webnovel

Chapter 31

Liany memasuki lobby kantor BOX Group, dia berjalan dengan santainya menuju ke resepsionis.

"Hai Liany sedang apa? Eh astaga maaf kalau ngga sopan Bu Bos", ujar Aini receptionis yang sempat beberapa waktu lalu sering makan siang bareng Liany.

"Biasa aja kale Aini. Aku tuh pengacara alias pengangguran banyak acara bukan Bu Bos", ujar Liany tersenyum.

"Tapi kan kamu itu istrinya Big Bos Nathan", ujar Aini menggoda.

"Itu kan cuma status aja kok. Aku tetap aku. Liany yang dulu sebelum kamu tau statusku. Jadi bersikap biasa aja sama aku ya. Kita tetap berteman seperti biasa aja. Jangan sungkan", ujar Liany enteng.

"Sip deh kalau Bu Bos udah ngomong gitu. Ada yang bisa aku bantu?", tanya Aini.

"Mau ke ruangan Nathan, dia ada ngga ya?", tanya Liany.

"Udah naik aja. Masih punya kartu karyawan yang dulu kan?. Naik aja kan perusahaan kamu yang punya juga", ujar Aini.

"Hussy ini punya Nathan. Kalau LH Group baru punyaku", ujar Liany tersenyum.

"Eh kamu jadi sekarang kerja sama papamu?", tanya Aini.

"Kadang-kadang masih suka ke kantor bantu-bantu papa beresin kerjaannya. Gantian sama papa. Kan papa ngga boleh kerja terlalu berat dulu makanya aku ngalah deh bantu-bantu beliau", ujar Liany.

"Ya udah naik aja langsung", ujar Aini.

"Aku naik ya. Bye Aini", ujar Liany melambai lalu berjalan menuju ke lift khusus CEO. Seorang security mendekati Liany.

"Maaf Bu, silakan ibu menunggu lift yang lain. Lift itu khusus untuk pimpinan Bu", ujar security itu.

Liany menoleh melihat security itu lalu tersenyum dan membaca nama yang tertera di baju security itu.

"Oh maaf ya pak saya salah tunggu lift", ujar Liany.

Taklama ada derap langkah berlari mendekati Liany.

"Mohon maaf Bu Bos. Dia orang baru jadi ngga tau kalau anda Bu Bos. Mohon dimaklumi ya bu", ujar security yang baru datang.

"Adi minta maaf kamu. Ini istrinya pak Nathan, ibu Liany", ujar security itu memukul lengan security yang tadi menegur Liany.

"Oh mohon maaf Bu Liany, saya tidak mengenali ibu. Maafkan saya ya Bu. Silakan Bu masuk lift ini aja", ujar Adi si security langsung memencet tombol di lift khusus CEO.

"Ngga apa-apa. Good kamu bisa melakukan seperti itu. Makasih ya", puji Liany lalu masuk ke dalam lift.

"Beruntungnya kamu Adi cuma Bu Liany. Dia walaupun istri bos tapi ngga sombong. Padahal saya dengar dia juga bos loh di perusahaan papanya. Lain kali jangan asal tegur aja ya. Tanya keperluannya apa dan mau ketemu siapa baru diarahkan", ujar security itu menasehati sementara Adi hanya manggut-manggut saja.

Sementara Liany sudah keluar dari Lift dan melihat Dian di mejanya yang langsung berdiri saat melihat Liany. Liany menaruh telunjuknya di depan bibirnya menyuruh Dian untuk tidak bersuara agar Nathan tidak mendengarnya.

"Nathan ada? Lagi sibuk ngga?", bisik Liany.

"Ngga, beliau baru aja kembali dari makan siang", jawab Dian pelan.

"Ini pengganti Risma ya?", tanya Liany sambil matanya melirik seorang gadis yang sibuk mengerjakan pekerjaannya.

"Adel sini. Kenalkan ini ibu Liany, istrinya pak Nathan", ujar Dian memperkenalkan. Adel berdiri lalu menghampiri dan menjulurkan tangannya dan Liany menyambutnya hangat lalu mereka saling melepaskan.

"Masuk aja sana", ujar Dian.

"Aku pinjam map untuk tanda tangan dong", ujar Liany dan Dian memberikannya. Liany mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya lalu menyusunnya dengan rapi. Sepintas Dian melihat dokumen yang dimasukkan Liany.

"Kamu hamil?", tanya Dian berbisik.

"Nathan Junior", ujar Liany tersenyum. Dari sudut matanya Liany melihat Adel memperhatikan Liany dengan seksama dari ujung rambut sampai ujung kaki nya namun Liany tidak perduli.

"Wah selamat ya. Pasti si Bos happy banget. Jaga kesehatan mu dan baby juga", ujar Dian dan Liany memperlihatkan jempolnya.

Liany lalu berjalan menuju ke arah pintu, mengetuknya dan kemudian masuk. Nathan masih duduk ditempatnya menulis sesuatu sehingga ia tidak menyadari kedatangan Liany. Liany menyodorkan map dokumen itu dan Nathan mengambilnya tanpa mengangkat kepalanya.

Nathan membuka map itu dan sedikit bingung dengan isi yang dilihatnya lalu ia melihat ke arah Liany dan sangat terkejut melihat istrinya.

"Kejutan. Itu hadiah buat kamu sayang dan juga hadiah kelulusan ujian skripsi aku", ujar Liany tersenyum. Nathan berdiri lalu memeluk istrinya.

"Itu apa Liany? Selamat ya sayang sudah lulus ujian skripsi nya. Maaf ya aku ngga lihat kamu tadi pas presentasi, aku baru selesai meeting dengan klien sambil makan siang tadi", ujar Nathan mencium kening Liany.

Liany mengambil tangan Nathan lalu menaruhnya diatas perutnya. "Sayang, beberapa bulan lagi akan ada mahluk kecil yang akan memanggil mu papa", ujar Liany.

Makin kagetlah Nathan dan ia terlihat sangat senang dan bahkan matanya berkaca-kaca menatap Liany.

"Apakah aku akan menjadi bapak?", tanya Nathan lalu berlutut dan meletakkan telinganya si perut Liany.

"Iya sayang. Kamu akan jadi bapak dua bayi kembar", ujar Liany sambil membelai kepala Nathan yang masih menempel di perutnya.

"Anakku kembar? Terima kasih Tuhan. Sayang, jaga anak kita ya. Kamu jangan sampai lelah ya. Terima kasih. Love you so much", ujar Nathan lalu berdiri dan kemudian memeluk Liany erat.

"Ya udah kamu duduk dulu ya, aku kerjakan kerjaan aku dulu sebentar setelah itu kita ke rumah papi dan mami dulu. Mereka mau ketemu kamu. Pasti mereka senang banget kalau tau kamu hamil. Duduk dulu ya sayang", ujar Nathan lalu kembali duduk di kursinya dan kembali mengerjakan pekerjaannya.

Liany lalu duduk di sofa sambil melihat smartphone nya. Dian tak lama masuk ke dalam ruangan.

"Dian, tolong kamu belikan paket kue dan minum untuk seluruh karyawan BOX Group sekarang ya. Liany ku sedang hamil. Aku akan menjadi seorang bapak", ujar Nathan berseri-seri sambil memberikan kembali dokumen yang telah ia kerjakan kepada Dian.

"Baik Bos akan saya kerjakan. Selamat ya Bos semoga Bu Liany dilancarkan selama proses kehamilan hingga melahirkan nya kelak dan baby serta mommy nya sehat terus ya", ujar Dian.

"Aamiiin. Makasih ya", jawab Nathan dan Liany

Congrat ya Nathan dan Liany yang akan menjadi calon orang tua.

Next chapter