webnovel

Memberikan Bantuan yang Tidak Berguna

Emera melompat dari satu atap rumah ke atap rumah lainnya saat dia pergi ke lokasi di mana Ichibi mengamuk. Memerlukan lebih banyak waktu untuk bisa sampai ke sana karena Emera tidak memiliki banyak sisa chakra dan lokasi yang jauh. Sekarang, Emera hanya memakai kekuatan fisiknya untuk menghemat chakranya

*Tap!*

Emera sudah sampai di area hutan saat ini. Di sana, pemandangan kacau dengan beberapa kerusakan di sana sini dengan bekas jejak pasir terlihat di atas batang pohon yang diinjak Emera.

Emera berjongkok dan mengamati jejak pasir dan mengambilnya menggunakan jari telunjuknya, kemudian bergumam, "Hmm, pasir ini tampak berbeda dengan pasir yang aku temukan di sekitar sini. Apa ini pasir Ichibi? Jika begitu, seharusnya aku bisa meyerap chakranya dan menyelesaikan misiku. Siapa tahu saja, chakraku juga bisa pulih."

Emera membalik telapak tangan kirinya dan melihat satu segel yang tersisa di sana. Segel di tangan kanan Emeea sudah menghilang karena kemarin dipakai untuk menyerap chakra Kyuubi dari Naruto dan itu sekali pakai.

'Lebih baik jangan. Jika chakra yang ada hanya sedikit, ini hanya akan buang-buang segel. Lebih baik aku mencari chakra Ichibi dengan jumlah lebih banyak untuk mendapatkan lebih banyak chakra. Aku kurang tahu detailnya, tapi seperti chakra yang aku serap juga meningkatkan kapasitas maksimum chakraku.'

'Aku tidak terlalu familiar tentang Ichibi, tapi seharusnya dia memiliki perubahan elemen tanah dan angin yang membentuk pasir, juga dia ahli dalam Fūinjutsu. Aku sudah memiliki tentang perubahan alami api dan angin, tapi mendasar Fūinjutsu akan menjadi keuntungan yang bagus.'

'Sekarang ini mengingatkanku, aku sama sekali tidak memiliki kekuatan yang bisa menciptakan serangan balik atas Genjūtsu. Aku akan mati jika musuh menggunakan Genjūtsu bahkan jika itu hanya Genjūtsu sederhana.'

*Tap!* *Tap!*

Emeea melanjutkan perjalanannya mencari Ichibi. Ketika menyusuri hutan yang hancur ini, dia juga menemukan Sakura yang terjebak dalam pasir dan menempel pada batang pohon dalam kondisi pingsan.

Tentu saja ini menjadi masalah yang besar baginya karena Sakura tidak akan bisa membela dirinya jika ada sebuah serangan mengarah padanya. Beberapa teman Sakura juga tidak akan bisa membantu sebab mereka sedang fokus dalam menghadapi Ichibi atau kalau tidak kesulitan untuk menyelamatkan diri masing-masing.

'Gaara sudah dalam kondisi setengah Ichibi walau belum mode penuhnya, ya. Aku senang bisa melihat mengetahui ini. Lebiu baik aku bersembunyi di sekitar Naruto dan ikut maju ketika Ichibi hampir berhasil dikalahkan. Dengan chakraku sekarang, pilihan yang buruk jika harus melawannya.' Mata Emera hanya melirik saat dia melewati Sakura.

Tidak ada ketertarikan untuk menolong Sakura, lagi dia tahu Sakura akan selamat pada akhirnya dan tidak memerlukan pertolongan. Jadi dari pada repot menjaga satu orang yang tidak sadarkan diri, lebih baik terus maju dan menyelinap di dekat medan pertarungan.

"Hmm? Itu Sasuke, 'kan?" Alis Emera sedikit terangkat saat melihat Sasuke berada di atas dahan pohon.

Sasuke berada di kondisi buruk saat ini. Dia memegangi tangan kanannya menggunakan tangan kiri dengan beberapa luka lecet di tubuhnya. Masalahnya bukan pada luka itu, akan tetapi dia tidak memiliki cukup chakra tersisa dan tidak bisa melanjutkan pertarungan.

*Tap!*

Emera mendarat di samping Sasuke.

Sasuke yang menyadari kedatangan Emera segera mengeluarkan kunai dan mengarahkannya pada Emera sambil berkata, "Siapa dan apa tujuanmu ke sini!"

Tenang saja, aku bukan musuh. Aku adalah Emera Emerald, salah satu teman Naruto-nii." Emera mengangkat tangan kosongnya dengan golok yang disimpan dalam tasnya. "Aku kemari karena merasakan ada pertarungan besar yang melibatkan Naruto, jadi aku ingin membantunya jika bisa."

"Benarkah?" Sasuke masih mengarahkan kunainya dengan mata tajam dan curiga.

'Yah, sekarang ini kita memang berada di tengah medan perang, sih. Tidak aneh jika dia waspada terhadapku dan terus mengarahkan kunai itu padaku. Lagi pula, aku tidak memakai ikat kepala Konoha, jadi aku benar-benar merupakan ninja asing di sini.'

"Iya, benar. Aku adalah salah satu teman Naruto-nii. Jika kamu tidak percaya, kamu bisa menanyakan ini pada Naruto-nii. Sayangnya, dia sedang sibuk bertarung dan kamu tidak bisa bertanya saat ini," kata Emera mencoba meyakinkan Sasuke.

'Ugh, Sasuke memiliki kepribadian yang keras di animenya. Dia mungkin tidak akan bisa mempercayaiku begitu saja, tapi semoga saja dia tidak menyerangku.'

Sasuke terdiam sebentar memikirkan tentang kata-kata Emera. Dia sendiri juga berada di kondisi kurang diuntungkan dan memerlukan bantuan dari orang lain untuk mengatasi Ichibi. Tapi jika gadis ini adalah orang yang memiliki niat lain dan menusuknya dari belakang, itu malah akan menjadi sesuatu yang berbahaya dan merugikannya.

"Baiklah, aku akan mempercayaimu untuk saat ini. Aku tidak akan mengira gadis kecil sepertimu bisa banyak membantu." Sasuke menurunkan kunainya bersamaan dengan membuyarkan kewaspadaannya terhadap Emera.

'Oh, baguslah dia bisa mempercayaiku dengan mudah. Aku yakin dia masih belum mempercayaiku tentang kekuatan yang aku miliki, tapi setidaknya kita tidak harus bertarung. Aku senang dengan ini.'

"Jadi …, apakah aku boleh memanggilmu Sasuke-nii? Naruto cukup banyak membicarakan banyak hal kemarin tentang dirimu, lho." Emera membuat senyuman ramah pada Sasuke.

"Panggil saja aku sesukamu, tapi jangan menggangguku dalam pertarungan ini," ucap Sasuke dingin pada Emera.

Sasuke sedang fokus mengamati pertarungan antara Naruto dan Ichibi saat ini. Dia tidak menatap mata Emera, melainkan sedang fokus dan siaga mencari celah yang ada.

'Apa kamu ingin membantu Naruto, Boy? Sayang sekali di animenya kamu tidak akan bisa terlibat dalam pertarungan ini karena sudah berada di level yang berbeda.'

"Ikut serta dalam pertarungan ini, ya. Aku rasa itu tidak ada gunanya." Emera mengambil posisi duduk di dahan pohon itu dan melanjutkan, "Dengan kondisi kehabisan chakra seperti itu, kamu tidak akan bisa ikut membantu. Dari pada menyia-nyiakan nyawamu dalam pertarungan ini atau fokus pada sesuatu yang tidak akan pernah datang, lebih baik kamu sedikit santai dan menikmati alam sekitar, lho."

Sasuke melirik pada Emera yang duduk di dahan pohon dengan alis yang berkedut. Dia merasa kesal dengan kata-kata Emera yang mengatakan tentang dirinya tidak berguna, namun di sisi lain dia juga harus mengakui jika kata-kata ini ada benarnya.

"Cih, setidaknya waspadalah dengan ninja Sunagakure yang mungkin akan datang menyerang kita. Saat ini, tidak ada yang tahu bagaimana keamanan kita di sini. Ngomong-ngomong, apa kamu tidak ingin membantu Naruto?"

Emera memutar matanya, tidak peduli dengan yang dikatakan Sasuke. Dia sudah melihat dari animenya, jika tidak akan ada ninja Sunagakure yang akan menyerang mereka selama pertarungan. Jika pun ada, itu hanya Temari dan Kankuro (rekan setim Gaara). Dengan kata lain, tidak ada gunanya mengkhawatirkan in.

"Aku hanya memiliki ⅒ dari chakraku. Apa yang kamu inginkan dari jumlah ini?" Emera tersenyum ringan pada kata-katanya ini.