webnovel

Chapter 1 DL

Setelah kepergian sang ibu, gadis cantik yang selalu di ratukan ayah dan saudara laki-laki nya itu, kini harus menelan pil pahit lagi setelah kehilangan kontak dengan sang Kakak.

Ia merasa kehilangan lagi separuh jiwanya, bahkan sang Kakak sekarang tak pernah mengirim kabar.

Sudah cukup lama kakak laki-laki satunya selena tidak pernah pulang setelah pamit bekerja ke kota. Bahkan ia tak sekalipun menghubungi ia dan Ayahnya.

Lelaki paruh baya itu melihat putrinya sedang sibuk membenahi barang dan baju. "Nak, aku kemana kamu?" tanya nya.

"Ayah, aku sudah bertekad akan pergi mencari Kak Devan ke tempatnya bekerja!" Selena berkata pada Ayahnya sembari memasukan barang-barangnya ke dalam tas yang terbuat dari kain.

"Tapi Nak, Ayah khawatir kamu belum pernah ke kota sendirian!" Jawab pak Mark Ayahnya.

Dengan sejuta kekhawatirannya lelaki paruh baya itu mengizinkan putri bungsunya pergi ke kota untuk menyusul sang Kakak yang sudah 3 tahun tidak pulang bahkan tidak pernah menelpon ataupun mengirim surat.

Selena hanya berbekal secarik kertas, tempat dimana Kakaknya bekerja! Pergi menggunakan kereta untuk pertama kalinya ke ibu kota, membuat ia sangat antusias ketika melewati pusat kota dengan gedung-gedung tinggi.

Sampai akhirnya ia tiba setelah 7 jam perjalanan di sebuah pabrik dengan nama perusahaan yang hampir ada di setiap papan iklan di kota besar itu, bangunan yang di lapisi gerbang tinggi dengan pengamanan ketat dari para Security di depannya.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya salah satu pihak keamanan, ketika melihat Selena yang terus hilir mudik seperti kebingungan di depan gerbang itu.

"Ya, saya mencari Kakak saya dia bekerja di sini!" Selena menyodorkan secarik kertas yang ia bawa sedari tadi.

"Ya ini pabriknya, siapa nama Kakakmu?"

"Devan,"

"Devan?" tanya petugas keamanan itu lagi.

"Ya, Devan Markez!" ulang Selena.

Lelaki bertubuh tegap ituitu membelalakkan matanya, ia tampak kebingungan namun kemudian kembali menjawab. "Tidak ada karyawan bernama Devan disini! Kamu salah alamat,"

"Tidak mungkin, Kakak ku sudah tiga tahun tidak pulang."

Security itu undur diri. Ia berbalik menatap Selena kasihan. Ditambah salju turun mulai berjatuhan di atas kepalanya. "Siapa namamu?" tanya Security lagi.

"Selena Markez!"

"Oke Mrs Markez sebenarnya aku ingin memberitahu kamu sesuatu. Tetapi jika kamu mengatakan tahu dari ku, aku akan kehilangan pekerjaan."

"Ah begitu!" Jawab nya polos.

Namun Security itu tidak tega melihat gadis itu tampak kecewa.

"Pergilah ke perusahaan pusat! Carilah pemimpin perusahaan bernama Edison, dia mungkin akan memberitahu mu tentang Kakakmu."

Gadis itu tersenyum karena berharap seseorang bernama Edison itu bisa memberitahu keberadaan Kakaknya.

Security itu memberikan secarik kertas dengan alamat lengkap perusahaan pusat. Selena dengan senang hati pergi ke sana walau menghabiskan banyak waktu karena tersesat.

Akhirnya kini ia tiba di depan gedung tinggi dengan nama yang terus ia lihat di sepanjang jalan, gedung itu menjulang tinggi sampai membuat leher sakit menatapnya. Ia masuk kedalam dan membuat semua orang menatapnya, tampilannya yang kuno membuat ia menjadi pusat perhatian.

"Selamat siang, saya mencari pak Edison pemimpin perusahaan ini." Selena menyampaikan niatnya pada Resepsionis.

"Pak Edison? apakah anda sudah memiliki janji?" jawab resepsionis.

"Tidak, tapi saya harus bertemu dengannya, ada hal penting yang harus saya tanyakan."

"Maaf untuk bertemu pimpinan, kita tidak bisa sembarangan menerima tamu."

"Tolong katakan padanya, saya harus menanyakan keberadaan Kakak saya! Dia bernama Devan dan tidak pulang selama 3 tahun."

"Maaf sekali lagi kami tidak bisa membantu."

Selena terus memaksa untuk bertemu dengan Edison! Ia membuat keributan dengan berteriak dan terpaksa membuat Security yang berjaga menyuruhnya keluar.

Keributan itu disampaikan langsung oleh resepsionis ke lantai atas, dimana Edison berada.

"Siapa yang mencari saya?" tanya nya dari balik telepon.

"Seorang wanita, dia bilang mencari kakaknya bernama Devan."

"Devan?" Edison berdiri saking kagetnya.

Edison tampak membuka layar komputer yang memperlihatkan penampakan gadis yang mencari Kakaknya itu, melihatnya meronta dan terus berteriak membuat Edison tersenyum menyeringai. Lelaki itu tampak sedikit berpikir dan kembali mengambil gagang telepon nya.

"Suruh supir membawa gadis itu ke rumah saya!" Titah Edison, yang langsung di iya kan oleh resepsionis.

"Siapa nama anda Nyonya?" resepsionis itu menghampiri Selena yang sedang meronta dibalik tubuh Security yang menghadang nya.

"Selena Markez!" teriaknya.

"Silahkan ikut ke mobil, nanti akan bertemu Tuan Edison di rumahnya! Supir ini akan mengantarmu."

Selena mengerjap kan matanya. Mengapa harus di rumahnya, bukankah Edison berada di kantor. Namun ia tidak berpikir lagi karena segera ingin tau keberadaan sang Kakak, dan hanya menurut dan pergi ke rumah Edison.

Selena terus berdiam, lelaki yang mengemudikan mobil yang ditumpanginya lebih cocok seperti bos dimatanya karena memakai jas dan juga dasi rapih.

"Siapa namamu Tuan?" tanyanya berharap keadaan mencair karena ia merasa sangat bosan.

"Jhon! " Jawabnya singkat.

"Namaku Selena Markez, panggil saja Selena!" Gadis itu menjawab padahal tidak ada yang bertanya.

Jhon tiba-tiba menginjak rem mobilnya seketika. Membuat Selena hampir jatuh ke depan. "Astaga, kenapa Tuan Jhon?"

"Markez?" tanya nya.

"Iya, aku ingin mencari Kakak ku Devan Markez. Dia sudah 3 tahun tidak pulang, Ayahku merindukannya."

"Devan?" lagi-lagi suara Han tampak terkejut, lelaki berusia sekitar 30 tahunan itu lagi-lagi kaget.

"Apa kamu mengenal Kakak ku Tuan ?"

Jhon segera menggeleng dan kembali melajukan mobilnya. "Mengapa kamu ingin bertemu Tuan Edison?"

"Dia menyuruhku datang menemuinya."

"Pergilah selagi bisa, jangan menemuinya."

Selena terdiam, ia sedikit kesal pada lelaki di depannya karena melarang. "Maaf Tuan Jhon, tapi Tuan Edison menyuruh saya menemuinya! Dia akan memberitahu ku dimana Kakakku."

Jhon hanya diam tanpa menimpali ucapan gadis itu.

Telepon Edison tiba-tiba berdering."Dimana kamu Jhon lama sekali!" ucap seseorang dari balik telepon.

"Maaf Tuan, sebentar lagi saya akan sampai!" Jawab Jhon, dan menutup teleponnya.

Rupanya Edison sudah berada di rumah. Ia pulang menggunakan Helikopter pribadinya yang langsung mendarat di atap rumah mewahnya itu.

Mobil yang ditumpangi Selena akhirnya memasuki gerbang mewah rumah Edison. Dua penjaga tampak berjaga didepan sana dengan peralatan senjata lengkap. Taman yang menghampar luas mencuri pandangan Selena dan tak ayal membuatnya sampai melotot.

Butuh sekitar 2 menit menggunakan mobil dari gerbang menuju kediaman pintu utama. Akhirnya mereka tiba. Sebelum keluar dari mobil, Jhon melirik ke arah Selena. "Ingat jangan katakan apapun yang membuat tuan Edison marah, jangan katakan apapun tentang apa yang aku ucapkan tadi!" Pintanya.

Mendengar itu Selena berpikir Edison mungkin adalah seseorang yang sensitif, ia pun mengangguk.

Selena menapaki beberapa anak tangga menuju pintu besar rumah itu. Yang langsung terbuka begitu ia berada di sana. Ia masuk mengikuti langkah Jhon . Setelah berada di dalam rumah Jhon langsung mengajaknya menapaki anak tangga yang meliuk tinggi sampai ke lantai dua.

Kemudian Jhon mengetuk pintu sebuah ruangan. "Tuan, tamu anda sudah tiba!" ucap Jhon.

"Bawa masuk, dan kamu pergilah."

"Masuk, ingat pesanku." Ucap Jhon lagi pada Selena dengan nada datar.

Selena mengangguk dan masuk ke ruangan itu.

"Selamat sore Tuan, saya Selena adik Devan Markez"

Mendengar nama Devan membuat Edison memutarkan kursi yang sedang di duduki nya, kini ia menghadap kepada gadis itu.

Mata Selena terbelalak. Lelaki yang mereka sebut pimpinan ternyata bukan lelaki tua di bayangannya. Dia adalah pria sehat yang masih bugar dengan tubuh atletis dan sedikit jambang di pipinya, hal itu membuat Selena menahan saliva karena sedikit takut. Bagaimana tidak, tangan berurat nya memperlihatkan seperti ia olahraga kekerasan.

"Hi Selena!" Ucap Edison, matanya menatap gadis itu dari ujung kaki sampai kepala, tidak membuatnya tertarik sama sekali.

"Ya Tuan." Gadis itu menundukkan kepalanya.

Menatap wajah Selena yang mirip Devan membuat mata Edison kini bergejolak penuh amarah. "Apa kamu mencari Kakak mu?" tanya nya.

Selena segera mengangguk. "Kalau begitu apa yang bisa kamu berikan padaku untuk informasi yang kamu inginkan?"

"Aku- aku tidak punya apapun Tuan, Ayah saya sakit dan merindukan Ka Devan jadi saya datang untuk mencarinya."

Mendengar ucapan Selena yang malang, membuat Edison tersenyum puas. "Em, jadi apa yang akan aku lakukan pada adikmu ini Devan!" Lirih nya sembari berjalan mendekati Selena yang semakin bercucuran keringat karena takut.

"Jika kamu ingin tahu dimana keberadaan Kakakmu, kamu harus memberikan sesuatu untukku! Akan ada harga yang setimpal untuk itu." lirih Edison di telinga gadis itu.

"Apa itu Tuan?" tanya nya bingung karena tak punya apa-apa.

"Temani aku malam ini!" Ucapan Edison kini membuat Selena hampir kehilangan keseimbangan.

Senyuman nakal Edison dan sorot mata yang seperti ingin menerkam membuatnya amat ketakutan.

Sebuah kata yang menggantung dan baru Selena dengar pertama kalinya dari seorang Pria membuatnya bergidik ngeri.