1 Prologue

Sekitar 45 menit , suara pantulan bola basket memenuhi stadium lapangan. terlihat 4 pria sedang berusaha merebut bola tesebut dari tangan ke tangan

Siapa lagi klo bukan nathan , jayden, reynand , dan bara

4 sejoli yang tidak pernah terpisahkan

Seakan bola tersebut kehilangan magnet dengan telapak nathan pada saat mereka sedang asik bermain, ponsel nathan berdering "bentar woi , telfon gua bunyi!" Teriak nathan memberi aba aba ke teman temannya

Nathan berlari ke pinggir lapangan , mengambil ponsel genggam nya,

"Nelfon siapa lu?" teriak jayden yang tidak direspon nathan

<niel>

"Halo" ucap nathan membuka percakapan

"..."

"Kok bisa?!"

"..."

"Yaudah , aku pulang. Niel jangan kemana mana dulu"

-beep— sambungan telefon terputus

Ekspresi nathan berubah menjadi cemas setelah mengangkat telefon dari niel, adiknya

Dengan cekatan, nathan meraih botol minum nya dan mencari kunci mobil yang ia titip di tas reynand

"Anjing kunci mobil gua gaada" umpat nathan

Reynand , bara , dan jayden yang mendengar itu pun langsung berlari kearah nathan

"Mo kemana lu? Kok cabut sih" tanya bara mengeratkan bola basket di selipan ketiaknya

"Rey, kunci mobil gua dimana si?" Tanya nathan dg tergesa gesa

"Deket dompet" ucap reynand

"Gaada"

"Sini gua cariin" ucap reynand , yang kemudian membantu nathan mencari kunci mobil

"Mau kemana nath?"Tanya bara untuk kedua kalinya

Belum ada jawaban dari nathan , wajahnya masih cemas

jayden yang sadar kalau bara sejak td tidak dijawab pun ngotot "Heh bolot, lu kenapa sih? Kok buru buru? Lu mau kemana?"

"nyokap nangis nangis dirumah kata neil"

bara menatap nathan dalam, seakan pandangannya adalah sebuah pertanyaan

"biasalah bokap."

"Kok biss—" belum sempat jayden menyelesaikan kalimatnya , reynand memotongnya

"Nih" ucap reynand memberikan kunci mobil nathan

"gua balik duluan ya!" Kata nathan sambil berlari menuju parkiran

"Hati hati!" teriak reynand , bara , dan jayden bersamaan

prang!!

sebuah guci terlempar melayang pesat pecah menjadi kepingan kecil yang hampir saja mengenai ana

"PAPA STOP!" teriak neil

"Diem kamu neil"

"PAPA KASIAN MAMA"

"DIEM!"

ana yang terduduk diantara pecahan guci mendonga menatap dio, air matanya tertahan di depan suaminya "mau sekasar apalagi?"

"kamu sukanya cari ribut sama saya? berani beraninya nuduh saya selingkuh"

"saya ga akan nuduh sembarangan kalo saya gapunya bukti"

ana membuka laci disampingnya, mengambil sebuah amplop lalu melemparnya kehadapan dio "lihat itu, siapkan pengacara"

dio meraih amplop tersebut dan membukanya, tertera disana lembaran surat cerai dan 2 cetakan foto dirinya sedang merangkul seorang gadis di lorong hotel

melihat itu membuat dio merasa perceraian ini sudah direncanakan

pria itu menyeringai "ini namanya kamu yang selingkuh ana," ia tertawa sarkas

"kamu masih ga mau ngaku dengan bukti foto ini?"

"saya? saya ngaku saya selingkuh?! toh jelas jelas itu klien saya"

ana membalasnya dengan intonasi serius "pria yang punya harga diri tidak mungkin mengajak kliennya menginap bersama, bukan kah begitu dio?" berbarengan dengan itu tangan dio tergerak untuk memukul ana "sialan kamu an-!"

"-STOP HEI!"

nathan datang menahan tangan dio, dicengkram nya dengan kuat "LEPAS!" perintah dio

"what's wrong with you?"

"Gausah ikut campur urusan kami, kamu MASIH KECIl" dio berusaha melepas lengannya yang dipegang erat oleh nathan

"aku? aku masih kecil?"

pria itu tambah panas karna nathan menjawabnya "udah berani jawab saya kamu nathan!"

"stop pa please"

"kamu merintah saya?!"

"papa stop"

bukannya berhenti, dio malah makin menjadi jadi

"PAPA!" Nathan menunjuk pintu rumah nya "You cant stop it right? then get out from this house." ucapnya dingin

"nath udah..." pinta ana

"lihat ana, anak didikanmu buruk sekali"

"get out of here."

"anak sekar-"

"I dont even know whats wrong with you!-"

nathan menarik napas nya dalam dalam "-better u get out from here, sir"

dio menatap nathan tajam "dont you dare to call me sir, im your dad!"

"no, my dad never doing this to my mom"

"understand?" nathan melepas genggaman lengan itu dengan melempar nya membuat dio agak terhuyung

'sir' sarkasme pertama dan terakhir nathan itu ditelan mentah mentah oleh dio

avataravatar
Next chapter