webnovel

Akhirnya aku menemukanmu

*Minggu lalu author tidak bisa update karena sakit. Maaf ya readers. Semoga kalian tetap bahagia*

******

Aryk berdiri di bawah guyuran air hangat yang mengalir dari kran shower. Tubuh tegap, tinggi, dengan enam otot perut berbentuk kotak, membuat pikiran wanita menari-nari liar. Rambut dan tubuhnya yang basah, menambah seksi penampilan Aryk. Ia menempelkan kedua telapak tangannya di dinding, pikirannya melayang, memikirkan dua gadis yang merasuk ke dalam hatinya.

Saat ia menjadi Sammy Orlan ataupun sebagai orang biasa bernama Aryk, ia selalu menjadi pusat perhatian para gadis. Namun, kedua gadis yang membuat hatinya tertarik, justru selalu ingin menjauhinya. Semakin sulit mendapatkan mereka, hatinya semakin penasaran.

Penasaran seperti apa pria yang bisa menarik hati mereka. Rasa sukanya terhadap dua gadis itu sama besarnya. Perbandingan dalam presentasi mungkin lima puluh banding lima puluh. Seandainya ia tahu, Gheisha dan Dandelion adalah gadis yang sama, pasti hatinya sangat bahagia.

"Dandelion, Ghe-Ghe, aku tidak tahu. Mengapa aku tertarik pada kalian berdua. Aku tidak ingin mengejar salah satu dari kalian, tapi aku ingin mengejar kalian berdua. Menurutmu … pria brengsek seperti aku ini, bisakah mendapatkan kalian?

"Aku tidak pernah memikirkan tentang cinta sejak aku menjadi model. Saat cinta itu hadir, mengapa harus terjatuh di dua hati. Mengapa juga kalian begitu sulit aku dapatkan?" Aryk bergumam sambil mengusap wajahnya yang sedang diguyur air hangat. Setelah ia membersihkan diri, ia duduk di sofa dekat jendela. Segelas anggur merah menemani lamunannya.

Drrtt! Drrtt!

Ponselnya bergetar di atas meja. Dari Icha. Manajernya itu ingin mengajaknya mencari calon model yang tepat untuk pasangannya di pemotretan selanjutnya. Mereka diberi waktu dua minggu untuk mencari gadis yang memiliki penampilan polos dan cocok menjadi model. Aryk hanya menjawabnya dengan satu kata 'ya'. Ponselnya kembali ditaruh di meja. 

Ia menenggak anggur merah itu sampai habis. Tiba-tiba, ia tersenyum mengingat ajakan Icha untuk mencari model. "Ah, aku tahu. Kenapa tidak mencari Ghe-Ghe saja. Wajahnya sangat cantik dan terlihat polos. Aku akan mengajak Icha mencarinya besok," gumamnya. Ia mengganti handuk kimono dengan celana pendek.

Hari ini ia sangat lelah. Ia melangkah ke tempat tidur dan berbaring tanpa memakai baju. Ia tidak pernah memakai baju tidur dan lebih suka tidur dengan bertelanjang dada. Di balik celana pendeknya, ia tidak menggunakan kain lapisan lainnya. Selain untuk kesehatan, tidur tanpa dalaman membuatnya lebih bebas. Apalagi di saat pagi hari, sesuatu yang biasanya ikut bangun bersamanya itu terasa sesak jika ia menggunakan dalaman.

Aryk mulai memejamkan matanya. Namun, ia sulit untuk tertidur. Matanya kembali terbuka lebar. Ia menatap langit-langit kamar. Tergambar wajah Gheisha saat mereka bertemu untuk kedua kalinya. Senyumannya mengembang, membayangkan besok ia akan bertemu dengan Gheisha. Langit-langit kamar itu seperti sebuah layar proyektor. Kenangan pertemuan pertamanya dengan Gheisha, kenangannya saat balapan dengan Dandelion, semua ingatan itu seperti ada di depan mata.

"Kalian berdua, tidak bisakah kalian berhenti mengganggu pikiranku," gumamnya. Ia kembali memejamkan mata. Setelah mengingat wajah Gheisha, ia bisa tertidur pulas, seolah wajah Gheisha adalah obat penenang yang bisa membuatnya tertidur.

***

"Yan!"

"Hem." Yani hanya menjawab dengan gumaman singkat. Ia sedang menata kosmetik di rak minimarket. 

"Dia tahu," ucap Gheisha ambigu.

"Siapa? Tahu apa?" tanya Yani yang tidak mengerti maksud ucapan Gheisha. 

"Aryk. Pria yang semalam kita temui," jawab Gheisha dengan lesu.

"Hah?! Terus, bagaimana?" 

"Semalam dia memaksaku untuk membuka topeng. Dia juga membayar bodyguard klub malam untuk membantunya. Aku takut, Yan. Sepertinya sangat marah," rengek Gheisha. Matanya berkaca-kaca. Kali ini ia benar-benar merasa ketakutan. 

Setelah kejadian di ruang ganti semalam, tidak menutup kemungkinan kalau Aryk akan melakukannya lagi. Meskipun, Gheisha bisa ilmu bela diri, tapi tidak sanggup jika menghadapi lebih dari satu orang. Sementara Aryk membawa bodyguard bersamanya. Tubuh mereka juga terlalu kuat untuk dilawan seorang gadis seperti dirinya.

"Kenapa tidak berhenti saja, Ghe? Pekerjaan di tempat seperti itu memang rawan dengan hal-hal menakutkan. Kamu gadis baik-baik, jangan sampai ada yang merusak hidupmu karena pekerjaan itu," ucap Yani. Ia sering memberikan nasihat kepada Gheisha untuk berhenti bekerja di klub malam. Namun, gadis itu tidak bisa melepaskan pekerjaannya. 

Saat ini, sebagian besar uang tabungannya sudah ditarik untuk biaya operasi Nanda. Semakin sulit Gheisha untuk berhenti dari klub malam. Karena bayaran di klub itu lebih besar dari bayaran di minimarket. Belum lagi, jika ada pelanggan yang memberinya uang tip dan hadiah seperti Aryk.

"Aku tidak bisa, Yan. Tabunganku belum cukup untuk hidup mandiri dan keluar dari rumah neraka itu," desah Gheisha. Sesak rasanya, ketika ia harus berjuang sendiri. Padahal uang dan perusahaan kecil milik ayahnya itu masih cukup untuk membiayai hidup seluruh keluarganya. Namun, keuangan yang masih dipegang oleh Sharmila, membuatnya tidak bisa melakukan apa-apa.

"Kenapa tidak menikah saja? Kalau kamu menikah, perusahaan dan semua transaksi keuangan akan jatuh padamu. Dengan begitu, kamu punya uang yang cukup, untuk membeli rumah yang lain dan bisa hidup terpisah dari Sisi dan ibunya. Benar, kan?" 

"Yani, kamu tega bicara seperti itu padaku? Kamu tahu, alasan aku tidak mau menikah itu apa, tapi kamu malah memberikan aku ide yang konyol seperti itu. Ah, sudahlah! Aku pusing.

Mereka kembali bekerja. Gheisha menjaga meja kasir dan Yani menyapu lantai setelah menyusun barang-barang di rak. 

***

Aryk sudah merias wajahnya menjadi Sammy Orlan. Jika Gheisha melihatnya sebagai Aryk, dia mungkin akan menganggap kalau Aryk berbohong saat menawarinya menjadi model pendampingnya. Karena itu, Aryk akan mencari Gheisha bersama Icha dengan penampilan sebagai model papan atas, Sammy Orlan. 

"Ryk! Sudah satu jam kamu bersiap-siap. Keburu sore kalau begini," gerutu Icha yang duduk menunggu di sofa ruang tamu apartemen Aryk. Ia masih tinggal di apartemen tunangannya karena masih kesal pada Aryk.

"Sudah. Ayo pergi!" Aryk mengambil kunci mobil dan pergi bersama Icha.

"Cuma mau mencari seorang gadis saja, memangnya harus totalitas seperti itu make-up yang kamu pakai?" tanya Icha. Pertanyaan bernada menyindir itu sama sekali tidak ditanggapi oleh Aryk.

Tadi pagi, Aryk menyuruh para pria yang semalam membantunya menangkap Gheisha untuk mencari berita tentang Gheisha. Ia memberikan foto yang diambilnya saat pertemuan keduanya dengan gadis itu kepada pria bayarannya.

Mereka sudah menemukannya. Gadis itu bekerja sebagai pegawai di sebuah minimarket. Aryk sangat bahagia, ia akan bertemu dengan Gheisha. Selama ini, ia mencari-cari sendiri. Namun, selalu tidak membuahkan hasil. Ketika ia memberikan foto Gheisha pada para pria bayaran, dalam waktu setengah hari, mereka sudah menemukannya.

Mengapa ia tidak terpikir sebelumnya untuk membayar orang lain. Mungkin, ia akan lebih cepat menemukan Gheisha. Namun, saat ia akan bertemu Gheisha, ia justru harus menjadi Sammy Orlan, bukan sebagai Aryk Surendra yang berkenalan dengan Gheisha.

'Sebentar lagi, kita akan bertemu, Ghe-Ghe.'

====BERSAMBUNG====

Next chapter