webnovel

Who’s that girl

Neti memasuki pos perawat sambil menyanggul rambutnya, sore itu ia bertugas shift malam di bangsal VIP. Perawat shift sebelumnya menjelaskan tentang obat yang harus di berikan kepada beberapa pasien nanti malam. Isaac menghampiri pos perawat setelah jam kunjungan pasiennya selesai, matanya menangkap mata Neti yang melirik padanya dan tersenyum simpul.

"Neti, tolong ambil obat di farmasi untuk pasien kamar 301. sama tolong ke bagian logistic,air minum galon kita sudah mau habis." pinta salah satu perawat senior di sana. Neti mengangguk dan bergegas pergi meninggalkan pos perawat setelah sebelumnya ia melirik lagi ke arah Isaac yang sedari tadi memperhatikan dirinya.

"kalian tidak malam mingguan? Betah kali cewek-cewek cantik nongkrong di sini" senyum Isaac lalu menandatangani map pasien terakhirnya. Para perawat itu tersenyum menatap Isaac yang mengedipkan matanya pada mereka

"baiklah, saya pulang ya, jangan ganggu dengan telepon-telepon tidak penting. Kecuali kalau dia sudah mau menuju pintu sorga" kata Isaac lalu pergi meninggalkan pos perawat.

setelah dirinya sudah tidak terlihat dari pos perawat, ia segera berlari menuju lift dan menekan tombol satu lantai. Pintu lift pun terbuka, ia setengah berlari ke arah tangga darurat dan menemukan Neti yang sedang menunggunya.

Neti tersenyum dan melihat Isaac yang mengatur nafasnya karena habis berlari. Ia menghampiri Neti dan memeluknya,merengkuhnya erat ke pelukannya yang membuat Neti tertawa dan memeluk Isaac

"oh..aku kangen banget sama kamu, siapa yang kurang ajar bikin kamu tugas malam" kesal Isaac dalam pelukannya

"kan memang 2 bulan sekali aku shift malam."

"it's not fair, aku harus melalui 12 jam tanpa melihatmu, dan hanya cuman berapa menit saja seperti ini" Isaac melepas pelukannya dan menangkup wajah Neti, ia berlama-lama memandangnya dan mengelus pipi Neti

"coba ku scan wajahmu dulu,untuk penghalau rindu" Neti tertawa yang membuat lesung pipinya terlihat, jantung Isaac berdenyit, tangannya sedikit gemetar, ia menundukkan kepala dan mencium bibir Neti. Ketika Neti membalas pautan bibir Isaac seketika membuat jantung Isaac semakin berdenyit.

Neti melingkarkan tangannya ke leher Isaac,ketika ia menekankan ciumannya, kaki Neti sedikit berjinjit menyambut ciuman-ciuman Isaac. tangan Isaac meraih pinggul Neti dan mengangkatnya ke pelukannya yang membuat Neti menjerit dan melepas ciumannya lalu tertawa kembali. Ia mengelus pipi Isaac dan mengecup bibirnya perlahan beberapa kali

"I miss you.." bisik Neti yang membuat Isaac tersenyum bahagia.

"besok pagi aku ke kost kamu ya"

"hmmm.. besok aku ada pekerjaan" Neti menurunkan dirinya dari pelukan Isaac

"besok hari minggu sayangku,jangan coba-coba bohong" Isaac mengacungkan jarinya, Neti menggigit jari Isaac tapi ia dengan cepat menarik tangannya

"serius, kalau tidak percaya kamu ikut aja"

"kamu tuh paling bisa ya, bilangnya ada kerjaan,to the point aja minta di anterin jalan,emang paling bisaaa cewekku ini" Isaac mencubit hidung Neti yang membuatnya tertawa dan memeluknya lalu menciumnya bertubi-tubi.

Neti sedang membaca medical report beberapa pasien untuk mempersiapkan obat mereka, ia mencatatnya dengan teliti lalu segera mengemas obat tersebut.

"Neti, nanti tolong sekalian cek pasien 301, dia kan pakai kateter sudah penuh atau belum" Neti mengangguk dan membawa nampan obatnya lalu memasuki kamar 301.

Kamar tersebut gelap karena lampu kamar tersebut di matikan. Neti menyalakan lampu tersebut yang seketika di sambut teriakan yang menyuruhnya mematikan lampu

"maaf pak, waktunya minum obat dulu ya sebentar,nanti di matiin lagi lampunya" kata Neti sembari membuka tirai ranjang pasien tersebut.

pasien tersebut seorang laki-laki berumur awal 30an, ketika Neti membuka tirai ranjangnya, ia termangu melihat Neti dan raut wajahnya berubah menjadi tidak kesal. Neti membantunya untuk minum obat dan menunduk memeriksa kateternya yang terpasang di perut bagian bawah. Neti mengambil sebuah ember di kamar mandi, ia mencatat berapa jumlah volume urine tersebut lalu membuka tabung plastik urin ke dalam ember. Ia memeriksa jarum kateter yang terpasang di perut pasien dan tersenyum ketika di rasa pasien itu terus memandanginya.

"nama kamu siapa?" Tanya pasien tersebut, Neti melihat ke arahnya dan menjawab sekenanya. Ia sedikit merasa risih karena di perhatikan terus menerus, tiba-tiba tangan pasien tersebut menyentuh tangan Neti yang membuatnya terkejut. ia meminta segelas air dan Neti segera mengambilkan untuknya. Ia membantu memeluk punggung pasien tersebut untuk minum,mata mereka bertemu dan Neti tersenyum janggal padanya. Setelah kantong urine tersebut habis, Neti membuang urin tersebut ke dalam toilet. Ia merapihkan letak selang kateter dan membantu menyelimutinya

"Neti.." panggilnya ketika Neti beranjak pergi

"jangan lupa matikan lampunya ya" senyumnya dan Neti balas tersenyum pada pasien tersebut tanpa berpikiran aneh sedikitpun.

Jam menunjukan pukul 2 pagi,sebuah panggilan telpon dari kamar 301 berbunyi. Neti bergegas berjalan membuka pintu tersebut dan mendengar pasien tersebut sedang merintih kesakitan.

"jangan di nyalain!!" teriaknya ketika Neti hendak menyalakan lampu, akhirnya Neti membuka sedikit pintu agar mendapat sedikit cahaya

"kenapa pak, apa ada yang sakit?" tanya Neti,dia menunjuk ke arah perutnya dan merintih, Neti membaca rekap pasien tersebut, ia menderita Prostatitis* dan sedang menjalani pemeriksaan untuk dilakukan tindakan berikutnya. Neti menghampirinya dan menyentuh perut pasien tersebut

"bukan di situ di bawahnya" Neti menekan bagian simfisi pubis dan memeriksa jarum kateter

"bukan bawahnya lagi " erangnya, Neti sedikit ragu dan menjulurkan jarinya dan menyentuh bagian luar Korpus kavernosum yang terasa keras, Neti menyentuhnya dengan 2 jarinya dan mengusapnya perlahan mencari tau apa penyebab rasa sakit tersebut. pasien tersebut semakin teriak kesakitan yang membuat Neti semakin bingung, ketika Neti mengangkat tangannya, dia menarik tangan Neti kembali ke bawah dan berteriak kesakitan, Neti merasakan sebuah cairan kental, ia tidak bisa melihat warna cairan tersebut karena redupnya cahaya. Pasien tersebut terus berteriak, yang membuat Neti menebak sepertinya terjadi sebuah pendarahan.

Neti segera menyalakan sebuah lampu dan melihat cairan tersebut bukanlah darah,melainkan cairan berlendir bewarna putih dengan sedikit bercak darah, yang keluar dari penisnya. Neti menutup matanya dan mengeram, ia menyadari apa yang baru saja terjadi, ia baru saja mengalami sebuah pelecehan, pasien tersebut baru saja ejakulasi di telapak tangannya. Neti pergi ke kamar mandi dan membasuh tangannya, ia keluar dan melihat pasien tersebut tersenyum lega sambil melihat Neti

"sebuah rasa sakit yang layak di nikmati" senyumnya pada Neti

"saya menghormati anda sebagai pasien di sini, saya akan melaporkan ini sebagai pelecehan kepada kepala RS." marah Neti, pasien tersebut tersenyum melihat wajah Neti yang merah padam karena marah

"semakin kamu marah,semakin cantik lho" ledeknya, Neti membalikan badannya dan keluar membanting pintu.

Neti kembali di pos perawat, air matanya terjatuh dan ia menangis menutup wajahnya. Kedua rekannya menenangkannya dan bertanya apa yang terjadi. Ketika perawat senior datang, Neti menceritakan apa yang terjadi pada mereka, kedua rekan perawatnya terdiam. Perawat senior itu berdecak marah dan menghampiri kamar tersebut. tak lama ia kembali dan mengatakan dirinya sudah menegur pasien tersebut dan mengancam akan melaporkannya pada polisi, ia juga menyuruh Neti untuk tidak shift malam dulu besok untuk menenangkan dirinya.

Neti membawa 2 bungkus dress yang berlapis plastik laundry begitu keluar dari kostnya. Ia menaruh dress tersebut di belakang mobil Isaac lalu duduk di kursi depan. Isaac tersenyum dan mencondongkan wajahnya ke arah Neti yang di sambut dengan kecupan ringan dari Neti di bibirnya. Isaac tersenyum puas dan menarik tangan Neti,menggenggamnya lalu mencium tangannya. Mereka sampai di sebuah gedung studio di daerah Jakarta pusat. Isaac membantu membawakan dress Neti ketika mereka memasuki studio yang sudah ramai dengan para staff yang sedang mengatur background foto, lampu, gantungan baju-baju. Terdapat meja panjang di mana 3 orang asing sedang berkutat dengan laptop masing-masing. Seorang wanita berambut pendek, bertubuh mungil memakai leather jacket merah dengan skiny jeans sedang bertolak pinggang di belakang meja.

"madam…."panggil Neti kepada seseorang dan seketika wanita berjaket merah itu membalikkan tubuhnya dan tersenyum sumringah melihat Neti. Ia berjalan sambil membuka tangannya untuk memeluk Neti dan ia pun berjalan ke pelukannya

"ma belle... " ia tersenyum dan melepas pelukannya lalu mencium kedua pipi Neti.

"kapan sampai mam ?" tanya Neti

"tadi malam, aku tidak sempat menghubungimu,semua orang menggila untuk pemotretan hari ini, apakah gaun itu pas untukmu ?" tanyanya, Neti tersenyum mengangguk senang.

Neti membalik tubuhnya dan melihat Isaac yang tampak bingung sambil memegang gantungan baju tersebut. Neti mengajak wanita itu menemui isaac dan mengenalkannya

"sayang… kenalin ini Monica, dia yang mengurus semua ini, mam ini dokter Isaac, he is.." Neti tersenyum dan membisikkan sesuatu pada Monica yang membuatnya tersenyum. Isaac menjabat tangan Monica yang memperhatikannya dari atas sampai bawah

"Bonjour…." senyum Monica,lalu Isaac mengenalkan dirinya.

"ma belle …. Pergilah untuk bersiap, kita akan segera memulainya." Neti mengangguk dan mengambil dress dari Isaac, ia mengatakan mereka akan sedikit lebih lama dan Isaac boleh pulang dulu, tapi Isaac menggeleng dan bilang akan menunggu sampai Neti selesai. Neti tersenyum dan mencium pipi Isaac sebelum pergi meninggalkannya bersama Monica.

"kamu yakin akan menemaninya selama pemotretan ini ?" tanya Monica, Isaac melihat ke arah Monica yang memandangnya dengan wajah sinis

"it's will take a looongggg….. day "

"yeah, it's okay, i'll wait her" jawab Isaac yakin dan menganggukkan kepala. Monica menaikkan alisnya lalu mengajak Isaac duduk di belakang meja di depan sebuah layar monitor yang tersambung langsung dengan hasil jepretan sang fotografer.

"sudah berapa lama kalian bersama ? coffee ?" tanya Monica sembari menawarinya kopi, Isaac mengambil gelas kopi tersebut lalu memikirkan pertanyaan Monica, ia tidak pernah menghitung sudah berapa lama ia bersama Neti selama ini, lalu sebuah kenyataan membuatnya tersenyum dan menggelengkan kepalanya

"sudah lebih dari 3 bulan.. wow" Isaac merasa takjub dengan jawabannya, Monica mengangguk dan meneguk kopinya

"lalu semua pemotretan ini, ada acara apa ?" tanya Isaac, Monica membelagakan matanya pada Isaac

"she's not telling you ? dia salah satu model katalog produk kami. Dia sudah melakukannya sejak SMA, tapi sejak dia sekolah keperawatan dan sibuk membuang air kencing orang dia berhenti." Monica mengambil 3 buah buku katalog produk kecantikan dari paris dan memberikannya pada Isaac.

Isaac membuka sebuah katalog produk kecantikan berbahasa Perancis edisi terdahulu, ia membuka halamannya dan melihat foto-foto seorang wanita cantik model katalog tersebut yang berpose cantik memegang sebuah parfum,atau foto close up dengan wajah full make up, ada yang hanya mengenakan bikini sambil memegang produk sunscreen dan wajahnya tampak familier bagi Isaac.

"that's her.. semua itu dia" terang Monica ketika melihat wajah kebingungan Isaac, mata Isaac kembali melihat isi ketiga katalog itu dan masih tidak mempercayai apa yang di lihatnya

"she's very very tallented, menurutku bakatnya terbuang hanya untuk membuang sisa air kencing orang" Monica mendengus dan menyesap kopinya lagi

"dia lebih dari yang kau kira, aku tahu sebenarnya yang dia inginkan menjadi apa, kurasa itulah alasannya dia meninggalkanmu dan membuang air kencing orang" ucap Isaac, lalu Monica memalingkan wajahnya ke arah Isaac

"kau pikir aku tidak tahu dia mau menjadi apa ? aku sudah bersamanya bahkan sebelum kedua orangtuanya meninggal Monsieur .." Isaac tampak kembali kaget mendengar perkataan Monica

"aah.. she's not telling you about that too ?" Monica menyunggingkan senyumnya dan melihat ke para staff yang membawa ranjang kecil berlapis bunga ke tengah set.

Monica meletakkan kopinya dan turun menghampiri mereka, membantu merapihkan ranjang tersebut sembari mengomel. Isaac tertegun dan melihat kembali foto-foto Neti di katalog tersebut, ia terpaku pada sebuah foto dirinya yang memakai gaun berwarna biru,tubuhnya terlihat sangat kurus dan wajahnya tampak cekung memaparkan kesedihan. Isaac menebak foto itu pasti di ambil ketika Neti masih sekolah,mungkinkah ketika orangtuanya meninggal?

Neti keluar mengenakan dress furing berwarna kulit dengan full payet berwarna putih,melekat membentuk lekuk tubuhnya yang sexy. Neti terlihat seakan telanjang berhiasan payet, rambut hitamnya tampak berkilau, tergerai bergelombang, bibirnya yang penuh di poles dengan lipstik bewarna senada dengan kulitnya yang terlihat semakin sensual. Isaac sampai berdiri dari kursinya dan tercengang melihat Neti. Kakinya terasa lemas seakan tidak menapak pada lantai tempatnya berdiri. Neti melihat ke arah Isaac dan tersenyum sumringah yang membuat perut Isaac terasa di remas, dadanya kembali berdesir dan sebuah gelombang hebat dari dalam tubuhnya mendesak ketat sehingga Isaac harus menarik nafas dan menelan ludahnya sendiri.

Monica dan seorang wanita asing yang memakai headphone menghampiri Neti. Mereka memberikan Neti pengarahan dan seorang fotografer muda berwajah oriental menghampiri mereka, menjepretkan beberapa kali kameranya. Isaac dapat melihat hasil jepretan kamera fotografer di layar monitor di depannya. Isaac terpana melihat hasil jepretan tersebut, bukan pada hasilnya tapi pada wanita yang begitu cantik yang membuat Isaac hampir serangan jantung, tersenyum malu-malu di depan kamera. Setelah selesai memberikan pengarahan, Monica kembali ke kursinya di sebelah Isaac, ia menjentikkan jari dan menepuk tangannya tanda agar segera di mulai.

Neti terbaring di atas ranjang penuh dengan bunga mawar, sang fotografer harus menaiki sebuah undakan tangga untuk memotretnya dari atas. Melihat pose Neti yang memiringkan tubuh, tengkurap dan terlentang dengan tatapan menggoda membuat desakan di tubuhnya semakin hebat. Tubuhnya berkeringat dingin dan kepalanya menjadi pening melihat pose-pose Neti.

"hei.. kau sakit ? kenapa berkeringat seperti itu ?" tanya Monica yang melihat Isaac memegang kepalanya sembari menggoyangkan kakinya. Isaac mengadahkan kepalanya dan kembali melihat pose Neti yang memiringkan tubuhnya dengan menopangkan sebelah tangannya di kepalanya dan sebelah tangannya memegang produk tersebut, dan matanya ya Tuhan, Isaac menanyakan di mana toilet kepada Monica dan ia segera bergegas pergi meninggalkan set.

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, Neti masih terus berpose. Ia sudah mengganti baju belasan kali dan belum makan apapun dari pagi. Wajah Isaac terlihat kesal, Monica terus berteriak memerintah ini-itu dengan menggunakan bahasa aliennya yang membuat kepala Isaac semakin pusing.

"pemotretan ini untuk berapa kali katalog ?" tanya Isaac ketika Monica kembali duduk

"untuk katalog bulan depan. "

"1 bulan katalog tapi harus pemotretan segini banyak ?"

"kami harus membuat persiapan, 1 produk dengan 5 busana dan tema, para petinggi akan memilih mana yang cocok untuk di masukan ke dalam katalog. Kami sudah memberitahumu bahwa ini akan menjadi hari yang panjang Monsieur … " jelas Monica

"tapi Neti bahkan belum makan apapun dari pagi, kau hanya memberinya 3 butir permen untuknya" marah Isaac

"kalau dia memasukkan makanan ke tubuhnya, maka gaun-gaun itu tidak akan tampil indah di foto, dia harus menjaga berat badannya, bahkan segelas airpun dapat mengubah bentuk tubuhnya"

Neti melihat Isaac dan Monica yang berdiri dan berdebat satu-sama lain, ia memberi kode untuk berhenti sejenak dan menghampiri mereka

"aku bisa melaporkan ini melanggar hak asasi manusia, dia berhak minum, dia manusia bukan binatang" Isaac menunjuk Monica dengan jari telunjuknya

"ce mec est nul…" Monica mengangkat tangannya tanda menyerah lalu ia melihat Neti menghampiri mereka, iapun langsung duduk dengan kesal. Neti menyentuh punggung Isaac, mengusapnya serayanya menenangkannya

"kenapa sayang…." bisik Neti, Isaac memalingkan wajahnya dan melihat Neti yang mengenakan long torso berwarna hitam dengan bordir bunga-bunga di samping tubuhnya dan stocking garter berwarna senada. Isaac tersentak melihat Neti dari dekat, ia dapat mencium wangi parfum dari tubuhnya, kulitnya di poles oleh minyak sehingga tampak mengkilap dan sembulan payudaranya membuat Isaac terpaku melihatnya.

"kamu….akh…" Isaac menggaruk kepalanya dan meninggalkan Monica dan Neti

Neti meminta izin untuk break sebentar dan menyusul Isaac. Ia mengenakan jubah handuk dan menyusul Isaac yang sedang menyalakan rokoknya di depan studio. Neti menghampiri Isaac dan mengambil rokok tersebut lalu membuangnya

"aku kan udah bilang, kalau sama aku tidak boleh ngerokok, aku gak mau nyium kamu ya!" marah Neti, Isaac menarik nafas dan menggaruk kepalanya lalu duduk di sebuah bangku. Neti menghampirinya dan menangkup wajah Isaac,dan mengelus pipinya

"kamu kenapa sih ? capek ? aku kan udah bilang pulang duluan aja" Isaac menarik tangan Neti dan mencium tangannya yang sangat wangi.

"kamu tuh belum makan apa-apa dari pagi, besok kamu kerja lagi,nanti kamu sakit. Lagian foto-foto begitu tuh.. " Isaac tidak melanjutkan ucapannya, Neti duduk di sebelah Isaac dan mengusap punggung Isaac sehingga membuatnya menoleh

"aku sebenarnya udah tidak mau ikut-ikut begini lagi,tapi Monica bener-bener minta tolong karena atasannya mau mengambil tema wanita Indonesia"

"iya tapikan masih banyak model-model yang lebih profesional, aku tau kamu punya potensi lebih dari ini yang " Neti mengangguk dan memeluk Isaac dari samping dan tersenyum

"Monica itu sudah seperti ibu aku sendiri, dia ngurus aku sejak aku SMA, masa iya aku nolak permintaan dia, lagi pula tidak setiap hari dia minta tolong dan aku baik-baik aja kok. kalau aku kenapa-kenapa kan ada dokter jantung hebat di samping aku" Neti mengguncangkan pelukannya membuat Isaac tersenyum dan tertawa. Ia mencondongkan wajahnya hendak mencium Neti tapi ia langsung menghindar.

"sudah kubilang aku tidak mau nyium kamu, bauu rokok" Neti melepas pelukannya

"seriously" kesal Isaac. Neti berdiri dan mengajak Isaac bangkit berdiri juga

"sepertinya sebentar lagi selesai, kamu mending beliin makanan, jadi kelar ini kita bisa langsung makan trus pulang" saran Neti sambil menggandeng tangan Isaac

"ah jangan lupa gosok gigi ya" Neti mengedipkan matanya dan kembali masuk ke set meninggalkan Isaac yang tersenyum sumringah.

Isaac menghampiri pos perawat untuk menyelesaikan jam kunjungan pasiennya sore itu. Ia melihat Dr.Henry bagian urologi yang sedang mengetik medical recap di komputer. Isaac melihat ke sekeliling pos perawat tapi tidak menemukan Neti. Tak lama Dr.Henry menyelesaikan pekerjaannya dan menyapa Isaac lalu pergi meninggalkan bangsal.

"apakah dia baik-baik saja di tinggal sendiri, seharusnya Dr.Henry melihat kelakuan pasiennya" seorang perawat terlihat marah dan mencibir ke arah Dr.Henry

"kalian ini kerjanya ngegosiiip terus"

"bukan begitu dok, Neti di tinggal berdua aja sama pasien 301" mata Isaac mulai memperhatikan kedua perawat tersebut

"emang kenapa, kan Neti hanya melakukan yang Dr.Henry perintahakan!" kedua perawat itu saling pandang yang membuat Isaac curiga.

Neti berdiri menjaga jarak dengan pasien tersebut yang sedang menjerit dan melenguh. Ia meminta Neti untuk menyentuh dirinya, tapi Neti melipat tangannya sembari menunggu kantong kateter itu habis. Pasien itu merintih dan berteriak sembari tersenyum kepada Neti, tapi Neti memalingkan wajahnya tidak mau melihatnya. Dr.Henry memerintahkan Neti untuk mengambil urine pasien tersebut dan membersihkan bercak darah bercampur sperma di belahan paha pasien tersebut yang membuat pasien tersebut merintih dan tersenyum girang.

Isaac masuk ke dalam kamar 301 dengan kasar dan membanting pintu tersebut yang membuat Neti dan pasien tersebut kaget. Wajahnya terlihat sangat marah, ia mendekati pasien tersebut dan menarik Neti kebelakangnya. Isaac melihat penis pasien tersebut yang mengeras dan terbuka sebagian yang membuat Isaac semakin murka, ia mengepalkan tangannya dan melotot pada pasien tersebut.

"dokter siapa ya ? tadi Dr.Henry sudah kesini" kata pasien tersebut

"apa diagnosisnya ?" tanya Isaac dengan suara beratnya

"Prostatitis ,hasil tes darah dan CT menunjukkan belum ada penyebaran ke getah bening, Dr.Henry akan melakukan Prostatektomi* besok." Neti menjelaskan di belakang bahu Isaac

"lalu apa yang Dr.Henry perintahkan sekarang"

"ambil sampel urin untuk melihat prognosis pasien dan..membersihkan…itu.." Neti menunjuk dan Isaac makin mengeram, Neti tahu Isaac pasti sudah mengetahuinya dari para perawat. Ia menarik lengan baju Isaac mengisyaratkan agar ia menahan dirinya, lalu Isaac menarik nafas dan memejamkan matanya

"ambilkan sarung tangan, iodin, alkohol, aqua dan kain kasa" perintah Isaac, Neti keluar ruangan untuk mengambil apa yang Isaac minta

"bapak….. Reno.." Isaac melongok ke depan ranjang untuk melihat nama pasien tersebut

"besok akan menjalani operasi prostatektomi?" Tanya Isaac, ia pun mengangguk. Isaac menutup kantong urine, merapihkan selangnya dan membuka selimut pasien tersebut hingga ia telanjang dari pinggang ke bawah. Neti yang baru masuk terkejut begitu melihatnya dan tidak tahu apa yang akan Isaac lakukan.

Isaac memakai sarung tangannya, mengambil aqua dan membersihkan penis dan paha pasien tersebut. Ia juga membersihkan bagian perut dan simifis pubis yang terdapat selang kateter, ia mengganti kasa selang kateter dan setelah itu menutupi kembali dengan selimut.

"operasi besok,akan mengangkat seluruh prostat berikut saraf-sarafnya. Dengan arti kata lain, besok anda akan di kebiri!" Neti dan pasien itu melihat Isaac dengan pandangan kaget

"yang operasi Dr.Henry kan,anda ini siapa? Perasaan Dr.Henry tidak ngomong apa-apa"

"saya kepala bedah di sini, dan besok saya akan mengikuti operasi anda dan akan saya pastikan memotongnya dengan mulus sehingga anda tidak bisa bertindak kurang ajar lagi dengan wanita" Isaac membuang sarung tangan karetnya dengan kasar dan menarik Neti keluar dari ruangan tersebut.

Wajah Isaac sangat-sangat marah, Neti tidak dapat berkata apapun. Isaac menarik nafasnya dan mengadahkan kepalanya ke atas. Dia menangkup wajah Neti dengan sebelah tangannya dan mengelus pipinya yang membuat air matanya mengalir keluar. Neti berlari ke pelukan Isaac dan menangis dalam pelukannya. Isaac merengkuh Neti dalam pelukannya dan mengelus punggung Neti berusaha menenangkannya. Isaac memanggil seorang perawat senior yang terkenal galak untuk mengurus kamar 301, ia juga memerintahkan agar para perawat muda tidak boleh masuk ke dalam kamar laknat tersebut. kedua perawat lain berterima kasih pada Isaac sebelum Ia meninggalkan pos perawat.

Isaac mengendarai mobilnya ke arah daerah Menteng, menuju ke sebuah rumah besar bergaya klasik. Ia memarkirkan mobilnya di depan pagar dan turun dari mobilnya, pintu pagar besar itu terbuka otomatis begitu Isaac menekan belnya. Isaac masuk ke dalam rumah mewah tersebut dan langsung menuju kedalam seperti sudah sering ia masuki.

"Isaac… my boy…." Sapa Dr.David di meja makan begitu melihat Isaac. Ia bangkit dari kursinya dan langsung memeluk Isaac. Dr.David langsung menyuruhnya untuk duduk dan ikut makan bersama mereka. di meja makan sudah terdapat Stephanie, adik Dr.Lydia yang melambaikan sebelah tangannya menyapa Isaac dan Mrs.Vera istri Dr.David yang tak lain adalah ayah Dr.Lydia.

Isaac duduk di sebelah Stephanie dan makan bersama mereka, Mrs.Vera menanyakan kabar Isaac layaknya ibunya sendiri dan Stephanie yang mengoloknya karena sudah lama tidak datang ke rumah.

"kamu tumben banget malem-malem kesini boy"

"mengenai tawaran yang om pernah katakan, saya sudah siap om" kata Isaac dengan mantap dan berwajah serius yang membuat semua orang melihat padanya. Seorang Isaac Nasution yang tidak pernah mau berkomitmen dengan segala hal,ingin mengambil pekerjaan ini.

"om sih setuju banget,tapi Dr.Reza juga mengajukan kandidat kepala bedah lain" Isaac menganggukan kepalanya

"saya bisa buktikan kalau saya bisa lebih baik dari dokter Malaysia itu" kata Isaac yang membuat Stephanie tersedak. Dr.David tersenyum bangga dan mengangguk

"baiklah, kalau kamu sudah mantap, bagaimana bila kita mengadakan sebuah kompetisi? Dokter dari Malaysia itu recordnya five stars lho,kita akan menentukan saat ulang tahun akung." senyum Dr.David dan Isaac mengangguk dengan yakin.

*) Prostatitis adalah peradangan pada kelenjar prostat yang bisa terjadi tiba-tiba (akut) atau berkembang secara bertahap dalam waktu yang lama (kronis). Prostatitis biasanya ditandai dengan nyeri dan kesulitan buang air kecil.

*) Prostatektomi alias operasi prostat merupakan prosedur bedah yang dilakukan untuk mengatasi masalah pada kelenjar prostat, yaitu kelenjar yang dimiliki oleh laki-laki dan terletak di bawah kandung kemih