1 Prolog

Duke Selatan berkerja sama dengan Pangeran Pertama untuk menjatuhkan Sang Tiran, berakhir dipenggal dihadapan publik. Keluarga yang di dorong ke ujung jurang karena keterlibatan penuh atas pemberontakan.

Alleria, Nona bangsawan itu kewalahan dengan semua informasi yang ia terima. Apalagi mengetahui keluarga serta kekasihnya telah meregang nyawa.

Lututnya mencium karpet merah, di hadapannya terdapat Sang Mentari Negri, yang duduk di singgahsananya yang megah, Alano. Kaisar itu naik tahta beberapa tahun lalu dan membawa rakyatnya kedalam kesengsaraan.

"Kamu hanya punya satu pilihan. Patuh dengan semua yang ku katakan"

Ia membuat kotak dengan Alano yang sendari awal menatapnya dengan lekat. Pria itu bahkan tak lagi menyembunyikan kilatan hasrat berbahaya di matanya.

Penampilan Alleria yang begitu kacau, tetap memancarkan martabat seorang bangsawan tinggi. Matanya yang memerah, menatap kosong lantai seolah dunia yang di pijaknya runtuh. Ia tak lagi memiliki harapan akan masa depan. Apalagi keinginan untuk melanjutkan hidup.

"Kamu masih mempunyai banyak kepala untuk dilindungi, jangan berpikir untuk meninggalkan dunia ini tanpa persetujuan ku."

Seolah lehernya ditimpuk dan dadanya dihantam batu besar. Kilasan kehangatan kerabat yang tersisa dan rakyatnya yang setia memenuhi matanya. Hatinya terasa berat dan sesak, memikirkan nasib mereka ke depannya.

"Aku mempertimbangkan, apa aku harus membakar habis keluarga dan rakyat mu yang tersisa. Namun, aku memilih untuk mempertahankan keluarga mu yang memiliki sejarah panjang dan darah istimewa"

Kalimat pertama membawa Alleria kedalam ilusi dimana seluruh wilayahnya di selatan terbakar oleh api. Kalimat kedua cukup menenangkan hatinya, tetapi kalimat selanjutnya membuat dunianya terbalik.

"Maka dengan hal itu," Alvano mengambil jeda. Menikmati ketegangan di wajah cantik wanita di hadapannya.

"Alleria. Putri dari keluarga Summerwall dan satu-satunya generasi muda yang tersisa. Aku Alano Lightshire, memerintahkan mu tetap melanjutkan keluarga bersejarah Summerwall dengan darah kekaisaran."

Semua bangsawan yang berada di aula tercengang dengan apa yang diungkapkan Sang Kaisar Tirani itu. Beberapa bangsawan yang bersorak tak setuju, lidahnya dipotong dan dipenjarakan secara tak adil

Alano tersenyum penuh kemenangan di atas ketidakberdayaan Alleria. Di kepalanya terbayang akan ekspresi wajah kakaknya yang akan terdistorsi mengetahui tunangannya, berada di genggaman Alano sepenuhnya.

avataravatar