webnovel

Biasa Biasa Saja.

Hari ini Nuris akan mengambil ijazah dan meminta legalisir di sekolah lamanya, lalu langsung mendaftar di sekolah baru, Nuris kembali mengingat masa masa saat dirinya masih santri baru 3 tahun yang lalu, mengingat kebodohannya yang tak pernah tau bahwa MOS itu hanya mainan, dan saat ini dia akan kembali menjalani masa itu, Masa Orientasi Siswa baru di jenjang yang lebih tinggi lagi.

Nuris mengingat pesan kak Nadhifa, bahwa di sini MOS akan lebih berat lagi.

Nuris sudah menyiapkan mental, bukan untuk di pelonco, tapi siap untuk melawan kakak kelasnya, apa lagi Nuris sudah lebih banyak mengenal kakak tingkatnya itu.

hari perpeloncoan tiba.

selesai upacara pembukaan seperti tahun tahun yang lalu, mereka di giring untuk ke tempat diadaknnya perpeloncoan yaitu di Pusat pesantren, wilayah azzayniyyah.

setelah pengenalan almamater Nuris hanya mengedepankan 2 nama.

yaitu ketua OSIS & MPK

adapun OSIS adalah KAK META.

sedangkan MPK adalah Kak Maria Ulfa.

Setelah Nuris mendapatkan tanda tangan ke 2 ketua otu Nuris pergi ke Astah. Bukan untuk bertawasul, melainkan Nuris kesana adalah untuk bersembunyi.

di luar perkiraan Nuris, Kak Tia pergi ke Astah juga untuk bersembunyi dari siswa yang akan meminta tanda tangannya.

Nuris yang belum terpejam menutup wajahnya dengn pucuk jilbab bagian depan hingga menyerupai cadar, Nuris melihat gerak gerik Kak tia, menunggu hingga tenang.

"Kak, minta tanda tangan dong" Nuris mengejutkan kak Tia.

"Nuris? kamu ngapain disini? aaah asem, aq niat mau sembunyi kok malah ketemu kamu sich Ris" jawab kak Tia sebal. Nuris hanya mengangkat bahu pura pura tak tahu.

Kak tia menerima lembaran ruang audensi Nuris, "kamu laporan dulu Ris" perintah kak tia.

"Maaf kak, saya gak hapal, bolehkah saya tidak pakai laporan?" Nuris menawar.

Kak Tia melengos, "Ok sekarang aku minta Kamu carikan es nangka. aku haus. " perintah Kak tia

Nuris melihat di kantin depan Surau ada nangka.

Nuris membeli es sembarang dan membeli nangka sebelumnya dia menganbil sebiji daging nangka, dan menyimpan sisanya di dalam kantong kreseknya.

"ini es nangkanya kak" Nuris menyerahkan pesanan kak tia. menerima itu kak Tia membulatkan netranya.

"apa ini Nuris?" tanya kak Tia marah

"es nangka kak"

"iya tau, maksud aq kok gini?" protes kak Tia.

"Lhooo kakak tadi pesen apa? " Nuris balik memprotes.

"Es nangka."jawab kak Tia.

"Lah yang di pegang kak Tia apa? "

"es dan nangka" Tia mulai keki sama Nuris, merasa di kerjai Tia yag terlanjur membubuhkan tanda tangannya menyerahkan Lembaran itu dengan kasar pada Nuris, lalu segera pergi dari hadapan Nuris, " awas kamu ya ris, berani ngerjain kakak osis kamu, tunggu hukuman kamu" ancam kak Tia. Di respon senyum dan lambaian tangan oleh Nuris. "Bye kak tia cantik, emmuaaah hahahahahaha" tingkah Nuris semakin membuat jengkel.

Lalu Nuris melanjutkan kembali aksinya yang tertunda, Nuris menutup wajahnya dan tidur.

adzan Dhuhur membangunkan Nuris, bergegas ke surau karena di sana akan di laksanakan. sholat berjama'ah bagi siswa yang MOS.

Nuris menyiapkan mukenanya, dan menghampiri Dita dan Yani yang tiba lebih dulu

"Ris kamu dari mana aja? dapat berapa kamu tanda tangan? " tanya Yani.

"Dapat 3 Yan, tadi aku tidur di astah" jawab Nuris jujur.

kedua temannya melotot taljub pada Nuris, padahal target hari itu minimal harus 5 orang tanda tangan di Audensi.

"di hukum kamu nanti Ris, pelanggaran kamu parah" Dita menimpali

"ya udah di terima aja. gitu kok repot, yang penting aku bisa tidur puas hehehehehehe" Nuris nyengir kuda.

sholat di mulai dengan suasana yng Husyuk.

selesai sholat para siswa di kumpulkan di gang H, untuk di cek audensinya.

para OSIS dan mpk melihat satu persatu audensi para siswa.

saat sampi di audensi Nuris Kak Meta segera bergeming, memanggil Nuris.

"Kamu kok cuma dapet 3 Ris? " tanya kak meta.

"soalnya taunya cuma 3 orng kak" Jelas Nuris berbohong. dia menjawab asal pertanyaan seniornya.

"Nuris, bohong itu dosa kan? " tanya kak meta lembut seakan akam Nuris adalah anak TK

"Tergantung kak, kalok bohobgnya demi kebaikan ya nggak dong" jawab Nuris sambil mengeluarkan senyuman khasnya, nyengir kuda.

"Tadi juga dia ngerjain saya lho kak, Nuris ini terlalu berani, nanti dia akan memberi contoh tak baik pada teman temannya, tadi aku ketemu Nuris di Astah kak, dia tidur kak meta" Kak Tia menceritakan pertemuannya dengan Nuris yang lebih terkesan Kak Tia mengadu.

"Ah sudah lah kak, Kita kirim Nuris ke Sekolah selatan aja, biar dia tau, betapa susahnya Orientsasi disana. " putus Kak Ulfa, yang mulai tersenyum melihat keberanian Nuris.

"Baiklah Nuris, mulai besok kamu MOS di sekolah selatan ya? kakak harap kamu akan mengambil hikmah dari kejadian ini" jawab kak meta.

"Harus ya kak? " tanya Nuris tanpa rasa bersalah.

"Ya harus dong, nanti saya akan memberimu surat pengantar untuk di berikan kepada ketua OSIS di MAN selatan." jawab kak Meta.

Nuris hanya diam tak menjawab, bukan dia patuh, di hatinya dia mulai misruh misruh.

ke esokan harinya Nuris pergi ke sekolah pusat, dia harus berkumpul dengan siswa laki laki sekarang.

sampai disana Nuris bertanya untuk bertemu dengan Kak Fahmi, ketua OSIS.

setelah di beritahu orangnya, Nuris menyerahkan surat yang di bawakan kak Meta .

Kak fahmi membaca dengan seksama, kemudian beralih ke Nuris.

"Kamu sadar apa kesalahan kamu? " tanya kak Fahmi.

Nuris menggeleng

Kak fahmi menghembhskan Nafas masygul.

dia kemudian menyerahkan Niris pada ketua MPK yang di jabat oleh kak khalili.

"Nama kamu Nuris Sya'ilah Al khalilah kan ya? " tanya kak Fahmi sebelum menyerahkan Nuris pada kak Khalili.

"iya Kak." jawaban singkat Nuris membuat Kak Fahmi tersenyum

"Kak Khalili, nama belakangnya sama kayak nama kakak" goda kak fahmi. "kamu tau apa arti nama mu Nuris? " lanjut kak fahmi.

"cahaya yang menerangi kekasih kak" jawab Nuris.

"Kekasih ya? bagian mana yang di artikan kekasih?" goda kak fahmi lagi.

"Khalila kak" muka Nuris bersemu.

"jadi kamu tau artinya khalili? " lanjut Kak fahmi semakin menggoda mereka berdua. Nuris terdiam.

khalili yang mengerti arah pembicaraan kak fahmi mencubit kak fahmi, mendapat cubitan dari rekannya kak fahmi tertawa "ya udah Lil, kamu atasi dulu, hukuman Nuris. " kata kak fahmi.

Khalili menatap tajam pada Nuris, Nuris juga menatap ke arah khalili, sambil tersenyum mengejek, "Kakak gak usah liat aku sampek segitunya, ntar kalok jatuh hati sama aku, aku gak bisa bertanggung jawab kak" Nuris mulai dengan kejahilannya.

Khalili menjepitkan alisnya, "eeh junior, kamu PD banget bilang gitu. emang siapa yang bakalan suka sama anak pemberontak kayak kamu" elak Khalili

"berarti kakak gak normal dong, kakak homo ya?" Nuris semakin berani, dan langsung menghindari Khalili.

"Kamuuu..... " belum selasai Khalili meluapkan emosi Nuris sudah beranjak.

"maaf kak, sudah bel masuk, saya gak mau di katain siswa gak disiplin kak" elak Nuris menghimdar dari hukuman pagi.

"Si*l bocah kecil itu. gesit banget gerakannya. awas aja nanti kamu, kamu gak akan lolos dari hukuman Bocil" ancam Khalili dalam hati.

kegiatan di sekolah selatan ternyata lebih seru bagi Nuris, dia tak perlu berkeliling mencari para seksi osis, di sini mereka di beri kegiatan yang lebih bermanfaat.

seperti lomba pidato, hafidz jus 30, hafidz hadits, dan masih banyak lomba lainnya.

Nuris tak jadi peserta karena Nuris adalah tawanan kiriman istilahnya.

Nuris di wajibkam menghafal 5 hadits arbain nawawi dan surat Annas sampai dengan albayyinah.

Nuris mbulatkan matanya menatap ke arah khalili.

"Beneran kak aku harus ngafalin itu semua?" tanya lila.

"of course, itu hukuman mu dan satu lagi, kamu tidak boleh melawan disini, apapun kami perintahkan ke kamu kamu kudu melaksankan."ancam Khalili.

Nuris manyun, membuat Khalili tersenyum ouas krena bisa membalas Nuris. "Rasain kamu gadis bandel" ejek Khalili yang tak tersengar oleh Nuris.

Nuris segera ke masjid di sekolah.

dan mulai berkonsentrasi, untungnya Nuris dulu sering diam diam menghafal juz amma sampai adduha, jadi sekarang Nuris menghafal 3 hadis yang tersisa. nuris baru hapal dua.

Khalili meminta salah satu rekan perempuannya menemani Nuris di masjid sambil terus melaporkan keadaan Nuris.

saat Khalili bertanya Nuris sudah hapal berapa hadits osis perempuan itu menjawab 4. Khalili tercengang, akhirnya dia menemukan ide membuat konsentrasi Nuris buyar.

"eeehhheeeemmmm, Ris kamu kan belum dapat tanda tangan kami sama sekali kan, kamu cukup minta tanda tangan saya dan kak fahmi saja. lha sekarang kamu mau minta kesiapa dulu? " tanya Khalili membuyarkan konsentrasi Nuris.

"yang paling deket aja deh, sama kak Khalili aja dulu". jawab Nuris, dia menjawab begitu karena Nuris malas keluar dari masjid.

"Ok, berarti kamu siap melaksanakan perintah saya ya?" tanya Khalili, di telinga Nuros terdengar seperti nada mengancam. Nuris diam tak menjawab

"Diamnya wanita adalah iya apalagi masih gadis" candaan Khalili membuat Nuris membelalakan matanya.

"Maksud kakak apa? " tanya Nuris Pe'A

"udah, sekarang kamu kerjakan perintah saya, kamu pergi keruang kepala Madrasah, lalu cari lukisan yang ada burungnya terus kamu hitung jumlah burung yang ada disana, berangkat sekarang" di kata terakhir Khalilj memberi sentakan pada Nuris membuat Nuris kaget dan segera berlari seakan takut kehabisn waktu.

setelah bertanya pada dewan guru Nuris menemukan ruang kepala Madrasah.

"TOK TOK TOK, assalamualaikum" nuris memberi salam.

"wa alikum salam, ya nak, ada perlu apa nak?" tanya pak manan, kepala madrasah.

"maaf pak, saya di perintahkan mencari lukisan burung oleh kak kholili, mohon ijin saya untuk bisa meneukannya" jawab Nuris sopan

"Khalili nyurih kamu gitu kok mau aja. tapi ya sudah lah, itu lukisannya, nanti kalok kamu di tanya berapa jumlah burungnya kamu jawabnya lebihkan 1 dari hitungan mu di gambar ya? " saran pak Manan membuat Nuris merasa aneh." baik pak terimakasih" Nuris mengabaikan perasaannya.

lalu mulai mendekati lukisan itu, terlihat di dalam lukisan itu seorang laki laki berjongkok memegang wadah yang berisi bijian untuk di berikan pada burung di sekitarnya Nuris menghitung jumlah burung yang ada di dalam gambar, dan menemukanmya 17 ekor burung.

"Pak terimakasih, saya permisi pak" pamit Nuris.

"bawa lukisan itu nak nanti biar khalili kasih kamu penjelasan tentang kesalaham kamu" jawab pak Manan,

Nuris menuruti perintah pak Manan membawa lukisan itu ke Khalili.

"Lapor kak, burungnya ada 17 ekok kak." lapir Nuris pada khalili.

"Salah, hitung lagi sana" jawab khalili tanpa menoleh ke arah Nuris, Nuris membuka gulungan lukisan itu kembali menghitung, masih angka yang sama.

"benar kak itu 17ekor" jawaban Nuris membuat Khalili menoleh, dan terkejut karena Nuris tidak pergi kembali ke kantor, melainkan lukisan itu ada dobtangannya.

"Kamu kok berani ngambil ini? " tanya Khalili pura pura marah.

"di suruh pak kepala kak, untuk kakak bisa menunjukkan kesalahan saya dalam menjawab" jawab Nuris.

Khalili pun mengerti maksud sang kepala.

"Baik perhatikan gambar itu, ada bera objek di dalamnya? " tanya Khalili, Nuris yang tak paham dengan lukisan mulai terlihat beg*'nya.

"objek apa ya kak? " tanya Nuris polos.

"cari objek manusia dulu. berjenis kelami laki laki" jawab Khalili. Nuris mengamati gambar itu.

Khalili melihat Nuris yang sedang seriu. Khalili menahan tawanya.

"ada 3 orang laki laki kak" Nuris bersuara.

"jadi berapa burungnya?" tanya khalili

"17 belas kak" Nurisasih belum ngerti

"kamu dapet matematika berapa sih? penjumlahan aja gak bisa" hardik Khalili, semakin suka dengan kepolosan Nuris. sedangkan Nuris bingung.

melihat Nuris bingung khalili merampas lujisan itu

"17 + 3 berapa Nuris? " tanya Khalili keras

"20 kak" jawab Nuris.

"jadi berapa burung yabg di sinj? " lanjut Khalili

"17 kak" Nuris masih keuh keuh dengan jawabannya.

khalili mulai kesal.

"NURIS SYA'ILAH AL KHALILAH" khalili menyebut nama lengakap Nuris

"Kamu liat, burung yang di luar sangkar 17 yang di dalam sangkar 3, jadi semuanya 20 Nuris." terang Khalili emosinya di tahan, karena sungguh dia tak sanggup dengan kepolosan Nuris.

Nuris masih belum paham

tapi setelah melihat telunjuk Khalili mengarah pada 3 orang laki laki dengan sebutan sangkar Nuris pun paham dan wajah Nuris memerah.

Nuris mengambil lukisan itu dari Khalili dan hendak meninggalkan Khalili. tapi Khalili menarik tangan Nuris, "Mau kemana kamu? " tanya Khalili menggoda Nuris. dia tau Nuris hendak lari darinya karena malu dengan jawabannya.

Nuris menatap Khalili kaget dan refleks menyentakkan tangannya.

lalu berlari kekantor kepala mengembalikan lukisan itu ketempatnya.

"dasar senior mesum" Nuris keluar sambil misuh misuh, kepala madrasah yang baru keluar dari toilet di lewati begitu saja oleh Nuris, tapi beliau memahami makian Nuris, pak kepala hanya tersenyum.

"Dasar anak muda," gumam beliau sambil geleng geleng kepala.

Khalili yang melihat Nuris memanggilnya, namun tak di gubris oleh Lila, Khalili tertawa melihat Nuris kesal.

"Ris, kamu masih mau audensimu di isi kan? ayo sini" perintah Khalili sambil tersenyum menggoda pada Nuris.

"gak usah juga gak papa kok kak" jawab Nuris ketus.

Lalu segera berlalu

Khalili masih tertawa.