webnovel

bertemu dengan nya lagi

Mawar memutar bola matanya jengah, entah sudah berapa lama dia berdiri di tempat ini, itu sangat membosankan.

Sementara diego dengan santainya meminta ini dan itu agar segera di pasangkan di tubuh indah mawar, mawar menggeleng pelan dia ingin sekali berargumen kalau sekarang dia sudah mulai kesal dengan ini semua.

Namun saat melihat diego yang sangat serius untuk melakukan ini, membuat mawar mengurungkan niatnya, sambil menghentakkan salah satu kakinya mawar berjalan memasuki ruang ganti,

mencoba baju pilihan john yang ke sekian kalinya.

Setelah selesai memasangkan gaun dengan desain yang cukup sederhana ini, mawar keluar dari ruang gantinya, dia memutar bola mata samar sambil menatap serius ke arah diego yang sedang melihat penampilan nya lekat lekat.

"Diego... Sudah yah?!" Tanya mawar lagi, dia merasa gaun berwarna putih tulang dengan pita di bagian pinggang depan ini sudah cukup indah baginya.

"Tunggu sebentar..." Diego menatap mawar dengan serius memperhatikan mawar dari atas hingga bawah, melihat dan memperhatikan sesuatu yang berbeda dari mawar.

Sebenarnya baju apa saja sangat cocok di pasangkan di tubuh mawar, hanya saja diego ingin membelikan beberapa pasang pakaian baru untuk mawar, melihat mawar lebih cantik menjadi suatu pemandangan indah tersendiri baginya.

"Hmmm.. Oke lah yang ini cocok, kau gunakan yang ini saja oke?" Ucap diego.

Mawar menghela nafas lega, akhirnya ini semua berakhir, baginya berbelanja baju adalah hal yang membosankan.

Mawar melenggangkan kakinya berjalan memasuki ruang ganti, dengan sedikit senyum yang terukir di wajah manisnya, mawar tertawa senang.

Setelah selesai mengganti baju, mawar melihat diego sedang berbincang bincang dengan seorang pelayan butik, entah apa yang mereka bicarakan hanya saja mereka terlihat sedang membicarakan hal yang serius, tapi mawar tidak terlalu perduli.

"Diego... Ayo!" Mawar melihat diego melirik nya, mawar tersenyum kecil.

"Ya sudah ayo kita pulang..." Diego menarik tangan mawar pelan, sambil membawa nya pergi dari butik itu.

***

Mawar dengan ragu keluar dari kamarnya, langkahnya pelan seperti mengendap ngedap, sepatu heels yang di gunakan olehnya membuat sebuah dentuman kecil di lantai.

Mawar tertunduk malu saat melihat reaksi ibu dan adiknya sesaat setelah melihat penampilan dirinya.

"Wahhh kakak kau cantik sekali!" Puji vani takjub dengan perubahan kakaknya.

Ibu mawar tersenyum merekah, dia sangat senang melihat anaknya dengan penampilan baru seperti ini. "Kau cantik sekali mawar" Tambah ibu mawar tak kalah takjub dengan kecantikan dan ke anggunan mawar.

"Ahh terimakasih bu... Aku jadi malu." Jawab mawar sambil tersenyum simpul, dia bahkan tidak menyangka dirinya akan secantik ini.

"Memang kakak hendak pergi kemana?" Tanya vani, mawar hanya menjawab dengan senyuman.

"Aku harus pergi bu.. Diego sudah menunggu ku di depan." Mawar memeluk ibunya dan mencium kening adiknya.

"Aku pergi!" Mawar pergi meninggalkan ruang tamu sambil mengangkat sedikit gaun yang di gunakannya, agar bisa berjalan dengan lebih cepat.

Mawar menarik knop pintu rumah pelan, was was dengan perasaannya sendiri, yang dia takutkan adalah diego tidak menyukai penampilan.

Mawar menatap diego dengan penuh harap, sementara diego hanya diam menatap mawar yang begitu cantik dengan penampilan nya. Diego tercengang, dia bahkan tidak menyadari bahwa mawar memiliki sesuatu yang sangat berharga di dalam dirinya.

Bagaimana diego tidak tercengang jika mawar dengan indahnya menyempurnakan gaun yang di berikan olehnya, dengan rambut yang mawar ikat lalu membiarkan sehelai rambut menjuntai sebagai poni rambutnya, dan juga mawar memberikan sebuah hiasan daun yang berwarna senada menempel di rambutnya.

Kecantikan mawar memang tidak dapat di definisikan, yang jelas kini diego seperti sedang menatap seorang puteri kerajaan yang cantik nan mempesona.

"Diego?" Tanya mawar yang kebingungan melihat diego yang sedari tadi hanya diam menatapnya.

"Ahh iya! Kau cantik sekali... " Jawab diego sambil merangkul pinggang mawar, membawanya kedalam sebuah pelukan hangat.

Mawar terdiam sejenak, dia merasakan sebuah cinta yang begitu besar mengalir ke dalam sukma di relung hatinya. Sebuah rasa tidak rela menjadi sebuah penanda betapa bersarnya cinta diego pada mawar.

"Diego ini masih di jalan, kau mau kita di lihat banyak orang?" Tanya mawar sedikit berbisik di telinga diego, diego dengan cepat melepas pelukan nya.

Sekarang diego menjadi sedikit canggung karena ketahuan tidak dapat mengendalikan diri.

Mawar tertawa kecil, "Ya sudah ayo!" Diego membukakan pintu mobil Limousin berwarna hitam itu.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Hati diego sedikit ragu, melihat banyak nya kamera paparazzi yang tengah menunggu di luar, bukannya kenapa, diego takut mawar akan menjadi sasaran banyak pertanyaan dari wartawan dengan kedatangan nya bersama dengan diego.

Tapi hal ini lah yang ingin diego tunjukkan pada semua orang bahwa dia mempunyai seorang kekasih yang sangat dia cintai melebihi siapapun.

Tapi di satu sisi diego takut jika mawar akan ikut terbawa masalah dengan konflik yang sedang dia alami bersama dengan keluarganya.

Dengan berat hati diego mengajak mawar keluar dari dalam mobil, membiarkan mawar menggandeng tangannya.

Sinar light dari kamera sudah mulai menyilaukan mata, berbagai pertanyaan mulai di sebutkan saru persatu oleh awak media. Untung saja pesta pernikahan anak dari perdana menteri itu sangat lah ketat penjaga annya, sehingga tidak mudah bagi awak media untuk menyerbu mereka berdua.

Mawar tetap mencengkram tangan diego, ini lah pertama kalinya bagi mawar di sorot langsung oleh awak media.

Diego memeluk pinggang mawar, menenangkan nya agar tidak terlalu tegang, mereka berdua memasuki gedung tempat acara resepsi pernikahan di mulai, malam ini adalah perayaan hari pernikahan anak perdana menteri yang juga menjadi investor di perusahaan diego.

Diego tersenyum saat melihat perdana menteri yaitu robert hadzel tengah menyambut para tamu undangan yang datang, seluruh tamu undangan hampir dari jajaran orang kenamaan yang ada di negara ini sehingga membuat seluruh fasilitas yang tersedia sangat memadai bahkan lebih menakjubkan dari pesta pernikahan biasanya.

Robert menyapa diego, umur robert lebih tua darinya, dan anak robert yang bernama stefy yang kini sedang berbahagia karena baru saja melepas masa lajang nya menikah dengan seorang dokter bedah terkenal asal korea bernama kim han seol.

Mawar hanya diam sambil membuntuti diego dari belakang dia tidak mengerti dengan apa yang di bicarakan oleh kedua orang ini. Mawar hanya tersenyum manis ketika deigo memperkenalkan nya pada robert.

"Kau tak seharusnya diam saja... Apa kau gugup?" Tanya diego setelah menyelesaikan perbincangan nya dengan robert.

"Iya aku gugup..." Jawab mawar jujur, walau dia seorang wartawan tapi baginya bertatap dengan banyak orang seperti ini membuat nyali nya ciut.

"Baiklah...Mari kita makan dulu." Selama di pesta diego tidak berhenti memberi tahu pada semua orang bahwa mawar adalah kekasih nya, banyak orang juga yang memuji kecantikan mawar yang banyak mengira bahwa mawar adalah seorang aktris dan model.

Diego juga tidak berhenti merangkul pinggang mawar, menunjukkan kemesraan mereka berdua di depan banyak orang.

"KakDiego!" Seorang wanita dengan manja nya memeluk diego yang masih menggenggam tangan mawar, wanita itu bahkan mendorong mawar menjauh dari dekapan tangan diego.

"Lepaskan!" Diego mendorong wanita yang dengan tanpa malunya itu menggelayuti tubuhnya.

"Kak diego....Jangan begitu." Wanita itu menarik narik jas berwarna hitam yang di gunakan oleh diego, diego menatapnya dengan jijik tapi wanita itu semakin menunjukan sikap manjanya.

Wanita itu adalah jenifer Thomson, wanita yang di jodoh kan dengan diego namun diego menolaknya mentah mentah.

Mawar diam dia menahan api amarah yang sudah menyulut dirinya, dia kesal kenapa di saat seperti ini, jenifer malah datang.

"Lepaskan jenifer! Jangan seperti anak kecil!" Bentak diego sambil mendorong jauh jauh tubuh jenifer.

"Diego! Dia adalah tunangan mu! Kau tidak seharusnya memperlakukan dia seperti itu!" Suara tegas yang menggelegar membuat mawar diam seketika, matanya mencari cari sosok yang telah membuat diego diam seribu bahasa.

Hai adakah yang rindu dengan mawar dan diego setelah hampir 2 minggu hiatus? Buat pembaca crazy ceo aku mohon maaf yah, kemarin aku lagi fokus namatin the perfect husband dan sekarang aku mau namatin crazy ceo, ada yg sedih? Dan bagi yang lupa sama alur cerita nya boleh baca ulang dari chap sebelum nya, terimakasih

HAPPY READING

aura08zahwacreators' thoughts