webnovel

perpisahan

"Jika menurut orang lain perpisahan itu menyakitkan, maka untuk ku tidak karena kita berpisah, dengan berbagai ucapan cinta yang memabukan."

.

.

.

-Sofia rosalina

.

.

.

. play lagu sedih lagu apa aja aku saranin lagu V bts winter bear, tapi kalau kalian punya lagu sedih lainnya boleh di puterin, biar tambah baper

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Rapat kali ini telah selesai, terimakasih.." Mawar berdiri dari kursi kerjanya, berjalan keluar meninggalkan ruang rapat setelah hampir 1 jam bergelut dengan berbagai pendapat serta argumen kolega yang meminta dirinya untuk ikut berinvestasi dalam perusahaan mereka.

Mawar berjalan pelan tanpa peduli dengan kehadiran diego yang sedari tadi terus menatapnya, entah tatapan apa yang diego berikan untuknya, yang jelas mawar hanya bisa melihat ketidakfokusan diego saat rapat di mulai hingga rapat berakhir.

Diego terdiam sejenak, namun dengan cepat diego berlari mengejar mawar yang untungnya belum berjalan terlalu jauh.

'Ini harus segera aku jelaskan!'

Diego menarik tangan mawar pelan setelah berhasil menyamai jalannya, mawar membalikan tubuhnya menatap diego bingung, matanya mendelik dari atas hingga bawah memperhatikan penampilan diego.

"Ada apa?" Tanya mawar pelan, wajahnya terlihat biasa biasa saja saat berhadapan dengan diego, bahkan bisa di bilang mawar menampilkan wajah tanpa ekspresi.

"Mawar? Kau lupa padaku?" Tanya diego sambil mengusap punggung tangan mawar dengan telapak tangannya.

Mawar terdiam sejenak, jantungnya berdetak kencang, dia bohong jikalau mengatakan bahwa dia tidak rindu dengan diego, bahkan sekarang jantungnya sudah berdisco ria dengan sentuhan yang diego berikan padanya.

"Apa aku harus mengingat orang seperti mu?" Jawab mawar pelan, astaga Actingnya teramat hebat hingga sekarang dia melihat diego kebingungan.

'Kau bodoh mawar'

Runtuk mawar dalam hatinya, "Jika ada yang ingin di bicarakan, mari ikut dengan saya." Mawar melepasakan tangannya dari sentuhan hangat diego, berjalan meninggalkan diego menuju ruang kerjanya.

Mawar mendengar suara derapan langkah yang mengekori nya dari belakang, diego benar benar mengikuti nya.

Mawar membuka ruangan kerjanya, ruangan dengan dominasi warna hitam putih itu terlihat elegan dengan deretan berkas berkas serta beberapa buku buku yang berderet rapih di dalam rak buku yang sengaja di pajang, juga dengan sebuah bingkai foto kecil yang di biarkan terpampang di atas meja kerja mawar, foto mawar bersama dengan adiknya dan juga ibunya.

Diego menarik senyum tipis, walau masih banyak hal yang perlu dia tanyakan pada mawar, termasuk tentang identitas nya.

"Apa yang kau bicarakan." Tanya mawar membuat setiap pikiran indah diego hilang begitu saja, kini diego menatap mawar yang sudah duduk di kursi kerjanya dengan kedua tangannya yang dia biarkan tersilang di atas meja.

"Aku ingin menjelaskan tentang hari setelah kau pergi dari pesta pernikahan itu, aku minta maaf karena tidak mengabari mu atau menemui." Jelas diego yang sudah mendaratkan bokongnya di kursi yang berhadapan dengan mawar.

"Tidak perlu minta maaf, aku hanyalah orang tidak penting bagimu untuk apa kau menyempatkan waktu hanya untuk mengabari diriku?" Jawab mawar sambil tertawa renyah, menatap diego santai, tanpa peduli bahwa saat ini diego kembali di hantui rasa yang sama seperti mereka bertengkar di cafe 1 minggu yang lalu.

"Mawar... Aku memiliki alasan untuk tidak menghubungi mu.. " Elak diego namun di balas gelengan cepat oleh mawar.

"Kau tak perlu menjelaskan apa apa, aku paham... Lakukan apapun yang kau suka, apa pun yang menurut mu itu baik aku akan selalu mendukung mu, termasuk pergi meninggalkan ku.. "

"Tidak mawar! Aku tidak melakukan hal itu, hanya saja orang tuaku mengancamku dengan berbagai hal yang akan ku sesali jika melakukan nya. Apa kau sudah tak mencintaiku?"

Tanya diego ketika sadar, mawar sudah mulai mengikhlaskan dirinya pergi.

"Tidak mencintaimu? Katakan itu saat diriku benar benar meninggalkan mu dengan menikah bersama lelaki lain? Kau tak tahu betapa besar rasa cintaku padamu?"

Mata mawar mulai berair, ini lah yang mawar inginkan pelampiasan dan juga tempat untuk menumpahkan segala perasaan yang telah berkecamuk selama hampir seminggu ini.

"Tapi aku tahu siapa diriku, yang tidak akan pernah pantas bersanding dengan dirimu, aku memang bodoh mencintai mu padahal aku sendiri tahu apa saja resiko yang akan aku dapatkan, saat diriku benar benar menjatuhkan seluruh hidupku padamu." Mawar menyeka air mata kasar, dia tidak peduli dengan apa yang akan diego katakan tentang dirinya, sudah cukup segala penderitaan mawar untuk mencintai diego yang pada kenyataan dia harus menerima pil pahit.

"Tapi kau sekarang? Kau adalah CEO dari perusahaan mjs crop...Kau bisa bersama ku mawar, kau bisa... Mereka tidak akan menolak dirimu sama sekali."

"Tapi aku tidak mau, aku tidak mau mereka melihatku sebagai mawar seorang pemilik perusahaan terkenal, aku ingin di lihat sebagai mawar seorang gadis yang sederhana, bukan di puji karena harta...

...Tapi aku sadar ketika di hina karena miskin itu sungguh menyakitkan, aku paham...Kau sudah memilih harta bukan dan meninggalkan diriku? Kau ambil apa yang sudah kau pilih... Karena ketika itu sudah menjadi keputusan mu, maka kau harus menerima setiap resiko yang di timbulkan oleh keputusan mu, termasuk kehilangan aku."

Mawar kembali mengusap wajahnya kasar, untunglah dirinya tak menggunakan make up terlalu tebal.

"Aku tidak memilih harta mawar.. Orang tuaku mengancam akan membunuh keluarga mu, jika aku menolak perjodohan ini, aku tak bisa membayangkan hidupku tanpa kehadiran mu selamanya, hingga aku memutuskan untuk menerima perjodohan itu agar kau baik baik saja, orang tua ku bukan orang tua biasa, apapun yang mereka katakan pasti akan mereka wujudkan...

...Aku mencintai mu... Sangat... Aku tak tahu ternyata kau begitu banyak terluka karena kisah cinta yang tak ada habisnya ini, tapi satu hal yang perlu kau ketahui aku benar benar takut kehilangan mu... "

Diego menatap mawar sayu, instingnya mengatakan untuk menghapus air mata yang terus mengalir dari pelupuk mata mawar, namun otaknya tak mengizinkan hal itu terjadi, jadilah mereka berdua saling menatap rindu terhalang oleh meja.

"Aku tahu aku tahu... Tapi kita memang tak bisa di takdirkan untuk bersama, biasakan lah harimu tanpa kehadiran diriku, tersenyum lah walau aku tak ada di sela harimu untuk menyemangati mu, karena dengan begitu aku bahagia di sini walau tak bisa bersama mu... "

Tangis mawar kembali pecah ketika ucapan perpisahan itu ia katakan, sebesar itukah rasa cintanya pada diego?

"Mawar... Aku tak tahu berapa kali kau telah memberikan ku kesempatan, tapi aku mohon...Berusaha lah untuk meyakinkan kedua orang tua ku.. "

"Maaf tapi aku tak bisa diego... Kita bisa mengubah takdir, tapi sayangnya kita gagal, dan alur takdir terus berlanjut pada jalannya, yaitu memisahkan kita berdua dan membuat kita mengerti bahwa tak ada yang perlu kita sesali dari segala kisah yang membuat luka tapi kadang membuat suka...

...Kau membuat kisah indah di hidupku, kau membuat ku mengerti mencintai tak selamanya bisa memiliki, yang pada akhirnya aku dan kau harus pergi menempuh jalur yang berbeda."

"berbahagialah bersama jenifer... aku akan selalu mencintaimu, meski kenyataan kita harus terluka karena kebodohan kita untuk saling mencinta."

Putus mawar, yang tanpa sadar langsung memeluk diego membanya hanyut dalam hangatnya pelukan mawar, diego membalas pelukan perpisahan dari mawar.

Mawar benar, mereka berdua sudah berusaha namun pada akhirnya harus gagal, dan jika di lanjutkan maka akan ada salah satu dari mereka, merasakan luka yang begitu meremukan hati dan jiwa.

'Semua ini adalah jalan tuhan, membawa mu dalam kisah hidupku adalah sebuah karunia yang tidak pernah aku ketahui tujuannya, mencintai seseorang tak selamanya tersiksa karena dengan mencintai mu itu membuktikan bahwa aku bahagia... '

Pikir diego sambil sesekali menciumi pucuk rambut mawar, membawa mereka ke derasnya aliran cinta yang harus hilang bersama besarnya arus yang membawanya pergi.

'Ada atau tanpamu memberikan ku suatu pengertian, seseorang yang berharga akan selalu menjadi awal kebahagiaan tanpa harus bersama atau memiliki, kehilangan mu adalah hal yang terberat bagiku... Tapi tanpa adanya dirimu memberikan ku suatu keyakinan kau akan terus mencintaiku walau tak harus bersama ku. aku mencintaimu mawar, dan akan selalu seperti itu'

"Aku mencintaimu mawar..."

"Aku juga mencintai mu diego.. "

Kok aku baper Aku nangis lo waktu baca ulang Chap ini, sedih banget, tapi gak tahu buat kalian gimana, sebenarnya ini tuh chap terakhir alias udh The end, tapi masih mau buat kejutan buat reader's, gak tahu juga jadi di buat atau enggak:) Soalnya ada kepikiran kejutan ini hanya buat reader's yang beli novel crazy ceo versi cetak:) Masih di rencanakan, tapi gak tahu juga sih, doa kan saja semoga aku lagi mood buat up lagi biar kejutannya aku kasih di sini selamat berbaper ria.

HAPPY READING

aura08zahwacreators' thoughts