webnovel

Cytheria Alvina Love Story

Traumaku belum hilang dan sekarang terulang lagi pada orang yang berbeda. Di cintai, di sakiti, lalu di tinggal pergi. Sekejam itukah orang yang mengatakan "aku sangat mencintaimu" dan "aku tidak bisa hidup tanpamu" ? Benarkah kadar cinta yang berlebihan bisa menimbulkan luka pada orang yang merasakannya ? Salahkah jika aku tidak percaya pada semua lelaki seperti aku tidak percaya padanya? ~Cytheria Alvina~ Gadis yang selalu berhubungan dengan masa lalunya. Hingga suatu saat ia di hadapkan pada sebuah pilihan sulit. Yaitu antara masa lalunya yang kembali atau masa depannya yang sudah menanti.

kasmiredmi · Teen
Not enough ratings
1 Chs

Prolog

Malam itu hujan turun dengan derasnya menimbulkan aura dingin yang khas.

Suara petir menggelegar seperti menghantam kaca jendela kamar Alvina.

Gadis itu masih berdiri di depan jendela kamarnya.

Air matanya mengalir deras sederas hujan yang turun.

Dulu, setiap kali memandang hujan, perasaannya akan jauh lebih tenang.

Tetapi sepertinya keadaan kali ini berbeda.

Hujan tidak mampu lagi menghilangkan kesedihannya.

Air matanya terus mengalir membuat setiap orang yang melihatnya pasti akan ikut merasakan kepedihan yang sedang di alaminya.

Sekejam itukah?

Sekejam itukah orang yang selama ini begitu di percayanya?

Bahkan sekarang ia bukan sebuah prioritas lagi.

Semua janji-janji itu hanyalah bualan !

Semua lelaki sama saja !

Benak Alvina kacau oleh pikiran-pikiran buruk yang terus berkecamuk di kepalanya.

Tangannya bergerak menghapus air matanya dengan kasar. Sebuah kilat aneh penuh kekecewaan terbersit dari matanya.

Sementara itu Rio yang kamarnya bersebelahan dengan kamar Alvina, melangkah dengan tergesa-gesa menuju kamar adiknya.

Tok tok tok

Suara pintu di ketuk terdengar di susul suara petir yang menggetarkan kaca jendela.

Tok tok tok

Masih tidak ada sahutan dari dalam.

"Alvi ? Ini kakak buka pintunya !" Teriak Rio sambil terus mengetuk pintu kamar adiknya.

Cklek

Ternyata tidak di kunci.

"Al ?" Rio melongok ke dalam, gelap.

Ia pun mencari saklar lampu dan menghidupkannya.

"Al !!" Teriaknya ketika melihat tubuh adiknya terkulai di lantai dengan darah berceceran dimana-mana.

*****