13 Evaluasi Latihan

Naruto terjatuh ke tanah dengan menggelinding, membuat dia pusing sampai terlihat jika bola matanya berputar. Untuk beberapa detik, dia tidak sadarkan diri dan tetap tergelak di tanah dengan damai. Benar-benar kelihatan kasihan saat dia kalah melawan seorang gadis kecil dalam beberapa gerakan terakhir. Tapi setidaknya Emera membuat dirinya terlihat hebat sehingga Naruto bisa membuat alasan bila dirinya dikalahkan oleh seseorang yang hebat.

Dia masih baik-baik bahkan setelah menerima serangan yang cukup keras seperti itu. Naruto memang memiliki bloodline dan gen Uzumaki, yang mana selain ahli dalam penyegelan mereka juga memiliki daya tahan tubuh yang cukup kuat. Ini dibuktikan dengan Kushina dan Naruto yang masih hidup setelah Bijuu diekstrak dari mereka.

"Ugh…, itu tadi sangat menyakitkan. Apa kamu tidak bisa lebih lembut, Emera-chan?" Naruto perlahan membuka matanya dan merasakan pusing di sana.

'Wah… seperti yang diharapkan dari klan Uzumaki dan protagonis dunia ini. Dari semua luka yang dia derita, dia hanya merasakan pusing di kepalanya.' Emera berjalan mendekat pada Naruto dengan tatapan mata yang mengamati Naruto.

Ketika sampai di tempat Naruto, Emera memberikan uluran tangan pada Naruto sambil mengatakan, "Maaf, maaf, soalnya kamu tidak mau menyerah, sih. Jadi aku perlu menggunakan serangan yang cukup kuat untuk membuatmu mau berhenti."

"Oh, aku jadi aku yang disalahin, nih. Apa memang cowok selalu salah, ya?" Naruto membuang mukanya dari Emera, terlihat seperti sedang ngambek.

"Ahahaha, bukan maksudku untuk mengatakan seperti itu, tapi memang benar aku melakukannya murni karena kamu tidak mau menyerah dengan mudah. Ayolah, kamu tidak perlu merajuk seperti itu." Emera tertawa kering pada kata-kata Naruto karena dia bingung ingin tertawa pada ini karena lucu, atau diam saja agar tidak melukai perasaan Naruto lebih jauh.

"Aku hanya bercanda, aku tidak benar-benar ingin mengatakan itu padamu. Selain itu, aku tidak marah padamu." Naruto menggenggam tangan kanan Emera yang diulurkan padanya.

'Sip! Dengan ini salah satu misiku selesai. Ngomong-ngomong, aku bisa merasakan sebuah energi mengalir dari tangan kananku beberapa saat yang lalu. Sekarang sudah selesai, sih. Sepertinya itu adalah chakra Kyuubi.'

Naruto berdiri dan mengatakan, "Tapi kamu benar-benar hebat, Emera-chan. Aku tidak menyangka jika kamu bisa mengalahkan ninja hanya menggunakan Taijutsu."

Terlihat, sebuah senyuman semangat ada di wajah Naruto. Ia merasa bersemangat saat menemukan seseorang yang lebih kuat darinya, namun bisa diajak sebagai temannya. Dari pada tertantang dan ingin mengajaknya bertarung sepanjang waktu, Naruto lebih suka jika berteman damai dengan Emera karena masa lalunya yang cukup tersendiri dan menyedihkan.

Emera mungkin juga bernasib sama seperti Naruto. Dia tidak memiliki satupun teman di tempat asalnya, bahkan diusir beberapa hari yang lalu ketika berusia 9 tahun. Namun, setidaknya dia memiliki pemikiran yang lebih dewasa dan positif thinking sehingga baik-baik saja meski mengalami sesuatu yang buruk.

"Tidak juga, Naruto-nii. Kamu juga lumayan. Aku sendiri tidak menyangka jika kamu akan sekuat itu. Padahal, jika lawannya hanya bandit seharusnya aku bisa mengalahkannya dengan mudah." Emera memberikan senyuman ramah dan manis pada Naruto.

Mungkin untuk sebagian orang, senyuman ini terlihat polos seperti anak-anak pada umumnya sehingga membuatnya terlihat imut. Intinya, Emera terlihat sangat imut ketika membuat senyuman ini pada Naruto.

*Blush!*

Naruto melingkarkan wajahnya yang memerah dari Emera saat itu juga. Sepertinya ada suatu perasaan aneh padanya ketika melihat Emera tersenyum imut seperti itu.

"Hmm? Ada apa, Naruto-nii? Kenapa kamu memalingkan wajahmu lagi?" tanya Emera sambil memiringkan kepalanya.

'Oh, Boy, kamu belum tahu seberapa sulitnya hidup sebagai seorang Cursed Children. Begini-begini, aku sudah melatih diriku agar bisa membuat ekspresi imut atau sesuatu yang bisa membuat orang lain memiliki perasaan padaku. Anak laki-laki pada masa pubertas sepertimu adalah sasaran empuk bagiku.' Emera sedikit menyeringai ketika melihat reaksi Naruto yang tampak malu-malu.

"Hah, menurutku, pertarungan tadi cukup biasa-biasa saja." Jiraiya mulai angkat bicara untuk menbambil perhatian Emera dan Naruto.

Mereka berdua menghadapkan wajah masing ke arah Jiraiya dan menaruh perhatian mereka pada itu untuk mendengarkan apa yang akan dikatakan Jiraiya selanjutnya. Masing-masing dari mereka tahu jika Jiraiya akan memberikan evaluasinya terhadap latih tanding ini, dan ini mungkin akan sangat penting untuk keduanya.

Tentu saja Emera segera menghapus seringai miliknya. Dia tidak ingin bila Pria tua ini mengetahui pikiran negatif dalam dirinya, serta ia tetap menunjukkan image positif dari dirinya. Bagaimanapun, kepercayaan dan image yang bagus diperlukan dalam lingkungan bermasyarakat, 'kan?

"Apa kamu ingin bilang jika teknik bertarungku ini sama seperti amatiran yang biasa ditemui di pinggir jalan? Maaf, deh, soalnya aku ini memang tidak memiliki guru atau sering berlatih dalam hal bela diri, aku lebih sering jalan-jalan dari pada melakukan itu." Emera melipat tangannya ketika dia menebak apa yang akan dikatakan Jiraiya.

"Ya, gaya bertarungmu sangat kasar dan mudah sekali dibaca. Ini membuatmu menerima terlalu banyak serangan lawan dan bahkan kamu sendiri hanya sedikit sekali mengenai Naruto. Kamu masih cukup beruntung karena Naruto juga amatir dalam Taijutsu, tapi jika lawanmu ahli dalam Taijutsu, aku yakin kamu akan kalah," kata Jiraiya terdengar bijak dan seakan-akan dia tahu mengenai seluk beluk teknik bertarung Emera.

Pada kenyataannya, dia memang mengetahuinya. Jiraiya yang telah masuk ke dalam medan perang dan melakukan menuju ke tempat berbahaya, telah bertemu banyak orang dan bertarung dengan mereka. Ini membuat Jiraiya memiliki keahlian untuk menilai gaya bertarung seseorang.

"Sudah kutebak. Tapi, setidaknya ada sedikit peningkatan dalam pertarungan ini." Emera mendongak ke atas dan mengatakan apa yang ada di dalam kepalanya. "Sedikit demi sedikit, aku mulai memahami gaya bertarung Naruto dan mengetahui cara untuk membuat sebuah teknik dalam Taijutsu. Mungkin aku ini sebenarnya cukup berbakat dalam melakukan hal ini, ya?"

"Aku juga setuju dengan itu. Di akhir pertarungan, gaya bertarungmu sedikit membaik dan kecepatan gerakanmu meningkatkan. Antara kamu yang mulai memahami gaya bertarung dan kamu yang tidak memakai kekuatan penuh dari awal, ada dua kemungkinan itu yang bisa terjadi," kata Jiraiya.

"Yah, aku, sih, memang berkembang dalam pertarungan ini. Sebelumnya, aku benar-benar tidak memiliki banyak kemampuan bertarung." Emera menurunkan kepalanya dan menghadapkannya pada Jiraiya.

"Lalu untukmu, Naruto …." Jiraiya ganti menoleh pada Naruto.

"Ya! Bagaimana menurutmu dengan pertarunganku tadi?" Naruto memiliki wajah yang biasa ketika menanyakan itu. Dia sadar jika dia kalah sehingga tidak terlalu berharap akan mendapatkan penilaian yang bagus dari Jiraiya.

"Pertarunganmu sebelumnya sudah cukup bagus. Tapi jika bisa, kamu perlu lebih banyak berlatih. Kamu juga harus ingat, dalam dunia ninja tidak semuanya akan ditentukan menggunakan jumlah chakra dan kekuatan fisik saja. Strategi dan pengalaman bertarung juga diperlukan," ucap Jiraiya.

avataravatar
Next chapter