1 MOS

Hari yang di nanti-nanti pun tiba. Dengan perlengkapan MOS yang di kenakan nya. Daisy Aurellia siap untuk menjalani hari barunya menjadi seorang Siswi di sekolah SMA Harapan Bangsa.

SMA Harapan Bangsa adalah sekolahan yang memiliki fasilitas yang sangat lengkap dengan para senior cogan yang menjadi penghuni sekolah tersebut.

Namun Daisy sama sekali tidak tertarik dengan para cogan yang ada di sekolah barunya nanti. Karena Daisy adalah tipe orang yang tidak terlalu memikirkan soal percintaan.

Semakin lama waktu semakin berlalu. Sekarang sudah jam 07:00 tanpa mengulur waktu lagi Daisy langsung menyambar tas nya tapi sebelum keluar dari kamarnya Daisy menatap pantulan dirinya di cermin terlebih dahulu sekalian melihat apakah atribut MOS yang ia kenakan sudah lengkap atau belum.

Dirasa sudah lengkap Daisy langsung keluar dari kamarnya menuju meja makan dan menyapa keluarganya yang sudah berada di meja makan.

"Morning Mah, Pah, Kak Dony, Bi Surti.," sapa Daisy dengan hangat sambil duduk di samping Dony.

"Pagi sayang," sapa Panji dan Rani kedua orang tua kandung Daisy.

"Pagi adik Kakak yang nyebelin...!" ucap Dony sambil mengacak-ngacak poni Daisy.

"Ihk! Kak Dony! Jangan rusakin poni Lia dong!" amuk Daisy sambil berusaha menjauhkan tangan Dony dari jidat Daisy.

"Liat nih jadi berantakan poni nya." Daisy yang membenarkan poni nya yang habis di hancurkan oleh sang Kakak.

"Maaf, sini biar kak Dony rapihin poni nya." bujuk Dony.

"Gak mau. Entar pasti di berantakin," tolak Daisy.

"Pagi non Lia," sapa Bi Surti di tengah drama sang Kakak dan Adik di pagi hari sambil membawa makanan ke meja makan. Bi Surti adalah ART yang sudah bekerja di ke diaman Adhiwijaya selama 13 tahun, makan nya itu Daisy menyapa Bi Surti layaknya sebuah keluarga.

Setelah selesai Bi Surti menyajikan makanan di meja makan semuanya hanya fokus memakan lauk pauk yang sudah ada di piring mereka masing-masing tanpa ada yang berbicara dan hanya terdengar suara dentuman sendok ke piring.

****

Sekarang Daisy tepat berada di depan gerbang sekolah. Daisy melihat ada beberapa Kakak kelas yang sepertinya mereka adalah OSIS. OSIS tersebut sedang mengecek atribut MOS yang di kenakan Siswa-siswi yang ingin masuk ke sekolahan dan ini membuat Daisy ikut berbaris mengantri untuk di cek atribut yang ia kenakan.

Setelah Daisy sudah berada di lapangan sekolah Daisy berhenti dan melihat ada banyak Siswa-siswi yang di hukum karena tidak mengenakan atribut MOS dengan lengkap. Untung saja Daisy memakai atribut lengkap jadi dirinya tak perlu dihukum.

"Aduh!" ringis Daisy karena pundak nya di tabrak oleh seseorang hingga membuat Daisy terhuyung.

"Eehhh... Sorry gue gak sengaja," ucap orang tersebut yang sepertinya sepantaran dengan Daisy.

"Its okay." balas Daisy dengan senyum ramah.

"Oh iya kenalin gue Ella Aditya." Ella memperkenalkan dirinya dengan mengulurkan tangan nya.

"Gue Daisy Aurellia." Daisy yang membalas jabatan tangan Ella.

****

Semua murid sudah berada di kelas nya masing-masing. Begitu pun dengan Daisy dan Ella sekarang mereka berada di dalam kelas.

"Gak nyangka ya.. Ternyata kita sekelas udah mana kita di kelas yang isinya anak pinter semua terus ada cogan nya pula," cerocos Ella kepada Daisy. Yap benar Daisy dan Ella satu kelas dan kelas mereka berdua adalah kelas 10-A yang memang mayoritas isinya adalah murid-murid yang pintar.

"Yaampun Ella lo kenapa sih dari lapangan sampe sekarang kita udah di kelas masih... Aja bahas cogan," ucap Daisy tak habis pikir dengan teman barunya yang satu ini.

"Hehehe mon maap," ucap Ella sambil nyengir tanpa dosa. Daisy hanya membalas dengan hembusan nafas.

Seketika suasana kelas yang tadinya berisik menjadi tambah berisik karena ada dua OSIS masuk ke kelas Daisy. Kenapa bisa berisik? Karena semua murid yang ada di dalam kelas sibuk memuji ke cantikan salah satu OSIS dan ke tampanan OSIS nya. Hingga Ella iku serta memuji ke dua OSIS tersebut dan membuat Daisy menghela nafas berat.

"Semua nya diam jangan berisik!" perintah OSIS Perempuan.

"Kami ingin memperkenalkan diri kami agar kami OSIS saling dekat dengan kalian semua," ucap salah satu OSIS Laki-laki.

"Perkenalkan saya Rosdeana Zein jabatan saya disini sebagai Bendahara OSIS."

"Nama saya Bobby Aditama Zein jabatan saya di sini sebagai Ketos alias Ketua OSIS," ucap Bobby sambil menaik turunkan alis nya. Dea dan Bobby adalah anak kembar tak identik.

"Ahkk..." ringis Bobby karena pinggang nya di cubit oleh Dea.

"Dia bukan Ketos tapi Wakil Ketos." Dea yang menjelaskan kesalah pahamam.

Saat para OSIS sedang menjelaskan sedikit tentang OSIS dan sekolah semua murid memdengarkan dengan seksama sementara Ella terus saja mengoceh tentang ketampanan sih Bobby tanpa henti.

"Daisy gue kaya nya jatuh cinta deh sama Bobby," ucap Ella sambil menompang dagu dan senyum-senyum sendiri.

"Hah?! Baru juga ketemu, ngobrol aja belom lo udah jatuh cinta sama OSIS itu?!" ucap Daisy dengan lantang dan spontan berdiri sambil menunjuk Bobby.

Ella menarik tangan Daisy agar Daisy duduk "Daisy jangan kenceng-kenceng dong! kalo kedengeran sama yang lain gimana??" bisik Ella.

"Kamu berdua yang duduk di barisan paling pojok maju ke depan," ucap Kak Dea.

"Saya kak?" tanya Ella untuk memastikan.

"Iya kamu, sama yang di sebelah kamu," ucap kak Dea.

Daisy dan Ella maju ke depan menuruti perintah Dea dan suasana kelas menjadi hening tidak ada satupun murid yang mengucapkan sepatah katapun. Karena Dea mengeluarkan aura yang bikin semua murid takut tapi tidak dengan Daisy. Daisy berjalan ke depan dengan santai tanpa terlihat raut wajah takut.

"Perkenalkan diri kalian berdua dan setelah itu kalian nyanyi." Daisy hanya memutarkan bola matanya malas.

"Daisy, lo bisa nyanyi kan?" bisik Ella.

"Ya bisalah masa gue gak bisa nyanyi," jawab Daisy yang ikut berbisik.

"Perkenalkan nama saya Daisy Aurellia putri. A." Daisy memperkenalkan dirinya dengan santai.

"Perkenalkan nama saya Ella Aditya." Ella memperkenalkan dirinya dengan sedikit gugup.

"Oke. Sekarang kalian berdua nyanyi," Ucap kak Dea sambil melipat tangan di depan dada.

"Daisy, kita nyanyi lagu Raisa Bahasa kalbu ya," pinta Ella yang hanya di anggukan oleh Daisy.

"Percayalah

Hanya diriku paling mengerti

Kegelisahan jiwamu, kasih

Dan arti kata kecewamu." Ella.

"Kasih, yakinlah

Hanya aku yang paling memahami

Besar arti kejujuran diri

Indah sanubari mu, kasih

Percayalah." Daisy.

Semua nya terperangah mendengar suara Daisy dan Ella. Masalah bernyanyi memang tidak usah diragukan lagi Daisy dan Ella adalah ahli nya.

avataravatar
Next chapter