4 3. Kesepakatan

Mereka berdua kini memasuki sebuah Club elit yang terkenal didaerah itu. Callista awalnya sedikit ragu untuk masuk. Bahkan pakaiannya sangat tidak sesuai dengan Club tersebut. Dia sangat anti dengan tempat seperti ini.

"Apa kau yakin kita akan kesini?" tanyanya

Bella mengangguk singkat "Harry menyuruhku untuk menemuinya disini?"

"Aku tidak mau masuk kedalam Bella, disana pasti sangat berisik. Kau tau aku dengar bahwa orang yang sering kesini itu adalah orang yang tidak baik"

"Jadi menurutmu kekasihku tidak baik begitu?"

"Maksudku bukan begitu. Aku sangat tidak suka tempat seperti ini"

"Aku tau, tapi kau akan mendapatkan pacar palsu itu. Apa kau mau tetap dijodohkan dengannya?"

"Tentu saja tidak"

"Yasudah kita masuk sekarang" Bella langsung menarik lengan Callista untuk masuk kedalam.

Suasana didalam sangat berisik banyak lampu berkelap kelip, Callista sangat tidak suka, itu membuatnya sangat pusing ditambah lagi bau alkohol yang sangat menyengat. Namun demi tujuannya dia rela memasuki Club tersebut.

"Aku sangat tidak suka tempat seperti ini" gerutunya.

Bella mengedarkan pandangannya pada setiap sudut Club mencari seseorang yang tak lain adalah Harry kekasihnya. Pandangannya mulai tertuju saat Harry melambaikan tangan kearahnya.

Bella menarik sudut bibirnya "Itu dia" tunjuknya. Dengan cepat dia menyeret lengan Callista sampai gadis itu hampir saja terjatuh.

"Harry" panggilnya.

"Kemarilah" ucap Harry.

Baru saja Bella akan duduk, Callista tiba-tiba berteriak kecang.

"KAU?" tunjuknya.

Arah pandang Callista tertuju pada Pria yang tengah duduk menghadap kearahnya. Dia dengan santai meneguk Wine miliknya tanpa melihat kearah Callista.

"Apa yang kau lakukan Callista? Sebaiknya kita duduk" ucap Bella setengah malu.

Lain halnya dengan Harry justru Pria itu malah tertawa geli melihat reaksi Callista yang terkejut saat melihat Almero.

"Kau pria gila itukan?" tanyanya.

Seketika tawa Harry meledak, dia tak menyangka jika Callista akan berbicara seperti itu pada Almero, sejauh ini tidak pernah ada yang berani memaki atau memanggil Almero seperti itu.

"Kenapa kau tertawa?" Tanya Bella yang masih bingung dengan situasi yang memang dia tak tau.

"Menurutku itu sangat lucu, bagaimana bisa dia memanggilnya dengan panggilan Pria gila" ucapnya masih dengan tertawa.

"Apa kau masih akan tetap berdiri seperti itu?" Tanya Almero.

"Callista cepatlah duduk" panggil Bella.

Karena tak ingin mempermalukan dirinya sendiri dengan terpaksa Callista duduk.

"Kau pasti menolak perjodohan itu kan?" Tanya Almero langsung pada intinya.

Callista jelas sangat terkejut bagaimana bisa dia tau tentang perjodohannya itu.

"Bagaimana bisa kau tau semua tentangku?"

"Aku jelas sangat tau semua tentangmu" ucapnya.

Bella maupun Callista sama-sama terkejut. Bella bahkan tak memberitahu Harry tentang perjodohan Callista. Dia hanya meminta untuk mencarikan Pria untuk Callista sebagai pacar palsunya, kenapa dia bisa tau semua tentangnya.

"Kenapa dia bisa tau semua tentang Callista?" Tanya Bella pada Harry.

"Kita hanya perlu diam, nanti juga kau pasti akan tau sendiri. Ini urusan mereka" jelas Harry.

Bella hanya mengangguk paham. Dia langsung mengambil minum yang ada di meja.

"Apa kau mau aku bantu untuk menjadi Pacar palsumu itu? Tenang aku melakukannya dengan senang hati"

"Aku bahkan tidak mengenalmu"

"Kau pikir jika nanti temanmu menyarankan orang lain sebagai pacar palsumu kau pasti akan langsung mengenalnya? Tidakkan. Begitu juga diriku, mungkin saat ini kau memang tidak mengenalku tetapi nanti mungkin kau akan mengenalku"

Harry menepuk tangannya senang, dia tak menyangka jika temannya akan sehebat ini dalam urusan memperjuangkan cintanya. Dia sangat terkesan.

"Aku tidak mau" ucap Callista.

"Baiklah jika kau tidak mau aku tidak akan memaksa. Mungkin kau memang harus menikah dengan Pria tua itu."

Almero berdiri dari duduknya dia hampir saja melangkah pergi, namun sebelum itu dia membalikkan badannya menghadap Callista.

"Mungkin kau tidak tau alasan dibalik kedua orangtuamu menjodohkan dirimu dengan orang seperti Ansell itu" setelah mengucapkan itu Almero melangkah pergi.

"Apa maksudmu hah?" teriak Callista namun tidak terdengar oleh Almero karena suara music yang begitu kecang didalam Club. Callista memutuskan untuk menghampiri Almero dan meminta penjelasan mengenai kenapa orangtuanya menjodohkan dirinya.

"Callista" panggil Bella

"Biarkan mereka berbicara dulu, sebaiknya kau temani aku disini sambil menunggu mereka" ucap Harry.

"Tunggu dulu" teriak Callista berusaha untuk mengejar Almero.

"Aku bilang tunggu dulu" teriaknya lagi, kali ini Almero berhenti berjalan, dia berbalik menatap Callista.

"Apa maksud dari ucapanmu itu?"

"Yang mana?"

"Alasan kenapa kedua orangtuaku menjodohkanku dengan Pria tua itu"

"Ahh, aku rasa tidak baik jika aku yang memberitahumu. Sebaiknya kau tanyakan pada orangtuamu" ucap Almero.

"Tidak!! Aku ingin mendengarnya darimu"

"Baiklah aku akan memberitahumu. Kau ikut denganku" Almero menarik pelan lengan Callista.

Mereka pergi menjauh dari Club. Chanyeol membawa Callista masuk kedalam mobilnya.

"Apa yang kau lakukan. Kau akan membawaku kemana?"

"Diluar sana banyak orang. Aku akan memberitahumu didalam mobil saja. Tenang aku tidak akan melakukan apapun kepadamu"

"Sekarang jelaskan semuanya padaku"

"Apa kau selama ini tidak tau tentang perusahaan Ayahmu?"

Callista menggeleng "Aku sama sekali tidak tau urusan mereka. Aku hanya sibuk dengan kuliahku. Jadi ada apa?"

"Kau tau perusahaan Ayahmu saat ini diambang kebangkrutan, mereka ditipu oleh investor asing. Jadi Ayahmu membutuhkan investor lain untuk mendukung perusahaannya, dan satu-satu cara yang bisa mereka lakukan adalah menjodohkanmu dengan Ansell CEO dari perusahan SG Group"

Callista sangat terkejut dengan semua itu, bagaimana bisa dia tidak tau sama sekali tentang keduaorangtuanya. Bagaimana bisa dia selalu fokus pada kuliahnya dan tidak memperdulikan orangtuanya.

Selama ini kedua orangtuanya bekerja dengan keras agar bisa menyekolahkannya dengan baik. Selama ini mereka banyak berkorban untuk dirinya, Callista kenapa kau bodoh sekali.

Tanpa Callista sadari dia menangis, dia sungguh menyesal karena membuat keduaorangtuanya kesulitan.

"Kau menangis?" Almero terlihat panik.

"Aku akan pulang" Callista hampir saja membuka pintu mobil. Namun dengan cepat Almero menahannya.

"Apa kau tetap ingin perjodohan itu berlangsung"

"Lalu aku harus bagaimana, itu adalah satu-satunya cara agar aku bisa membantu kedua orangtuaku" Callista menjawab sambil terus menangis. dia bingung, disatu sisi dia tak menginginkan perjodohan itu, namun disatu sisi dia juga tak punya pilihan lain.

"Itu bukan satu-satunya cara, aku mempunyai cara lain agar kau terhindar dari perjodohan itu. Jadi berhentilah menangis" Almero menyerahkan saputangan miliknya pada Callista.

Callista mengambil sapu tangan yang disodorkan oleh Almero, dia mulai berhenti menangis. "Lalu apa rencanamu?"

"Aku ingin kau menikah denganku" ucapnya.

"Apa kau sungguh gila? Aku tidak ingin menikah dengan siapapun saat ini"

"Ini satu-satunya cara. Apa kau lebih memilih menikah dengan Pria tua itu dibanding denganku?"

"Lalu jika aku menikah denganmu, apa yang bisa kau lakukan untuk mengatasi kebangkrutan orangtuaku?"

"Tentu saja aku akan membantu mereka mengatasi masalah ini. Aku seorang CEO juga, aku bisa membantu keduaorangtuamu, aku bahkan bisa memberi mereka sedikit saham yang aku punya. Kedua orangtuamu bisa mendapatkan untung dari itu"Jelas Almero

Callista tampak berfikir keras. Apa benar pria dihadapannya ini adalah seorang CEO? Bagaimana jika dirinya hanya ingin menipu.

"Apa kau sedang berbohong?" Callista menatapnya dengan curiga.

Almero terkekeh pelan, dia menyodorkan ponselnya pada Callista "Kau bisa mencarinya diinternet. Tulis namaku disana ALMERO BRIAN RICH" ucapnya penuh penekanan.

Callista sedikit ragu untuk mengambil ponsel Almero namun karena dia butuh kebenaran dan kepastian. Callista memutuskan untuk mencarinya, dan hasilnya benar-benar ada. Disana tertulis Almero Brian Rich adalah seorang CEO muda dari PC Group yang terkenal karena kesuksesannya.

Callista melirik Almero sekilas untuk memastikan foto yang ada diinternet adalah dirinya.

"Apa kau sudah percaya?"

Callista langsung memberikan ponsel tersebut kepada Almero. Dia tampak menimang-nimang lagi keputusan yang akan dia ambil.

"Jika aku setuju dengan itu dan kita menikah. Kau tidak akan melarang ataupun melakukan apapun sesuai keinginanmu kan?" tanyanya ragu-ragu.

"Tentu saja, aku akan membebaskanmu dan kau berhak melakukan apapun yang kau mau selama itu tidak diluar batas"

Callista kembali terdiam, dia mengambil nafas sejenak "Baiklah aku akan memikrikannya dan juga berbicara pada orangtuaku dulu"

"Baiklah"

Tanpa Callista sadari senyum Almero mulai terukir dibibirnya. Dia tak menyangka impiannya selama ini akan terwujud. Dia akan menikah dengan Callista, Gadis cantik yang selama ini dia cintai.

"Baiklah, aku akan pulang sekarang"

"Aku akan mengantarkanmu"

"Tidak usah, Bella tadi bersamaku"

"Dia sedang bersama pacarnya. Apa kau tega mengganggu mereka?"

"Tentu saja tidak"

"Jika begitu, aku yang akan mengantarkanmu pulang"

avataravatar
Next chapter