webnovel

Collapse

"Bagaimana keadaan nenek saya?" Kyuhyun yang menunggu di luar ruang gawat darurat langsung bertanya kepada dokter yang bertugas sesaat dia selesai mengecek keadaan neneknya.

"Masa kritisnya sudah lewat. Sebaiknya untuk kedepannya pasien harus terhindar dari situasi yang menyebabkan stres."

"Tapi ini pertama kalinya beliau mendapatkan serangan jantung. Sebelumnya tidak ada riwayat penyakit jantung."

"Bisa saja ini dikarenakan situasi yang membuatnya stres. Stres secara langsung dapat meningkatkan denyut jantung dan aliran darah, sehingga menyebabkan pelepasan kolesterol dan trigliserida ke dalam aliran darah yang dapat menyebabkan penyakit jantung."

"Apakah nenek saya harus di rawat inap?"

"Sebaiknya seperti itu agar kami bisa mengobservasi keadaan lebih lanjut"

"Baiklah. Terima kasih"

Kyuhyun segera mengurus kepindahan sang nenek ke ruang inap SVIP.

Stephanie yang masih bersama mereka, menarik perhatian Kyuhyun.

"Mari kita bicara."

Stephanie mengikuti Kyuhyun ke balkon, dengan punggung yang membelakangi Stephanie, Kyuhyun mulai berucap.

"Stephanie, kita sudah saling mengenal sejak kecil. Kau adalah temanku, temanku yang berharga dan aku tidak ingin merusaknya hanya karena kesalahan saat mabuk"

"Kesalahan?! Pengecut sekali dirimu. Kita berdua melakukannya tanpa unsur paksa." Emosinya tersulut saat mendengar perkataan Kyuhyun yang menurutnya sangat brengsek.

"Aku hanya bisa mengakuinya sebagai kesalahan"

SLAP!

Suara dua kulit saling beradu terdengar nyaring di telinga. Stephanie yang sebelumnya menahan diri untuk tidak menampar Kyuhyun kini sudah di batasnya. Dengan seluruh emosi yang teratahan, ia menampar Kyuhyun. Bekas telapak tangannya tercetak jelas di pipi Kyuhyun.

"Apakah perasaanku tak terlihat olehmu? Aku juga seorang wanita. Aku punya perasaan, aku juga merasakan sakit hati."

Kyuhyun termangu merasakan nyeri di wajahnya.

"Tidakkah kau melihat bahwa aku memiliki perasaan padamu?"

Kyuhyun masih diam. Ia sadar bahwa dirinya memang pantas mendapatkan tamparan ini.

"Apakah karena wanita itu?" Mata coklat keabuan milik Stephanie menatap Kyuhyun seperti menuduh.

"Bukan.." kata yang terucap dari bibir Kyuhyun hampir menyerupai bisikan.

Kyuhyun menarik nafas, mengumpulkan keberanian untuk berbicara lantang "It's because of me. My heart, body and soul longing for her. My heart aches to see other man getting her attention. My body aches for her touch and my mind can not stop being anxious just by the thoughts of her. It's not her fault that I am like this."

Jujur saja, hati siapa yang tidak sakit jika dipaparkan dengan alasan seperti ini? Ketika Kyuhyun bermain dengan wanita-wanita yang dipilihnya secara acak, Stephanie tidak pernah merasa seputus asa ini karena dia tahu Kyuhyun tidak akan pernah serius dengan mereka. Dialah satu-satunya wanita yang masih akan tetap berada di sampingnya dan hal ini yang membuatnya berfikir bahwa dia seseorang yang istimewa bagi Kyuhyun.

Tapi tiba-tiba saja Kyuhyun membawa Yoon Chaewon dan mengatakan pada semua orang bahwa ia akan menikahinya. Stephanie selalu mengingatkan diri untuk tidak serakah tapi apa yang dia dapat? Hanya penolakan, tapi haruskah ia sekasar ini dalam menyampaikan penolakkannya?

Pria yang selama ini di sukainya sekarang menolaknya mentah-mentah karena mencintai wanita lain. Wanita yang baru dikenalnya, wanita yang bahkan nyaris tidak mengenal apapun tentangnya.

"Aku sudah lama mengenalmu, jadi mengapa bukan diriku yang berada di sisimu? Tidakkah kau berpikir kalau ini tidak adil?" Mata jernih milik Stephanie kini telah tergenang.

"... Maaf, tapi aku tidak bisa memenuhi permintaan nenek untuk menikahimu. Satu-satunya wanita yang ingin aku nikahi hanyalah Yoon Chaewon."

Meski menyakitkan tapi Kyuhyun memang tetap harus mengutarakan fakta itu pada Stephanie.

"Ketika bayi itu lahir dan jika itu benar-benar milikku, aku pasti akan membesarkannya dengan kasih sayang dan perhatian sehingga kau tidak perlu khawatir."

"Hah. Sekarang aku benar-benar disadarkan atas fakta kalau kau ini benar-benar pria brengsek" sebulir air menyelinap keluar dari matanya saat Stephanie mencoba tersenyum dalam ketidakpercayaan akan situasi yang dialaminya.

Stephanie meninggalkan rumah sakit dalam keadaan hancur. Kyuhyun mengusap wajahnya kasar saat menghela nafas.

Drrt Drrt

Kyuhyun mengambil ponsel dari saku jasnya dan melihat ID penelepon yang tertera di layar sebelum menjawabnya.

"Ada apa?"

"Presdir! Ada masalah penting yang terjadi pada cabang perusahaan di Kolombia."

Dahi Kyuhyun membentuk kerutan yang terpusat. Tatapan tajamnya tertitik pada refleksi dirinya yang terpancar pada cermin gedung di depannya.

"Apa yang terjadi?"

"Para investor tiba-tiba saja menarik uang mereka dari perusahaan pagi ini."

Genggaman tangan Kyuhyun semakin erat pada ponselnya.

"Aku akan dengar detailnya saat di kantor. Aku akan segera menuju ke sana"

Kyuhyun masuk kembali ke ruang rawat neneknya. Dia berdiri di depan kasur dan memandangi sang nenek dalam diam yang penuh makna.

'Apa ini salah satu cara nenek untuk membuatku menuruti permintaan nenek?'

Dengan pemikiran yang kalut Kyuhyun meninggalkan rumah sakit dan berangkat menuju kantor.

Sesampainya di kantor Kyuhyun mengumpulkan para direktur untuk melakukan rapat dadakan. Mood Kyuhyun yang awalnya tidak baik semakin suram selama rapat berlangsung.

Rapat yang mengulur banyak waktu berhenti dengan keputusan bahwa Kyuhyun akan langsung pergi ke Kolombia untuk melihat keadaan di sana.

.

Di sisi lain, Chaewon meninggalkan rumah terlebih dahulu masuk ke dalam mobil yang telah terparkir di sebelah mobil sedan berwarna putih yang di yakini Chaewon sebagai kendaraan yang digunakan oleh kedua tamu tak diundang meraka pagi ini. Tanpa melihat ke arah supir, Chaewon memberikan instruksi agar mereka cepat berangkat ke kantor meninggalkan keributan yang terjadi di dalam rumah.

Dalam perjalanan pandangannya terpaku ke luar jendela, otaknya di penuhi dengan pikiran-pikiran hipotesa, pengandaian atas apa yang akan terjadi pada hubungannya dengan Kyuhyun kedepannya. Tatapan kosong Chaewon kembali mendapatkan cahayan sesaat ia menyadari bahwa jalan yang diambil oleh ahli kemudi bukanlah jalan menuju kantornya.

"Ini bukan jalan menuju kantor" protesnya.

Sang pengemudi tidak menjawab bahkan tidak meliriknya sekalipun. Chaewon tersadar bahwa ada yang tidak beres di sini. Pria di balik kemudi mengenakan pakaian serba hitam, jaket kulit dan kaca mata hitam membuat kesan mengintimidasi semakin terasa. Chaewon mencoba untuk tenang, mengkalkulasi waktu yang tepat untuk kabur.

Sampai mereka di sebuah blok pemukiman yang sepi, mobil itu terhenti di depan dua orang pria yang bertubuh besar dengan pakain yang sama dengan yang dikenakan oleh si pengemudi. Saat mobil terhenti, Chaewon membuka kunci pintu dan berlari keluar sambil berteriak minta tolong.

Secepat-cepatnya dia berlari, tiga orang pria bertubuh atletis pasti bisa dengan cepat menangkapnya. Chaewon meronta-ronta dari tangkapan mereka.

"Stop struggling, we don't wanna hurt you but if you force us then we will."

TBC