Selama ini saya mengagumi Tere-Liye, sebab ia begitu produktif. Setiap kali menyambangi toko buku, saya sering melihat buku-buku karangannya terpajang rapi di rak. Jumlah judulnya cukup banyak.
Meski begitu, saya belum pernah membaca satu pun bukunya, salah satunya karena di kamar saya masih menumpuk buku-buku yang belum saya baca. Bagaimanapun, saya ingin menuntaskan tumpukan itu terlebih dahulu ―atau setidaknya menguranginya, sebelum membeli dan membaca buku lainnya.
Nah, minggu ini tumpukan buku-yang-belum-saya-baca sudah menipis. Karena itu, Sabtu kemarin (02/20) saya pergi ke perpustakaan kota untuk mencari buku karya Tere-Liye. Sayang, hampir semua judul sudah dipinjam dan belum dikembalikan. Hanya ada satu buku yang tersisa, dan saya segera mengambilnya supaya tidak keduluan oleh yang lain