1 Sekolah Totsuke

" Kyoto tolong ambilkan Sake untuk meja nomer dua !" Pelanggan yang duduk di meja nomer dua berteriak dengan keadaan mabuk.

"Baik tunggu sebentar." Kyoto yang sedang mebersikan meja makan nomer 5 segera menuju dapur untuk mengambilkan Sake yang di pesan.

"Takeshi buatkan aku satu porsi ramen segera." Kakek tua yang duduk di depan dapur Takeshi sangat senang melihat Takeshi memasak.

Kedai kecil yang terpencil di kota sangat ramai saat malam hari tiba, pengunjung kedai sangat menikmati tempatnya. Dengan dekorasi ala Jepang setiap dinding ada foto maupun daftar menu di kedai.

Desa dekat dengan stasiun Soume itu selalu ramai pengunjung tak salah lagi Kedai Takeshi yang di beri nama Kedai Kyoto. Entah mengapa kedai itu di beri nama persis dengan anaknya.

"Hey, Kyoto apa kau suka memasak ?" Takeshi memasang raut wajah kecewa saat bertanya.

"Memang kenapa ? Raut wajahmu terlihat buruk ayah." Kyoto sangat penasaran saat itu.

"Begini, ayah baru saja dapat telfon dari teman ayah untuk keluar negeri, katanya ada hal penting yang ingin di beritahu ayah." Menghelai nafas pelan.

"Lalu ? Apa masalahnya ?" Kyoto masih bingung.

"Ayah akan menginap di sana cukup lama dan ayah tidak bisa membawamu, aku harap kedai ini masih bisa buka saat ayah meninggalkan kota ini." Dengan wajah sedih Takeshi sangat menyesal.

"Jangan khawatir ayah, aku akan meneruskan kedai ini, tetapi aku ingin masuk di sekolah popular di kota" Dengan tangan kanan memegangi janggut Kyoto berfikir.

"Tak perlu khawatir ayah sudah mendaftarkanmu ke sekolah yang ayah inginkan, ini alamat sekolahnya dan mulai besok hari pertama kau masuk. Ayah sangat berterima kasih kalau kau meneruskan kedai ini." Dengan memberikan alamat serta seragam sekolah untuk besok dan ayah Kyoto berangkat hari ini juga.

"Kalau di fikir-fikir lagi waktu aku masih berumur empat tahun, aku sudah mulai belajar memasak bersama ayah. Mulai dari memotong sayuran, merebus kentang, memasak nasi, menggoreng ikan dan sebagainya. Kyoto berbicara dalam hati.

Keesokan harinya Kyoto memakai seragam sekolah berwarna serba hitam berlengan panjang dan menutupi seluruh tubuhnya kecuali muka, Kyoto berangkat sekolah tidak menggunakan sepeda maupun motor tetapi dia menunggu di halte bus yang searah dengan jalur sekolah.

Kyoto menunggu cukup lama di halte bus dan bus pun datang, Kyoto naik di bus tersebut dan berjalan menuju bangku paling belakang di sana ada seorang wanita menggunakan seragam mirip Kyoto hanya berbeda rok saja.

Kyoto sangat cuek dengan dia dan tidak saling bertatapan, wanita pemalu itu melirik Kyoto beberapa kali tetapi Kyoto tetap saja cuek hanya menoleh ke jendela bus.

"Orang ini menggunakan seragam mirip denganku apa dia juga sekolah di sana hari ini?" Si wanita itu bicara di dalam hati.

Tiga Puluh menit berlalu Kyoto dan wanita itu turun dari bus lalu meninggalkan Kyoto sendiri yang berdiri di depan sekolah tersebut.

Sekolah Totsuke sekolah di mana koki-koki ternama dan handal saja yang bisa masuk di sekolah ini, hampir seluruh koki-koki di sana sangat terkenal setelah lulus dari sekolah tersebut.

Kyoto sangat kaget melihat sekolah itu dan langsung mengambil ponsel yang ada di saku celananya.

Tut… Tut… Tut… Bunyi telefon ayahnya yang sedang bekerja.

"Oh… Ya Kyoto ada apa?" Takeshi yang sedang bekerja di restoran besar.

"Ada apa dengkulmu? Kenapa aku masuk di sekolah Totsuke" Dengan nada tinggi Kyoto marah kepada ayahnya.

"Hahaha, maafkan aku Kyoto, ayah tidak sempat memberitahu sekolah itu karena waktu ayah sangatlah mepet." Dengan tertawa puas Takeshi meminta maaf kepada Kyoto.

"Ayah akan menjelaskan sedikit tentang sekolah itu. Sekolah Totsuke adalah sekolah memasak terbaik di kota kita, sekolah elit dan hanya lima belas persen saja yang dapat masuk dan lolos seleksi maupun naik kelas. Semoga kau senang dan betah disana" Takeshi langsung mematikan telfonnya agar Kyoto tidak banyak bicara.

"Halo… Halo… Ayah. Dasar ayah tidak tahu diri mentang – mentang kelar negeri aku di masukan ke sekolah ini seenaknya saja. Huh…" Dengan mehelai nafas Kyoto sangat kesal.

Kyoto memasuki gerbang sekolah dan terkejut dengan mulut terbuka lebar melihat sekolah Totsuke, sekolah yang sangat besar dan luas, banyak gedung – gedung bertingkat dan memiliki fungsi masing-masing setiap gedung.

Di sisi kanan Kyoto gedung berjarak 300m dari tempat Kyoto berdiri adalah gedung kelas satu yang memiliki tiga lantai, untuk lantai dasar untuk loker penggantian sepatu sekolah, dan setiap lantai memiliki lima ruang kelas dengan satu ruang kelas memiliki dua puluh siswa saja.

Di sisi kiri Kyoto gedung berjarak yang sama dari tempat Kyoto berdiri adalah gedung kelas dua, yang memiliki dua lantai, untuk lantai dasar sama dengan kelas satu dan setiap lantai memiliki tiga ruang kelas dengan satu ruangan hanya menampung lima belas siswa.

Di hadapan Kyoto gedung berjarak sekitar 500m dari tepat Kyoto berdiri adalah gedung kelas tiga, untuk lantai dasar sama dengan kelas satu dan kelas dua, tetapi untuk kelas tiga hanya memiliki dua ruang kelas di mana hanya sepuluh orang saja setiap satu kelasnya dan akan di seleksi terus menerus hingga mereka sangat pandai dalam halnya memasak.

Tidak di ragukan lagi sekolah Totsuke adalah sekolah memasak terbaik pertama di kota itu. Setiap tahun ada 5 sampai 10 siswa saja yang lolos di kelas tiga dan yang tidak lolos akan di keluarkan langsung dari sekolahan dan tidak mendapatkan apa-apa lagi.

Di sekolah ini lah masakan yang terhebat yang dapat lulus dari sekolah Totsuke.

avataravatar
Next chapter