1 1

Seorang gadis bernama Clara ia terus menatap lurus jendela kafe, terdengar gemercik hujan tanpa henti. Ia sedang di kafe menikmati cappucino kesukaanya. Kafe ini adalah salah satu tempat favoritnya.

Embusan nafas gusar terdengar dari Clara. Sekarang ia masih di disini, karena ia tidak membawa payung sehingga membuatnya tetap stay menunggu hujan reda.

Clara menatap gelasnya yang sudah kosong, kemudian ia beranjak dari tempat duduknya dan berdiri di depan kasir, ia mengeluarkan sejumlah uang dan diberikan kepada kasir. Ia berjalan ke teras kafe, terlihat masih diguyuri hujan serta angin kencang yang sedikit membasahi tubuhnya.

Setelah lima belas menit menunggu, akhirnya hujan reda. Ia berjalan menyetop taxi yang akan melewatinya. Lalu taxi itu berhenti tepat di sampingnya, ia kemudian ia bergegas ke dalam taxi itu.

Sudah tiga puluh menit akhirnya pun sampai tepat didepan gerbang rumahnya, ia pun masuk lalu menutup kembali pintu pagarnya. Ia menemukan ayah nya yang sedang memperbaiki mesin mobil.

Clara menghampiri Ayahnya yang tengah sibuk memperbaiki mobilnya, ia mengulurkan tangan ke arah ayahnya. Sudah menjadi ritualnya menyalami kedua orang tuanya saat pergi dan pulang.

Ayahnya hanya melambaikan tangan ke arah Clara, seolah-olah ia memberikan aba-aba jika ayah nya saat itu tidak bisa memberikan tangan, karena tubuh dan tangan sang ayah kotor dan di penuhi oli.

Clara pun melanjutkan langkahnya langsung ke ruang tengah, ia menemukan bundanya yang sedang duduk dimesin jahit. Dewi sangat suka menjahit, sehingga waktunya ia habiskan di mesin jahitnya. Kemudian ia menghampiri bundanya. Lalu beranjak duduk di ruang tengah.

Clara menyelonjorkan kedua kakinya di meja, ia menatap sebuah gelas berisikan orange jus. Ia langsung meneguk orange tersebut sampai gelas itu kosong.

"Heh anak bunda udah pulang." ucap Dewi, yang buru-buru menyudahi pekerjaannya. Ia lalu menghampiri Clara, dan duduk di samping Clara.

Clara yang sibuk dengan mengubah channel tv. Ia menyenderkan kepala di bahu bundanya.

"Makan dulu, bunda udah siapin makanan kesukaan kamu." ucap Dewi

"Iya bun."

Fadil yang baru saja masuk, ia langsung menghampiri Clara dan duduk di samping Clara. Ia menatap gelas kosong. "Loh ini gelasnya kosong? Bun, orange jus ayah mana?" tanya ayah Clara.

Dewi terkekeh. "Anak kamu yang ngabisin yah." jawab Dewi, ia menoleh ke arah Clara. Dewi mengambil gelas kosong, ia beranjak dari duduknya berjalan menuju ke arah dapur. "Biar bunda bikin yang baru."

Fadil sedikit mendekati duduknya di samping anaknya. "Ini kok anak ayah, diem aja dari tadi." ucap Fadil, ia merangkul tubuh putrinya.

"Gak papa yah, Clara cuma lagi capek aja." jawab Clara datar, ia memijit dahinya.

"Ini yah minumnya." ucap Dewi yang baru saja datang, ia langsung duduk di samping suaminya sambil menaruh gelas di atas meja.

"Makasih bun." ucap Fadil. Ia langsung meneguk minuman itu, lalu di taruh lagi di atas meja. Ia beranjak dari tempat duduknya, dan naik tangga.

Clara beranjak dari sofa kemudian masuk ke kamar. Ia melemparkan tasnya ke sudut ranjang lalu membantingkan tubuhnya di atas kasur empuk, menatap langit kamarnya. menarik bantal yang berada disampingnya lalu di letakkan dibawah kepala. Matanya seketika terlelap dengan sendirinya.

Pagi itu Clara bergegas mandi, dan setelah itu ia langsung turun menuju meja makan. Dengan penampilannya yang sudah rapi sambil menjinjing tas. Satu demi satu anak tangga ia lalui hingga tangga terakhir, ia begitu bersemangat melakukan aktivitas itu, meskipun saat itu sekolah sedang di liburkan sampai waktu tidak di tentukan karena di sekolahnya lagi ada kegiatan. Ia langsung di sapa ayah bunda nya di meja makan. Clara duduk di bangku kosong samping bundanya. Ia langsung meneguk susu hangat serta roti bakar yang sudah di siapkan oleh bundanya. Ia langsung menyantap roti itu.

"Mau kemana nih anak ayah pagi-pagi udah rapi?" tanya Sang ayah kepada putrinya sambil mengoles selai roti.

"Clara mau ke toko buku yah."

"Ya udah kalo gitu bareng ayah aja, ayah juga habis ini mau ke kantor." sahut ayah Clara, yang baru saja selesai meneguk segelas kopi.

"Iya sayang, kamu ke toko buku bareng ayah aja. Kalian kan searah." seru Dewi yang baru saja beranjak dari duduknya ke dapur kotor.

Clara manggut-manggut. Ia menyudahi sarapannya, kemudian mengambil tas yang berada di bangku kosong sebelahnya. Ia beranjak menuju teras rumah. "Clara tunggu di depan yah." ucap Clara.

"Udah selesai sarapannya?" tanya Fadil, yang mengelap mulutnya dengan sapu tangan.

"Udah yah." jawab Clara dengan suara sedikit lantang.

Fadil, ia menyudahi sarapannya. Sedangkan Dewi mendekati suaminya untuk menyalami. Kemudian Fadil bergegas keluar dan langsung naik ke mobil. Terlihat Clara yang sudah berada di dalam mobil. Di ikuti oleh bunda Clara yang mengekori suaminya di belakang.

Fadil memundurkan mobilanya, lalu membelokkan setirnya dengan lurus dan melaju kan mobilnya. Ia hanya melambaikan tangan ke arah jendela mobil.

******

Kini mereka sudah berada di depan toko buku, Clara turun dari mobil lalu ia menyalami tangan ayahnya. Kemudian ia bergegas masuk kedalam toko buku itu.

Ia melirik satu persatu di setiap buku yang ada di rak. Semua buku ia buka, sepertinya ia sedang mencari buku pelajaran. Karena ia merasa selama libur sekolah banyak ketinggalan pelajaran, maka dari itu ia kepikiran untuk membeli buku di toko buku.

****

avataravatar
Next chapter