1 Prologue

Angin dingin lembah Jie berhembus kencang.

Kediaman Jie sudah dipenuhi bendera putih dan hitam untuk berduka, angin yang menghembusnya menambah dingin suasana duka yang sangat mendalam, beberapa layangan besar milik Hong di sudut gudang tak jauh dari dapur terbengkalai, sebentar lagi akan menjadi benda tak bertuan yang akan hilang maknanya oleh waktu.

Tiga hari, BaiHu memutuskan membiarkan tubuh Hong tetap berada di goa walau jantungnya sudah berhenti berdetak karena Jade biru akan menjaga tubuhnya dari kerusakan, Hong akan tetap sempurna hingga hari pemakamannya.

Fei sempat mengurung diri di dalam goa berhari-hari hingga ia tumbang, BaiHu juga datang dan duduk berlama-lama di samping Hong dan berharap Hong akan membuka matanya, dan berharap kalau diagnosis tabib mungkin salah, Hong mungkin masih ada harapan, tapi, ia tidak bergerak sama sekali.

Bendera putih panjang memenuhi setiap tiang pasak rumah besar Jie, para pelayan hingga pengawal tak bisa menahan duka yang sangat dalam, semua orang menangis, tak memiliki energi lebih untuk melakukan apapun juga, SanTu menangis siang dan malam tanpa henti, bahkan saat memasak obat untuk tuan muda Fei ia berusaha menahan air matanya, bibi Lu yang biasa masak makanan untuk Hong juga menangis hingga matanya bengkak.

"Huks Tuan muda Hong"

==================

###The Story of Red Peacock and Blue Dragon Vol.1

Ceritanya,

Nun jauh di sebuah lembah di atas kaki gunung yang sangat subur dan indah, sejauh mata memandang adalah hijau penuh dengan tanaman indah berwarna warni dan pohon dengan bunga besar di setiap tangkainya.

Lembah Jie yang sangat mempesona, lembah di mana kediaman besar keluarga Jie berada.

Keluarga Jie terdiri dari kepala keluarga BaiHe, yang masih sangat berjaya dengan julukannya sebagai Bangau Putih yang Anggun dari selatan, selain karena ilmu beladirinya yang tiada tanding BaiHu juga memiliki wajah tampan luar biasa yang mampu menaklukkan hati seorang putri manja satu-satunya dari Kaisar Tang terdahulu TangYuan, yang kecantikannya bahkan tak terucap hanya dengan kata-kata saja.

Keduanya memiliki dua putra, FeiEr dan HongEr yang rupawan luar biasa, tentu bisa ditebak darimana mereka mendapatkan wajah dan bentuk tubuh hampir sempurna itu berasal.

FeiEr seorang tuan muda, wajah tampan sikap yang terpelajar, bisa memainkan segala alat Musik jago dalam ilmu tenaga dalam dan pedang, selalu menjadi juara nomor satu dalam memanah dan berburu.

Menjadi tuan muda adalah takdirnya sejak lahir, lahir dari keluarga berada, bahkan di usianya yang masih kecil sudah banyak keluarga terpandang yang siap menyodorkan anak putrinya untuk menjadi istrinya kelak.

FeiEr sangat menyayangi adiknya Hong, melebihi apapun, suatu hari saat berusia lima tahun dan tengah merenung sendiri di sore hari di kamarnya ia tiba-tiba mendengar suara tangis bayi yang sangat keras dari kamar Ibundanya, seorang bayi kecil dengan rambut agak ikal berwarna merah, mata berwarna merah yang seketika berhenti menangis dan tertawa padanya, memegang pipi Fei dengan tangannya yang kecil dan mungil, sejak itu, FeiEr jatuh cinta pada pandangan pertama.

Hari-hari FeiEr bersama HongEr adalah hari-hari paling bahagia yang dirasakan FeiEr, memiliki seorang yang mengaguminya, yang selalu mengikutinya kemanapun ia pergi selalu memperhatikan setiap gerak-geriknya, anak itu perlahan menjadi bagian lain dari hari FeiEr, mungkin ia tidak akan bisa melepaskannya sama sekali.

Tak terasa waktu berjalan cepat.

FeiEr tumbuh menjadi seorang pria muda yang tangguh, memiliki ketangkasan beladiri tingkat tinggi, terpelajar dan murah hati, terutama ia tumbuh menjadi pria idaman setiap gadis muda yang melihatnya.

Sedangkan HongEr tumbuh menjadi seorang pemuda yang manis, wajah yang kerap ceria, tersenyum lebar bagai matahari, wajah yang mulus dan cantik bak anak gadis yang membuat ia kerap mendapat perlakuan kurang sopan dari pria hidung belang yang melihatnya, hal yang membuat FeiEr kerap gerah dan selalu menempel pada HongEr kemanapun ia pergi, tapi, ia tidak bisa melakukan itu seterusnya, bagaimanapun pemuda itu tumbuh Makin dewasa,

+_+_+_+_+_+_+_+_+_

Setahun yang lalu.

Teng teng teng... Suara alat musik.

Angin berhembus lembut.

Irama sitar dan kecapi yang halus mengisi kekosongan di sela-sela hembusan angin.

Kelas menjelang siang, FeiEr masih sangat menikmati kelas musiknya bersama dengan master yang khusus datang dari selatan GuifuLayi, seorang pria sebaya dengan rambut dan janggut yang sudah hampir memutih semua, wajah ramah yang kerap tersenyum, gerakan tangan yang halus, seorang pria terpelajar yang mengandalkan musik sebagai kesenangan hidup dan juga mata pencahariannya.

FeiEr menoleh ke kursi kosong tak jauh di sampingnya, itu kursi untuk Hong tapi lagi-lagi anak itu bahkan tidak terlihat bayangannya di manapun.

FeiEr hampir menyelesaikan bab akhir musiknya saat terdengar derap kaki kencang dan cepat masuk dari luar.

"Buk buk buk buk"

"Tuan muda! Tuan muda gawat!"

San Tu pria muda yang menjadi pelayan FeiEr sejak kecil masuk dengan cepat, ia masih terengah-engah berusaha mengumpulkan nafasnya saat tiba di depan FeiEr yang sudah menghentikan gerakan jarinya di atas kecapi.

"San Tu Ada apa?"

San Tu menunjuk ke arah luar aula, wajahnya merah karena cemas.

"Tu tuan HongEr, gawat Tuan muda ayo cepat!"

FeiEr belum dapat penjelasan dari San Tu soal apa yang terjadi, tapi berhubungan dengan HongEr langsung membuat lutut FeiEr bergerak cepat dan bangun, berpamitan sebentar pada gurunya sebelum ia lari keluar aula.

"Permisi sebentar guru"

Guifu hanya melambaikan tangannya sambil mengelus janggutnya, ia dapat mengerti situasi tersebut.

"Yah silahkan tuan muda"

Di tepi danau belakang.

Beberapa pelayan muda berdiri di pinggir danau, seorang wanita dengan pakaian mewah dan aksesories rambut yang sangat indah berdiri di antaranya, semua melihat ke arah danau yang airnya masih beriak.

"Aduh HongEr! bagaimana ini?"

Wanita dengan penampilan dengan penampilan sangat wah itu tak lain adalah TangYuan, putri ke lima kaisar sebelumya Tang Lie, ia menggigit ujung sapu tangan sutranya dengan cemas sambil melihat beberapa pria pengurus rumah besar lainnya sudah terjun ke dalam air, tapi tidak menemukan HongEr di mana-mana, ia panik dan tak bisa berbuat apa-apa sementara anak buahnya terus berusaha mencari Hong.

Muncul FeiEr dari belakang cepat.

"Ibunda apa yang terjadi?"

TangYuan menunjuk ke tengah danau.

"FeiEr, HongEr jatuh ke dalam kolam, tadi sapu tangannya jatuh dan ia berusaha mengambilnya, tapi ia tidak hati-hati dan..oh HongEr-ku."

FeiEr membelalakkan matanya lebar, bagaimana bisa HongEr jatuh ke tengah danau, ia tidak bisa berenang, ini sangat bahaya, pikirnya semakin cemas, tanpa pikir panjang FeiEr melepas sepatunya dan meloncat ke dalam kolam.

"FeiEr!"

"Tuan muda!"

TangYuan terlambat mencegahnya, putranya sudah menghilang dalam air.

Dingin, cahaya remang-remang dari atas kolam, air yang tenang di dalam, semakin dalam FeiEr berusaha menemukan HongEr, di mana dia? Ini sudah terlalu lama, jangan sampai terjadi hal buruk pada HongEr.

Di pinggir danau,

TangYuan dan lainnya menunggu dengan cemas.

"Tuan muda Fei!"

"Tuan muda HongEr!" Seru para pelayan, semua cemas menunggu bahkan beberapa pekerja yang di suruh TangYuan tidak membuahkan hasil, hingga..

"Byuuurr!!"

Dari sisi sebrang muncul seseorang dari dalam air, FeiEr, yang memegang HongEr di depan dadanya.

"HongEr!" Tanpa pikir panjang TangYuan dan para pelayan mudanya berlari mengitari danau.

FeiEr membawa tubuh HongEr ke tepian, dengan cepat meletakkan tubuhnya yang sudah lunglai di atas tanah, HongEr tak sadarkan diri.

"HongEr, ayo bangunlah HongEr" Fei mengangkat tubuh HongEr dari belakang, menekan perutnya agar airnya keluar, ia berhasil tapi pemuda itu tetap tak sadarkan diri, rambutnya yang ikal merah basah menutupi pipinya, bibirnya yang tadinya merah menjadi agak kebiruan, HongEr tidak punya banyak waktu jika Fei tidak menolongnya saat itu juga ia sudah pasti akan kehilangan dirinya

"HongEr ayo bangunlah, HongEr"

FeiEr menundukkan kepalanya, membuka mulut HongEr yang pucat dan memberikan napas buatan untuknya, ini jalan satu-satunya, ia menghembuskan segala nafas dengan sekuat tenaga agar pemuda itu bisa sadar.

"HongEr ayolah!"

...........

-------------------

avataravatar
Next chapter