8 Perbuatan Nathan Yang Berbahaya

Viona yang di sudah terlelap pun terkejut saat mendengar pintu kamarnya ditendang dari luar. Apalagi mendengar suara Kimberly yang seperti sedang marah.

"Ada apa dengan anak itu?" gumam Viona yang kemudian segera bangkit dari tempat tidurnya.

"Ibu! Cepatlah! Cepat!" pekik Kimberly dari luar.

"Hei, hei! Ibu datang!" ucap Viona sedikit kesal.

Viona segera membuka pintu. Ia begitu terkejut melihat Kimberly yang terlihat berantakan di depan kamarnya.

"Kau kenapa, Kim?" tanya Viona yang langsung cemas melihat ekspresi sang putri.

"Ibu, api! Api!" ucap Kimberly begitu panik.

"Api?" Viona melirik ke sana kemari. Ia tak melihat ada api sama sekali. "Ibu tak melihat api," ucap Viona.

Konser segera menara tangan ibunya dan membawanya ke belakang rumah. Viona langsung syok saya melihat kobaran api dari kebun yang letaknya tak terlalu jauh dari rumahnya dan juga rumah warga yang lain.

"Apa ini, Kim?" tanya Viona yang masih berusaha untuk mencerna kejadian ini.

"Ibu, kita tak ada waktu. Kita harus segera pergi. Semua orang di wilayah ini akan terpanggang kalau tidak kita bangunkan!" pekik Kimberly.

Viona menoleh ke arah Kimberly. "Kau benar. Kau benar, Kim! Cepat! Cepat kau bangunkan warga!" ucap Viona yang kemudian bergerak keluar dari rumah.

Viona menggedor satu demi satu rumah warga. Begitu pula dengan Kimberly. Para warga yang semula merasa terganggu karena dibangunkan tengah malam pun seketika panik saat melihat api di kebun apel tak jauh dari pemukiman warga.

Beberapa a orang sudah pun bersiap untuk memadamkan api. Sementara Kimberly. Dia menuju kembali ke kebun apel itu. Dia mendapati Nathan masih berdiri di sana seperti orang bodoh.

BUK!

Kimberly memukul pria itu dengan kepalan tangannya. Hingga akhirnya Nathan menoleh ke arah Kimberly.

"Hei!" pekik Nathan.

"Kau kusuruh apa tadi? Kenapa masih di sini?" pekik Kimberly.

"Siapa kau menyuruhku?" tanya Nathan.

"Aassh! Kau akan membunuh orang-orang yang ada di sini? Kenapa kau membakar tempat ini? Kau tahu bahwa tempat ini dekat dengan pemukiman warga!" sahut Kimberly begitu frustrasi.

"Aku tak peduli," jawab Nathan.

Kimberly melihat api semakin mendekat. Mereka berdua bisa saja terjebak di sana dan bisa menjadi abu jika terus berada di sini.

Tanpa pikir panjang, Kimberly menggenggam tangan Nathan, dan mengajaknya pergi dari tempat itu. Nathan memperhatikan tangannya yang digenggamnya oleh Kimberly dengan tatapannya yang kosong.

Kimberly mengajak Nathan ke depan rumahnya. Sementara orang-orang sudah sibuk memadamkan api.

"Sebenarnya kau siapa? Kenapa kau melakukan ini?" pekik Kimberly.

Nathan tak menggubris pertanyaan Kimberly. Ia hanya diam saja sambil melihat-lihat rumah yang sekarang ditinggali oleh Kimberly.

"Jadi ini rumahmu?" gumam Nathan begitu santai.

"What?" Kimberly tak percaya kalau Nathan sama sekali tak merasa bersalah telah menyebabkan keonaran di malam hari. "Kau Sud gila? Kau sudah melakukan hal kriminal. Kenapa kau sungguh sangat santai? Apa kau benar-benar manusia?"

Nathan berjalan masuk ke dalam rumah Kimberly. Gadis itu begitu kesal akan perilaku pria ini. Ia mengikuti Nathan masuk ke dalam rumah dengan penuh emosi.

"Kau mau ke mana?" tanya Kimberly saat mereka sudah memasuki rumah Kimberly.

"Di mana kamarmu?" tanya Nathan begitu santai.

Kimberly menoleh ke lantai atas sebagai bentuk jawaban. Nathan segera berjalan naik ke lantai atas. Dan masuk ke kamar Kimberly begitu saja. Kimberly berusia untuk menarik Nathan yang masuk ke kamarnya. Namun, kekuatan Nathan yang begitu besar membuat Kimberly tak bisa berbuat apa-apa.

"Tolong pergilah! Kenapa kau selalu menggangguku?" tanya Kimberly kesal.

Nathan justru naik ke atas tempat tidur dan tidur begitu saja di ranjang milik Kimberly. Kimberly terkejut dan berusaha untuk menarik-narik tangan Nathan agar dia pergi. Namun, Kimberly justru ditarik ke atas tempat tidur oleh Nathan. Kini mereka terjebak di atas ranjang berdua.

"Kau!" Kimberly berusaha untuk melepaskan diri. Tapi Nathan mencengkeram tubuhnya dengan erat.

"Diamlah, hari ini aku sangat lelah. Kau boleh marah besok. Aku benar-benar lelah," ucap Nathan begitu santai. Namun, terdengar jujur. Kimberly mendengar seperti suara putus asa dari perkataan Nathan tadi.

"Kenapa kau melakukan ini? Rumahku bisa terbakar dan .... "

"Petugas pemadam akan segera datang. Rumahnu tak akan kenapa-kenapa," ucap Nathan.

Pria itu memejamkan matanya dan tidur begitu saja di atas ranjang milik Kimberly. Sementara Kimberly hanya bisa kebingungan dengan apa yang terjadi.

***

Tuan Drigory terbangunnya dari tidurnya tepat subuh hari. Ia melepaskan pelukan Lucy dari tubuhnya. Setelah keduanya melakukan pergumulan dahsyat di ruang kerja Tuan Drigory. Rupanya mereka melanjutkan pergumulan mereka di dalam kamar. Hingga mereka tertidur bersama di kamar.

Tuan Drigory mengenakan celananya lalu keluar kamar. Black yang ada di luar kamar, langsung membisikkan sesuatu ke telinga Tuan Drigory.

"Kau sudah membereskannya?" ucap Tuan Drigory.

"Nathan menelepon sendiri petugas pemadam kebakaran, Tuan," jawab Black.

"Beri masing-masing rumah seribu dollar. Jangan ada yang sampai banyak bicara tentang hal ini. Anak itu memang lemah. Tapi dia tak bodoh seperti Jimmy," ucap Tuan Drigory.

"Baik, Tuan," jawab Black.

"Lalu bagaimana dengan wanita yang bersama Jimmy?" tanya Tuan Drigory.

"Sampai sekarang belum diketahui keberadaannya, Tuan. Hanya saja saya curiga. Keluarga Peterson menyembunyikannya," ucap Black.

"Cari dia hidup atau mati. Besok, atur pertemuan dengan Peterson," ucap Tuan Drigory.

"Baik, Tuan."

****

Nathan membuka matanya. Ia terlihat asing dengan tempat dimana ia tertidur. "Tempat apa ini?" gumam Nathan.

Kebetulan saat itu Kimberly juga terbangun dari tidurnya. Keduanya saling menatap satu sama lain. Nathan baru sadar kalau ia tidur di tempat orang asing. Ia segera bangun dari atas tempat tidur itu.

"Kenapa aku bisa ada di sini?" ucap Nathan terkejut.

Kimberly mengerutkan keningnya. Bagaimana bisa Nathan lupa? Setelah malam yang menegangkan semalam.

"Kau lupa apa yang terjadi semalam?" tanya Kimberley.

"Semalam?" Nathan kali ini yang mengerutkan keningnya. "Apa semalam kita?"

"Apa maksudmu!" amuk Kimberly. "Aku tak mungkin melakukan hal bodoh dengan orang yang tak kukenal.

Kimberly segera bangkit dan menuju ke jendela kamarnya. Ia segera membukanya dengan sedikit kesal hingga daun itu terbentur sisi dinding.

"Lihatlah hasil perbuatanmu!" ucap Kimberly.

Nathan segera ke jendela. Ia melihatnya kebun apel yang sebagian sisinya hangus terbakar. Aroma gosong saja masih tercium di hidung mereka berdua.

"Kau lihat hasil perbuatanmu!" ucap Kimberly kesal.

"Tak ada yang mati kan?" tanya Nathan dengan amat santai.

"Apa?" Kimberly memekik keras melihat reaksi Nathan yang begitu acuh. "Aku dan sebagain warga yang ada di tempat ini hampir mati!"

"Kan hampir. Nyatanya kau tak mati. Tak ada siapa pun yang mati," ucap Nathan.

Kimberly menatap Nathan penuh dengan kebencian. Bagaimana bisa seseorang sangat santai setelah melakukan hal yang begitu berbahaya.

Bersambung ...

avataravatar
Next chapter