1 Portal Cahaya: Petualangan di Dunia Baru

Kota yang Penuh Sejarah

Aku terbangun dari tidurku dengan ekspresi panik. Aku kesiangan untuk berangkat sekolah, harus cepat! Ayahku juga sudah berangkat bekerja, dan ibuku sedang tidak ada di rumah. Perutku lapar, tidak ada waktu untuk makan, aku harus berlari...

Dalam hati, aku bertanya kenapa selalu saja saat berlari semuanya begitu lambat. Lapar sekali. Tiba-tiba, di depanku muncul cahaya biru yang menyilaukan, seperti sisa ledakan nuklir. Apakah ini nuklir? Aku tidak sempat berlari, terkena cahaya tersebut. Tubuhku lemas, kakiku tidak kuat berdiri. Aku tergeletak tengkurap, telingaku berdengung sangat bising, seperti ada suara ultrasonik atau infrasonik yang masuk ke telingaku, sangat menyakitkan. Mataku semakin memudar, apakah aku mati? Detak jantungku mengalir begitu keras. Aku akan mati! Aku harus kuat, tapi sakit sekali, akhirnya aku menyerah dan tak sadarkan diri.

Kemudian, aku terbangun di dalam sebuah tenda. Aku bingung, dimana aku? Terasa sangat panas. Saat teringat cahaya biru menyakitkan sebelum aku tidak sadarkan diri, apakah ini dunia setelah kematian? Lagi-lagi aku tak sadarkan diri...

Tiba-tiba aku terjatuh dari tempat tidur, badanku terasa segar. Dalam hati, aku bertanya-tanya, aku sudah mati, tapi kenapa aku berada di tempat tenda ini lagi?

Defri keluar dari tenda, dan seorang pria bertanya, "Siapa namamu?"

Defri menjawab, "Valondor Defri."

Pria itu memperkenalkan diri, "Perkenalkan, namaku David Schmid, usiaku 26 tahun, berasal dari Swiss, dan elemen ku adalah cahaya. Kamu mungkin bingung dengan elemen karena baru sadar, sekarang perkenalkan dirimu."

Defri menjawab, "Nama: Valondor Defri, Usia: 15 tahun, Asal: Indonesia."

Defri bertanya kepada David, "Boleh aku tanya sesuatu?"

David menjawab, "Silahkan."

Defri bertanya, "Apa yang dimaksud dengan elemen?"

David menjawab, "Elemen adalah kekuatan seperti sihir."

Defri kaget dan bingung, "Hah? Kamu pikir ini dunia anime?"

Tiba-tiba, dari tangan David muncul pedang cahaya. David bertanya, "Sekarang, apakah kamu percaya?"

Defri tertawa dan berkata, "Ahh, mungkin aku sudah mati dan masuk dunia isekai."

David tersenyum, "Kamu pikir ini dunia anime? Bocah, kau sungguh lucu."

Aku terdiam.

David berkata lagi, "Tak heran kamu bingung, nanti akan kujelaskan apa yang terjadi."

[David memberikan penjelasan]

Setelah kejadian cahaya biru, sebagian manusia seperti kita berpindah lokasi secara acak. Aku dari Swiss, dan kamu dari Indonesia. Ada juga makhluk lain seperti minotaur, tapi mereka lupa asal-usulnya.

Geografi juga berubah secara acak. Tempat yang dulu es sekarang bisa menjadi gurun atau gunung api.

Kita semua, termasuk makhluk dari dunia lain, dapat berbahasa Indonesia secara sadar.

Tentang elemen, kamu bisa mempelajarinya sendiri. Caranya adalah dengan merasakan energy di dalam dirimu serta berimajinasi. Selain itu, kamu juga bisa menggunakan teknik perubahan, seperti merubah kayu menjadi benda yang diinginkan.

Untuk transaksi, bisa menggunakan uang eksklusif atau barter dengan ras dari dunia lain.

David menyarankan agar aku tetap berada di sini karena sering terjadi serangan dan banyak hewan abnormal seperti "cerates" atau ular bertanduk.

Aku bingung, apa yang sebenarnya terjadi? Tak lama kemudian, terdengar suara burung sangat kencang dari arah belakangku. Aku menoleh, apa itu? Manusia setengah elang? Akankah kita diserang?

avataravatar
Next chapter