webnovel

Replace Him

Malam itu, Aaron mengunjungi kamar Chaewon untuk kembali mengecek keadaanya dan juga sebagai penutup rutinitas berkelilingnya.

"bagaimana keadaanmu?" tanyanya seraya duduk di samping tempat tidur Chaewon.

"tidak terlalu baik"

"apakah karena masalah pagi ini?"

"ya"

"maaf kalau pertanyaanku terdengar seperti ikut campur, tetapi mengapa kau tidak memberitahukan kehamilanmu pada orangtuamu?"

"aku belum sempat"

Aaron menaikkan satu alisnya merasa keheranan mendengar jawaban itu.

"...dan aku tahu ini pasti akan terjadi bila mereka mengetahuinya"

"apa yang mereka katakan?"

"mereka ingin aku segera menikah"

"bagus kalau begitu, apa kau sudah memberi tahu Kyuhyun?"

"tidak. Mereka tidak tahu kalau Kyuhyun adalah ayah dari anak yang kukandung"

"kenapa kau tidak memberitahu mereka?"

"karena itu bukan hakku. Aku juga tidak ingin dia menikahiku karena paksaan"

"bagaimana kalau aku yang menggantikan Kyuhyun?"

"maksud anda?"

"aku yang akan menikahimu dan menjadi ayah dari bayi itu"

"mengapa?" Chaewon mengerutkan dahinya.

"mungkin karena aku menyukaimu" Aaron tersenyum tak berdosa.

"tidak perlu bercanda, dok." Abainya.

"aku tidak bercanda, aku sudah lama ingin menikah. Aku akan mengurus semua dokumen yang menyatakan bahwa kau menggunakan spermaku dan mengaku kepada kedua orangtuamu"

"mengaku? Maksud anda berbohong mungkin. Tapi, tidak terima kasih. Itu terlalu merepotkan"

"mengapa kau mengabaikanku?" Aaron mendekat

Jantung Chaewon berdegup kencang, jujur ini pertama kalinya ia berada dalam posisi ini. Perasaan apa ini? Ia merasa canggung dan juga ketakutan.

"apa ini gara-gara Kyuhyun?" terdengar nada sedih dan tak suka dalam kalimat itu.

.

Kyuhyun kembali mengecek ponselnya dan menggerutu kesal. Bayangkan saja, Chaewon tidak membalas panggilannya dan juga pesannya. Maunya apa wanita ini?

Kyuhyun kembali mengubungi Chaewon, namun fakta yang diterimanya tidak berbeda dengan pagi tadi. Dirinya pun kembali menghubungi Aaron.

.

Chaewon menggelengkan kepalanya, "tidak ada hubungannya dengan dia. Aku hanya tidak tertarik dengan ide pernikahan. Lagi pula bukankah anda yang menyuruhku untuk membuat Kyuhyun kembali merasakan cinta? Sekarang anda ingin menggantikannya.." balas Chaewon kembali membangun tembok es-nya.

Aaron ingin menyampaikan balasan namun ponsel di kantongnya berdering, ia menghela nafas saat melihat nama penelepon di layar ponselnya 'mungkin memang takdir' ucapnya dalam hati dengan nada yang sedikit sarkastik.

"halo?" Aaron menjawab teleponnya sembari melirik Chaewon.

"apa yang sedang kau lakukan?" terror Kyuhyun.

"aku?" Aaron menunjuk dirinya sendiri, matanya memandang sekeliling mencari tahu keberadaan sang penelepon. Bisa gawat kalau orang ini mendengar peracakapannya tadi.

"ya tentu kau. Siapa lagi?" protesnya.

"kau di mana?" Aaron balik bertanya.

"kenapa malah bertanya balik?" Kyuhyun mulai sewot. Chaewon hanya memandang heran saat mendengar percakapan mereka.

"jawab saja" pinta Aaron.

"kau jawab duluan. Aku yang pertama bertanya" #howchildish-_-#

"aku sedang ngobrol dengan Chaewon" akhirnya Aaron menjawab setelah ia merasa yakin Kyuhyun tidak memata-matainya.

"baguslah, kebetulan sekali aku ingin bicara dengannya. Tolong kasih ponselmu padanya"

Aaron memberikan ponselnya pada Chaewon, "ya"

"kenapa kau tidak menjawab teleponku? Tidak membalas pesanku? Dan bahkan tidak menguhubungiku kembali?" protes Kyuhyun tidak terima dengan perlakuan Chaewon.

"sebelum kau membredelku dengan pertanyaan menuntut seperti itu, sebaiknya kau mencoba untuk berfikir positif terlebih dahulu. Aku tidak melakukannya karena memang aku tidak memegang ponselku. Ponselku tertinggal di apartement, para medik lupa membawa tasku saat mereka membawaku ke rumah sakit. Aku baru saja ingin meminta tolong Aaron untuk menghubungimu agar kau bisa membawakan tasku" jawabnya setenang biasanya.

"sejak kapan kau memanggilnya dengan sebutan nama? Apa kau sebegitu dekatnya dengan dia sampai memanggil nama begitu?"

Chaewon memutar bola matanya jenga 'orang ini umurnya saja yang bertambah.' Pikir Chaewon yang merasa bahwa Kyuhyun kekanakan.

'haruskah aku menjahilinya?' tiba-tiba saja pikiran menggiurkan itu terlintas di otak Chaewon.

"ya, kami memang sedekat itu. Kau tidak akan percaya, Aaron bilang dia akan mengajariku mengenai cinta. Sekarang ini aku sedang mengikuti kelas pribadinya" jawab Chaewon tak acuh.

Aaron yang mendengar kalimat itu melesat dari bibir Chaewon, membelalakan matanya terkejut.

"Yak! Apa kau bilang? Cinta? Kelas pribadi?! Jangan bercanda Yoon Chaewon. Cepat hentikan kebohonganmu itu"

"apa aku pernah berbohong padamu?" pancingnya, dirinya tidak sanggup untuk menahan senyumnya.

Aaron terpana melihat senyum itu untuk pertama kalinya, dilema dalam hatinya kembali menyeruak muncul. Keinginan untuk mendekatinya semakin bertambah.

Chaewon dapat mendengar Kyuhyun berbicara pada seseorang yang ia yakini sebagai supir untuk memutar arah ke rumah sakit, "kau ada di mana?" tanya Chaewon.

"sedang perjalanan menuju rumah sakit"

"tidak, sebelum itu."

Kyuhyun mengerutkan keningnya bingung, namun akhirnya paham dengan pernyataan itu dan menjawab "aku sedang dalam perjalanan menuju bandara, karena beberapa hari kedepan aku akan mengerjakan proyek di Italia"

"suruh supirmu untuk kembali memutar arah. Kau tidak perlu ke rumah sakit, aku berbohong mengenai kelas pribadi itu. Aku hanya ingin menjahilimu, jadi kembalilah ke bandara, pekerjaanmu lebih penting. Kau bisa menyuruh orang lain untuk membawakan tasku" aku Chaewon.

"terlambat, kau sudah membuatku tidak mempercayai kata-kata itu. Kau tidak perlu mencemaskan hal itu—pergi ke bandara. Aku bisa pergi kapanpun aku mau"

"jangan keras kepala" omel Chaewon jengkel.

"seharusnya aku yang berkata seperti itu. Satu lagi, kau bilang kau hanya ini menjahiliku. Chaewonku yang dingin ternyata sudah mulai menunjukkan warna aslinya, ada untungnya juga kau sakit. Tunggulah, kau akan mendapat ganjarannya untuk itu"

"kau pasti bercanda. Aku tidak pernah merasa menjadi milikmu, kuharapkan kau menarik kata itu?"

"Chaewonku tempramen sekali" Kyuhyun balas menjahili.

Jujur saja Aaron merasa canggung berada di dalam sana mendengarkan percakapan mereka.

"aku bilang tarik kata-kata itu" ancamnya.

"balasan ini saja tidak cukup untuk mengganjar kejahilanmu" Kyuhyun malah meledeknya.

"ck" Chaewon medecakkan lidahnya, merasa sebal.

"kau berani mendecakkkan lidahmu" tantang Kyuhyun.

Tak ada balasan, Chaewon langsung mengembalikan ponsel it pada pemiliknya.

"kau sudah selesai?" tanya Aaron, Chaewon mengangguk.

Aaron mematikan sambungan teleponya, walau ia masih dapat mendengar suara Kyuhyun dari seberang sana. "apa Kyuhyun akan ke sini?" tanyanya ingin mengonfirmasi.

Chaewon kembali mengangguk, "bukankah itu kesempatan yang baik, kau bisa membicarakan masalah ini dengannya"

Chaewon tersenyum. Lagi-lagi senyum itu memikatnya, "kenapa?" pandangan Aaron masih terkunci pada senyum itu pada saat menanyakannya.

Chaewon dengan santainya berkata "sekarang kau kembali mendukungnya"

Aaron hanya tersenyum bodoh, "kau benar"

Dalam hatipun ia meratapi sikapnya yang setengah hati ini, "kau mau aku temani sampai Kyuhyun datang, atau.." tawar Aaron ragu.

"Ah! Maaf membuatmu menunggu, kau pasti mau kembali bekerja. Aku tidak apa-apa menunggu sendiri" ujarnya Chaewon tanpa ada maksud apapun.

"tidak-tidak. Pekerjaanku sudah selesai"

"kau mau pulang?"

"tidak juga"

"kalau begitu, bagaimana kalau kita ke taman atap? Aku bosan di kamar, Kyuhyun juga pasti akan memakan waktu lama" ajak Chaewon.

"di luar dingin. Aku takut kau akan sakit lagi"

"aku tidak akan sakit jika terkena dingin. Kalau anda masih ragu, tinggal bungkus aku dengan selimut ini" Chaewon menepuk-nepuk selimutnya yang tebal bukan main.

Meski sedikit ragu namun Aaron menyetujui "baiklah. Tunggu sebentar, aku akan mengambilkan kursi roda" Chaewon mengangguk mengerti.

Beberapa saat kemudian Chaewon keluar dengan bentuknya yang seperti kepompong, di damping oleh Aaron yang mendorong kursinya.

"hah..akhirnya aku bisa menghirup udara bebas"

"sesenang itukah kau?"

"ya" Chaewon menatap langit malam, mencari bulan yang bersembunyi dalam pelukan awan.

"aku harus minta uang kembali" gumamnya.

"apa?" Aaron mencoba untuk mengikuti percakapan yang Chaewon lakukan sendiri.

"Aku harus meminta kembali uang sewa apartementku kalau sesuatu yang tidak kuinginkan terjadi"

"sesuatu itu..?"

"aku pulang ke Kanada"

"kenapa kau tidak menginginkannya?"

"karena aku punya kehidupan sendiri di sini, aku sudah tinggal di New York semenjak aku kuliah. Aku bekerja dan tinggal di sini, aku sudah terbiasa di sini"

"bukankah akan lebih enak tinggal bersama orangtuamu? Akan ada yang mengurusimu dan anakmu nanti. Masalah pekerjaan kau pasti akan mendapatkannya"

"hm" Chaewon mengiyakan dan suasana di antara mereka semakin dingin.

"ada apa?" tanya Aaron merasa janggal.

"tidak ada"