1 Toko Barang Antik

Lima hari setelah Mina lulus dari SMA, gadis itu langsung mendaftarkan dirinya di salah satu Universitas ternama yang memiliki jurusan Fakultas yang ia minati.

Setelah selesai mendaftarkan diri di Universitas, Mina tidak ingin langsung pulang kerumah. Gadis itu ingin berjalan-jalan terlebih dahulu, karena ia suntuk berada di rumah.

Saat Mina sedang asyik berjalan, Mina melihat ada sebuah toko yang menjual barang-barang antik.

Mina melirik ke kanan dan kekiri, ia baru sadar bahwa disekitar ini hanya ada satu-satunya toko dan itupun hanya toko barang antik.

Gadis itu menghampiri toko antik yang ia lihat. Semakin Mina melihat toko antik itu, semakin banyak rasa penasaran yang Mina rasakan. Seketika Mina seperti diajak masuk ke dalam toko tersebut.

Setiba Mina berada di dalam toko tersebut, Mina merasa merinding karena aura yang terdapat di toko ini sangat mencekam dan membuat Mina ingin keluar dari dalam toko tersebut.

Saat Mina ingin melangkahkan kakinya untuk keluar dari dalam toko, tiba-tiba saja seseorang memegang bahunya dan itu membuat Mina refleks berteriak sekencang-kencangnya.

"AAAAAA HANTU!" pekik Mina sambil menutup kedua telinganya dengan telapak tangan.

Orang yang tadi menepuk bahu Mina, kembali menepuk bahu Mina untuk kedua kalinya. "Nak, saya bukan hantu."

Mina menoleh ke belakang dan melihat sosok yang ada dibelakangnya sambil membuka matanya dengan takut-takut.

Mina memperhatikan Nenek paruh baya itu dari atas sampai bawah, untuk memastikan saja apa yang orang itu bilang benar.

"Kepalanya sama wajahnya masih utuh, terus kedua tangannya juga masih ada, perutnya juga baik-baik aja gak ada yang bolong sama kaki juga masih ada dan masih nyentuh tanah. berati dia bukan hantu," batin Mina saat memperhatikan Nenek itu dari atas sampai bawah.

"Aduh Nenek maaf banget yaa... tadi tuh saya kira Nenek itu hantu yang nepuk pundak saya." Mina meminta maaf kepada Nenek tersebut.

"Gak apa-apa Nak," Nenek tua itu memaafkan Mina yang sudah mengira jika Nenek ini adalah hantu.

"Oh iya mari Nak, kamu bisa liat-liat barangnya dulu. siapa tau ada satu barang yang setidaknya kamu sukai," Nenek itu mempersilahkan Mina untuk melihat barang-barang antik yang ada di tokonya.

Mina melihat Nenek tua itu berjalan dengan membungkuk dan jalannya juga pelan, karena faktor umur.

Awalnya Mina yang tidak tertarik dan ingin keluar dari toko ini jadi tidak jadi. Mina merasa kasihan dan jadi tidak tega. Soalnya Nenek itu sudah mempersilahkan dirinya untuk melihat-lihat toko, jika nanti ia malah pergi dari toko ini, pasti Nenek tua itu jadi sedih.

Mina berjalan sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling toko. Banyak sekali barang-barang antik yang tersusun rapih di meja dan di rak-rak kayu.

Tetapi setelah Mina melihat-lihat barang antik di toko ini, ada satu barang antik yang membuat Mina tertarik dan ingin membeli barang antik tersebut.

Mina mengambil sebuah kalung ber liontin batu bewarna biru safir. Kalung itu sangat indah dan Mina menyukai kalung tersebut.

Saat Mina sedang memperhatikan kalung yang berada di tangan nya, tiba-tiba Nenek pemilik toko antik ini datang dan menghampiri Mina dan lagi-lagi membuat Mina kaget.

Untung saja kalung yang Mina pegang tidak jatuh, kalau sampai jatuh yang ada nanti Mina bisa kena ganti rugi.

"Kalung itu sepertinya sudah memilih kamu, Nak." Kata Nenek pemilik toko sambil memandang kalung yang Mina pegang.

"Memilih? Maksudnya apa Nek?" Mina yang tidak mengerti dengan apa yang Nenek itu katakan.

"Setelah ini, Nenek jadi bisa menutup toko antik yang sudah tua ini dan Nenek jadi bisa beristirahat juga." kata Nenek itu yang tidak menghiraukan pertanyaan dari Mina.

Perkataan Nenek itu membuat Mina menjadi pusing karena Mina tidak mengerti apa yang Nenek itu katakan.

"Nak, itu kalung Nenek hadiah kan saja untuk kamu." Mina melongo saat mendengar perkataan Nenek tersebut.

"Ta-ta-tapi Nek, ini barang antik loh," ucap Mina, karena barang antik itu mahal harganya dan Nenek itu malah memberikan kalung antik itu kepada Mina secara gratis.

"Tunggu Nek, ini Nenek se-serius??" Nenek pemilik toko itu berusaha mendorong Mina agar keluar dari tokonya.

"Nenek serius..." jawab Nenek itu saat berhasil membawa Mina keluar dari dalam tokonya.

"Terima kasih sudah mau berkunjung di toko barang antik milik Nenek," setelah mengucapkan itu, Nenek tersebut langsung menutup pintu tokonya dan membalikan papan yang bertuliskan open menjadi close.

Karena bingung harus bagaimana, akhirnya Mina memakai kalung ber liontin batu bewarna biru safir ke lehernya dan setelah itu Mina melanjutkan perjalanan nya untuk pulang kerumah. Karena sepertinya Mina harus mengakhiri perjalanan ini.

* * * *

Mina adalah anak tunggal, kedua orang tuanya telah meninggal dunia akibat kecelakaan yang juga merenggut nyawa adiknya Mina yang pada saat itu adiknya masih SMP.

Jadi sekarang Mina hanya tinggal sendiri di rumahnya. Semenjak keluarganya meninggal Mina mulai bekerja sebagai pelayan di salah satu cafe, ia bekerja untuk membiayai hidupnya sendiri.

Mina menggantungkan tasnya di gantungan balik pintu kamarnya, lalu Mina membaringkan tubuhnya diatas kasur sambil memejamkan kedua matanya.

Tanpa Mina sadari, kalung yang ia kenakan itu bercahaya terang hingga seisi ruangan kamar nya dipenuhi oleh cahaya biru yang terpancar oleh batu safir yang berada di kalung yang Mina pakai.

* * * *

Dimalam hari ada seorang gadis yang sedang berlari sekencang-kencangnya sambil mengangkat gaun yang ia kenakan. Gaun itu milik kerajaan, gaun yang bermotif batik dan warna gaun yang dipakai oleh gadis tersebut adalah hijau.

Dengan rambutnya yang ia biarkan terurai dan jepit oleh jepitan bungan di sisi kanannya. Gadis itu sesekali melirik ke belakang untuk melihat apakah orang yang mengejarnya masih berada di belakangnya atau tidak.

Dengan napas yang tergesa-gesa, gadis itu masih terus berlari melewati pemukiman penduduk yang sedang berdagang. Gadis itu juga menabrak salah satu pembeli dan menabrak barang dagangan hingga membuat dagangan tersebut jatuh berantakan.

"Maaf-maaf saya gak sengaja," gadis itu meminta maaf dan mencoba untuk mengembalikan barang dagangan yang jatuh ke atas meja.

Tetapi gadis itu kembali mendengar suara langkah kaki kuda yang semakin mendekat dan membuat gadis itu kembali berlari sekencang-kencangnya.

Ketika gadis itu berlari, tiba-tiba saja ada sebuah pedang di hadapan nya dan itu membuat gadis cantik itu terkejut dan tidak bisa menghentikan langkah kakinya, jadi pedang itu menembus lehernya.

* * * *

"AAAHHHKKK!" pekik Mina yang baru saja bangun dari tidurnya.

Terlihat keringat membasahi pelipis Mina dan wajah pucat Mina yang menjelaskan bahwa ia sangat ketakutan.

"Mimpi apa itu??" tanya Mina pada dirinya sendiri sambil memegang lehernya sendiri.

avataravatar
Next chapter