webnovel

Crown Shyness

Crown Shyness adalah satu fenomena di mana pepohonan saling berdekatan, namun terdapat celah di antara mereka, dengan kata lain tidak saling menyentuh. Sama seperti itulah ‘keluarga’ ini. Kami saling dekat, namun juga saling menjauh. Ada jarak yang menghalangi kami. Entah dibatasi oleh ego, entah dibatasi oleh ‘katanya’. Di hadapan khalayak ramai, kami adalah keluarga yang sempurna, tidak ada celah sama sekali. Tetapi, percayalah. Keluarga sempurna ini, ibarat gubuk tua dengan tiang-tiang penyangga yang hampir roboh. Sekuat tenaga kami menahan derita, demi menyangga yang namanya kata ‘baik-baik saja’. Namun sangat disayangkan, pengorbanan kami dinilai sebagai sesuatu yang sangat tidak berharga. Pengorbanan waktu serta tenaga selama beberapa waktu ini, hanya dipandang sebatas cari muka serta sensasi semata. Kami yang notabene mau bertahan karena terlalu menyayangi gubuk reyot ini, malah dicap sebagai penghancur. Dengan cara yang bagaimana, agar kami bisa mengubah pemikiran dangkal kalian?

Widamifan18 · Teen
Not enough ratings
1 Chs

PROLOG

"Jangan mudah percaya kepada siapa pun, termasuk pada bayanganmu sendiri."

***

"Apa ini?"

Vian membuka aplikasi chatting di ponselnya. Baru saja ia menerima pesan singkat dari salah satu kakak tingkatnya.

From : Kak Rasi Grahita

Heh, maksudmu itu apa, hah?!

To : Kak Rasi Grahita

Maksudnya bagaimana, ya, Kak?

Jelas saja Vian bertanya, sebab jujur dia tidak paham. Tiba-tiba saja kakak tingkatnya itu mengirim pesan dengan kalimat melabrak. Apa salah Vian?

From : Kak Rasi Grahita

Aku tahu, aku punya utang sama kamu.

Tapi, gak begitu caranya!

To : Kak Rasi Grahita

Aku gak paham, Kak

Sumpah deh (〒﹏〒)

Vian semakin tidak paham dengan apa yang sedang terjadi kepada Rasi. Vian terdiam sembari menunggu balasan chat dari Rasi. Ia merenung, mengingat-ingat, kira-kira apa yang sudah dia lakukan, sampai-sampai dilabrak macam begini?

From : Kak Rasi Grahita

Kamu bilang ke anak-anak, kalau aku punya utang sama kamu, tapi belum kubayar-bayar, kan, Vian?!

Ngaku, kamu!

Iya, iya. Aku kembalikan uangmu!

"Wow, wow, wow, ape nih?!" gerutu Vian yang bicara dengan gaya khas seorang Keanu––yang itu tuh, yang, 'Bapak lo nonton, Lang....'. Pokoknya yang itulah.

"Lo kenapa, Anjim? Gua tinggal mandi bentar udah kebakaran jenggot begitu?" sambar Mutia yang terkejut melihat teman satu kamarnya itu bicara sendiri.

Belum sempat Vian menjawab, ponselnya kembali bergetar.

"Wait," ujar Vian.

"Kenapa sih?" Mutia mulai kepo.

Setelah membalas pesan dari Rasi, Vian menarik Mutia agar mendekat padanya.

"Apa? Apa? Apa?" cecar Mutia.

Raut muka Mutia langsung berubah saat membaca ruang obrolan Vian dan Rasi. Matanya mendelik dengan mulut terbuka membentuk huruf O.

"Gusti Allah, nyuwun sepuro! Ini bagaimana kok––heh!"

"Mana gue tahu! Tiba-tiba aja di chat begitu," sahut Vian.

"Ada yang gak beres nih, Vi!"

"Hok oh, gue setuju sama elu."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

~Setiap orang berhak mendapatkan apresiasi atas perjuangannya~

•••

🍃 Bersambung 🍃

Copyright ©Yekti Wahyu Widanti 2020