6 CWVCH PART 6

'Aku curiga pada wanita ini,' batin Erland seraya melihat Briel yang kini tengah melihatnya juga dengan tatapan yang entah tatapan macam apa itu?

"Baiklah, aku masih ada urusan setelah ini, dan ini cukup penting. Bisakah aku membawa Briel sekarang?" tanya Erland seraya melihat orangtuanya dan juga orangtua Briel.

Mereka pun mengangguk. Briel memeluk Clara dan Bram secara bersamaan. Bram dan Clara juga mendaratkan ciuman di pipi Briel. Melihat hal itu, Erland menghela napas panjang. Dia yakin, Briel pasti wanita yang manja dan akan merepotkan dirinya kelak.

Tak ada ucapan apapun yang keluar dari bibir Bram, dia hanya mengatakan agar Briel berhati-hati dan tak ceroboh. Entahlah, mungkinkah Bram masih kecewa pada Briel? Ya, Briel merasa begitu. Namun, Briel pun tak mengatakan apapun dan menyusul Erland memasuki mobil. Setelah itu mobil Erland pun melaju meninggalkan Gereja.

***

Di perjalanan.

Erland melajukan mobilnya dengan kecepatan pelan, membuat Briel merasa kesal.

"Hei, jika tak bisa mengemudi, sebaiknya minggir! Biar aku saja yang mengemudi!" kesal Briel.

Erland melihat Briel sekilas, setelah itu dia mengabaikan Briel. Dia tak menanggapi ucapan Briel sama sekali.

"Apa kamu mendadak bisu, ha?" tanya Briel semakin kesal.

Lagi-lagi Erland pun hanya diam. Entah apa yang tengah Erland pikirkan.

"Benar-benar lemah," ucap Briel pelan tetapi masih terdengar di telinga Erland.

Mendengar apa yang Briel katakan membuat Erland merasa Briel tengah mengejeknya.

"Apa maksudmu?" tanya Erland seraya melihat Briel.

"Ya, kamu lemah. Banci bahkan lebih baik dari pada dirimu!" ejek Briel.

"Hei! Mau apa kamu?" pekik Briel ketika Erland tiba-tiba mencengkram tangannya.

"Jaga mulutmu! Atau aku akan melemparmu keluar sekarang juga!" ancam Erland seraya menatap Briel dengan tajam.

Tin... Tin...

Briel mengempaskan tangan Erland ketika sebuah mobil di belakang mereka membunyikan klakson.

'Uh, dia kuat sekali. Benar-benar membuat tanganku ngilu,' batin Briel seraya memegang pergelangan tangannya yang sempaf Erland cengkram tadi.

Briel menoleh, dia melihat ke arah Erland yang mana rupanya Erland pun tengah melihatnya.

"Lihat apa? Fokus saja menyetir!" kesal Briel karena Erland terus saja melihatnya meski hanya sekilas dan kembali melihat ke depan jalanan.

'Wanita ini benar-benar! Dia terlalu bar-bar untuk berada di dalam dunia wanita. Aku curiga maminya melahirkan dirinya dengan jenis kelamin yang tertukar, jangan-jangan seharusnya dia menjadi seorang pria,' batin Erland.

Keduanya pun hanya saling diam dan tak ada lagi yang bicara. Briel justru mengangguk-nganggukan kepalanya karena tengah mendengarkan musik di ponselnya dengan menggunakan headphone.

Hingga tak terasa waktu berlalu dan mobil yang di kemudikan Erland pun sampai di sebuah pekarangan rumah berlantai dua yang terlihat minimalis tetapi designnya tampak terlihat bergaya modern Eropa.

Erland menghentikan mobilnya di depan sebuah garasi, dia melepas seatbeltnya dan pandangannya tak sengaja tertuju ke arah Briel yang kali ini justru tengah tidur.

Erland pun mengabaikan Briel dan keluar dari mobil. Sebelum itu, dia tak mematikan mesin mobil dan membiarkan Briel tidur. Dia enggan membangunkan Briel. Dia yakin, jika dia membangunkan Briel sama saja dengan membangunkan seekor singa betina. Briel pasti akan membuat kepalanya menjadi pusing.

Erland memanggil penjaga keamanan di kediamannya setelah dirinya keluar dari mobil.

"Ya, Tuan?" ucap penjaga keamanan bernama Suryoto.

"Di dalam mobil ada seorang wanita, mulai hari ini dia akan tinggal di sini. Tolong awasi dia hingga dia bangun, Saya sengaja membuka kaca mobil. Dia sedang tidur sekarang, jangan sampai ketika bangun nanti, dia mengacaukan rumah ini! ucap Erland mengingatkan.

Suryoto melihat ke arah mobil Erland, dia dapat melihat seorang wanita tidur di kursi penumpang depan. Namun, yang membuat Suryoto geran, mengapa tuannya itu tak membangunkan wanita itu saja? Lagi pula, siapa sebenarnya wanita itu? Pikir Suryoto.

Erland pun masuk ke kediamannya dan Suryoto mengikuti perintah Erland. Dia mengambil kursi, dan duduk dari jarak kejauhan seraya memperhatikan wanita yang tengah tidur di dalam mobil Erland. Ya, Briel masih saja tidur dan belum juga bangun. Sepertinya, dia terlalu relaks karena musik yang mengalun di telinganya.

Di dalam kediaman Erland, tepatnya di kamar Erland.

Erland memasuki ruang wardrobenya. Dia melepas jas yang dia kenakan dan menyimpannya di atas sebuah gantungan. Setelah itu, dia menggulung lengan kemeja dalamnya hingga sebatas siku dan memasuki kamar mandi. Erland mencuci tangannya dan buang air kecil.

Selesai melakukan kegiatannya, dia kembali ke kamar dan mengambil ponselnya. Dia menghubungi seseorang.

'Halo,' ucap Erland.

'Halo, selamat siang, Pak,' ucap orang itu yang tak lain adalah seorang wanita.

'Bagaimana dengan persiapan keberangkatan Saya sore ini?' tanya Erland.

'Sudah selesai, Anda sudah siap untuk melakukan perjalanan sore ini, Pak. Pesawat Anda pukul 17.15 Wib dari Bandara Soekarno-Hatta," ucap wanita itu.

Wanita itu bernama Sherin, dia tak lain adalah sekretaris pribadi Erland di kantor.

'Baiklah, kirimkan supir kantor saja sore nanti. Saya akan ke Bandara menggunakan mobil kantor,' ucao Erland.

'Baik, Pak. Sesuai permintaan Anda,' ucap Sherin.

Telepon itu berakhir.

Erland teringat pada Briel. Semoga saja Briel tak membuat kesalahan ketika dirinya pergi nanti.

Ya, Erland akan melakukan perjalanan bisnis selama 8 hari menuju Luar Negeri. Rencana ini sudah diatur jauh-jauh hari bahkan sebelum Erland bertemu dan terlibat masalah dengan Briel.

Erland mendekati jendela kamarnya, dia melihat ke arah mobilnya di bawah sana. Di mana terlihat dari kaca jendelanya bahwa kaca mobilnya masihlah terbuka, itu artinya Briel masihlah tidur di dalam mobil.

Erland pun mengabaikan hal itu, dia bergegas menyiapkan semua yang di butuhkannya untuk perjalanan bisnisnya termasuk beberapa berkas penting yang sebelumnya sudah dia bawa dari kantor. Di perjalanan bisnisnya kali ini, dia hanya pergi sendiri dan tak membawa serta Sherin ikut bersamanya. Sherin di tugaskan untuk mengerjakan semua pekerjaan kantor saja dan memberikan informasi di kantor pada Erland selama Erland dalam masa perjalanan bisnisnya.

***

Pukul 3 sore.

Erland keluar dari kediamannya seraya menyeret sebuah koper berukuran sedang.

Brak!

Pandangan Erland tertuju pada datang suara cukup keras itu, dan terlihat Briel sudah keluar dari mobil. Rupanya Briel sudah bangun. Langkah Erland dan Briel pun semakin dekat.

"Benar-benar keterlaluan! Mengapa kamu tak membangunkanku?" kesal Briel.

Briel kesal. Ya, tentu saja. Bagaimana tidak? Briel terkejut ketika terbangun lalu melihat seorang penjaga keamanan tengah memperhatikannya. Entah seperti apa ekspresi dirinya selama tidur. Yang jelas, Briel berpikir petugas keamanan itu pasti melihat dengan jelas ekspresinya ketika tidur.

Erland mengabaikan Briel, dia melewati Briel begitu saja. Dia akan mendekati mobil kantor yang sudah terparkir di halaman kediamannya dengan seorang supir kantor berdiri menunggunya.

"Hei!" pekik Briel lantas membuat Erland menghentikan langkahnya.

Erland kemudian berbalik dan mendekati Briel. Jarak keduanya kini hanya terpaut dua langkah saja. Cukup dekat.

"Kamu bebas melakukan apapun di rumah ini, kamu bebas pergi ke manapun, dan aku tak peduli dengan itu! Tapi, satu hal yang harus kamu ingat! Jangan pernah mengusik kehidupan pribadiku! Jangan pernah menyentuh barang-barang pribadiku, apa lagi sampai menghancurkannya!" tegas Erland.

Briel tersenyum sinis.

"Aku bahkan tak peduli dengan apapun yang berkaitan dengan dirimu! Jangan pernah menggangguku juga! Jika tidak, kamu akan tahu akibatnya! Kamu tahu, aku bisa melakukan apapun untuk membalas orang yang berani mengusikku! Dan, satu lagi. Jangan pernah menyentuhku, atau aku akan membuat dirimu menyesal, dan takan pernah sanggup untuk bangun kembali!" ancam Briel.

Erland menghela napas. Dia pun berbalik dan tak mengatakan apapun lagi. Dia memberikan kopernya pada sang supir dan masuk ke mobil.

'Ya, pergi saja sana! Itu lebih bagus, sekalian saja tak susah kembali,' gumam Briel dan bergegas masuk ke kediaman Erland.

avataravatar
Next chapter