23 22. Wallet Ballet

Meskipun Kurnia mengatakan kalau ia akan membahas mengenai masalah taruhan itu nanti, ia tidak benar-benar ingin membahasnya.

Dan anehnya, Aristo tidak pernah lagi menagih hal itu.

Dengan demikian, Kurnia membiarkannya begitu saja. Toh itu keuntungan baginya.

Tapi jujur saja, Kurnia tidak bisa mengabaikan keanehan Aristo ini. Pemuda gesrek itu tidak pernah mengusiknya lagi di sekolah. Tidak pernah lagi mengambil meja yang dekat dengannya ketika di kantin. Tidak pernah lagi merangkulnya sok akrab dan menawarkannya untuk nebeng ketika pulang sekolah.

Tapi ketukan horor di pintu rumah Kurnia tetap lancar senantiasa, sepertinya.

"Kur, bukain pintu gih. Kamu nggak kasihan sama temanmu? Jangan berantem terus deh, kayak anak kecil aja. Cepat baikan sana."

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter