorang yang aku anggap vampir?! yang tidak bisa melihat cahaya sedikitpun?! yang lalu pergi begitu saja meninggalkan aku?! dan kemudian tiba-tiba muncul dan mengaku sebagai pacarku?!" Tata bergumam disamping telinga key yang kini menyandarkan dagunya di bahu Tata.

" maaf...!! Sungguh... aku tidak tau harus gimana waktu ibu sama kakak ku nyuruh segera ke rumah sakit buat transplantasi kornea." Kini key menyandarkan jidatnya kebahu Tata, perkataan key semakin membuat Tata diam tak bisa berkata-kata.

" Maaf... mungkin aku sudah membuatmu bingung dan sedih waktu itu, aku benar-benar merasa bersalah, karena pergi meninggalkan mu tanpa pamit, bahkan aku juga ragu untuk mendekatimu dan berterus terang saat bertemu lagi denganmu! kalau pintu hatimu masih bisa aku buka, bisakah kita mulai hubungan kita dari awal lagi?" Tata semakin kehabisan kata-kata, entah bagaimana Tata harus menjawabnya, dihati kecilnya masih ada sedikit rasa suka untuk orang yang kini memeluknya erat, tapi disatu sisi hatinya yang lain ada perasaan sedih kalau dia harus membuat Raka yang sudah lama sekali mencintainya harus kecewa karena keegoisannya.

-

" udah tinggi nih matahari nya, pulang yuk gi!" Reva menyeka keringat yang bercucuran diwajahnya, lalu bangkit dari kursi taman yang didudukinya bersama Gilang, sementara Gilang masih mendongak menyenderkan kepalanya ke senderan kursi, menikmati cahaya matahari.

" Kan bagus jam segini berjemur!" Gilang seakan enggan beranjak pulang.

" Ya udah aku pulang duluan, udah jam setengah sepuluh juga!" Reva melangkahkan kakinya tapi Gilang langsung menggenggam pergelangan tangannya.

" iya! Ayok pulang, sekalian beli bubur ayam buat sarapan!"

" boleh...! Nanti kita sarapan dirumah Tata yah, sekalian beli tiga bungkus!" Gilang mengangguk mendengar perkataan Reva dan langsung menghampiri gerobak bubur ayam.

" kok sepi! Ngga dikunci, lagi!" Gilang perlahan membuka pintu rumah Tata.

" Mungkin Tata belum bangun, om sama Tante juga pasti udah berangkat ke resto!" Reva melangkahkan kakinya memasuki rumah Tata, tapi kemudian langkahnya terhenti di depan meja makan samping dapur karena dipintu belakang yang terbuat dari kaca buram, Reva seperti melihat bayangan seseorang diluar pintu.

" Kenapa?" Gilang kaget karena Reva tiba-tiba memeluk lengannya, Reva menunjuk kearah pintu, Gilang memberi isyarat dengan menempelkan jarinya ke bibirnya menyuruh Reva untuk tidak bersuara dan menunjuk kursi menyuruh Reva duduk, sementara Gilang berjalan perlahan menuju pintu belakang.

" Ddrrrrkkkk!!" Gilang menggeser pintu belakang sekuat tenaga, melihat Tata yang sedang dipeluk seseorang dari belakang kaget dan langsung menepis tangan orang yg sedang memeluknya lalu berjalan masuk menghampiri Reva, meninggalkan key yang masih terpaku dan kini berhadapan dengan tatapan mata Gilang yang merasa sebal dan penuh tanya.

" Hyung ngapain disini?!" key tidak menggubris pertanyaan Gilang, malah melangkah masuk dan duduk di kursi mengikuti Reva dan Tata yang duduk berhadapan dengan tatapan canggung.

" kalian berdua beneran pacaran? Sejak kapan?!" Reva melirik key yang duduk disamping Tata.

" banyak yang harus aku ceritakan, sekarang kita sarapan dulu aja! Kamu sekalian beli buat aku kan?!" Tata mengambil semangkok bubur yang dibungkus dengan wadah sterofoam.

" kita cuman beli 3, cerita sekarang saja sambil makan!" Gilang pun mengambil semangkok bubur, lalu duduk disamping Reva tepat dihadapan key.

" aku udah sarapan! Nggak usah sungkan, kalian makan aja!" key menebarkan pandangan matanya kearah mereka bertiga, membuat suasana semakin canggung.

" Sejak kapan Hyung pacaran sama Tata?!"

" Satu tahun yang lalu!"

" Uhuk!" Gilang sontak tersedak mendengar pengakuan key.

" kamu tuh nyebelin tau! Bilangnya nggak kenal sama yang menghuni rumah sebelumnya, ternyata dia sepupu kamu!" Tata melemparkan sehelai kerupuk ke wajah Gilang, Gilang langsung memungut dan memakannya.

" dia ini kak key!" Reva menunjuk ke arah key, dibalas anggukan Tata.

" Kamu juga kenal sama Hyung?!"

" nggak...!Cuman sering dengerin curhatan Tata aja!" Reva menggeleng.

" Ngomong-ngomong, kamu udah cerita sama kak key, masalah kamu sama mas Raka?!" Tata menggeleng mendengar pertanyaan Reva.

" aku butuh waktu buat ngejelasin va!"

" kalian selesaikan dulu masalah kalian berdua! aku sama Gilang juga mau keluar! Ayok anterin aku pulang!" Reva bangkit dari kursinya menarik kaos Gilang dibagian lengannya.

" iya! Tunggu aku minum dulu!" setelah minum Gilang pun bangkit mengikuti Reva.

" Mau keluar denganku hari ini?" Key menatap Tata yang sedari tadi diam menunduk.

" Boleh! Aku keatas ganti baju dulu! Tunggu disini!!"

" pffft...iya!" key tertawa melihat Tata yang memelototinya seakan takut key mengikutinya ke lantai atas.

-

-

-

Noe...

Jangan lupa like

avataravatar
Next chapter