webnovel

Classroom Of The Elite : True Genius [Indonesia]

Ini adalah fanfic pertamaku, jadi masih harus belajar lagi untuk menulis Mungkin sifat Chara yang ada dicerita ini agak berbeda dengan cerita aslinya yang mungkin juga alurnya akan berbeda meskipun tidak banyak Chara bukan milikku kecuali Oc....... Semoga kalian senang membacanya Dan jika ada gambar..... Gambar bukan milik author .................. "Jadilah jenius sejati" "Jadilah orang yang akan menghancurkan jenius lainnya" "Aku menjalani hidup dengan bebas..... Tapi siapapun yang menantangku, aku tidak akan tinggal diam" Selamat membaca...

Rheinn · Anime & Comics
Not enough ratings
24 Chs

24 - Name?

Melihat Kejadian itu mereka semua terkejut bahkan Ayanakouji juga, Ini seperti Ren sengaja Menjatuhkannya. Hanya saja mereka tidak tahu maksud dari Ren melakukan Itu.

"K-Kau! Apa yang kau lakukan!?" Ucap Penjaga Toko itu marah, sepertinya Bocah didepannya mempermainkannya.

"Bukankah Sudah kubilang? Aku tidak sengaja?" Ucap Ren, wajahnya seakan dia tidak bersalah.

"Kau!!..."

Penjaga Toko itu menghampiri Ren, Ren yang melihat Itu tersenyum kecil dan langsung mengambil Kerah Baju Penjaga Toko itu. Dia membisikkan sesuatu ditelinganya yang membuat Penjaga Toko itu Panik dan Ketakutan.

Bisikan Ren tentu saja tidak didengar oleh Ichinose dan yang lainnya, dan juga mereka tidak bisa melihat Gerakan Mulut Ren karena tertutup oleh Kepala Penjaga Toko Itu.

"Aku tahu segalanya, Lebih baik kau hentikan tindakanmu atau Karirmu akan hancur....Buktinya pasti ada di Memori kamera itu kan?" Ucap Dingin Ren, dia mengancam penjaga toko itu.

Adapun alasannya, karena Ren membenci Tipe Orang seperti ini....

Penjaga itu Panik, jika dia ketahuan mengintai Siswa pasti Karirnya akan Hancur, dan Buktinya memang benar benar ada di Kamera yang Hancur itu lebih tepatnya dimemori.

Ren melihat reaksi ini hanya tersenyum, dia hanya menebaknya tapi ternyata dia benar. Kemudian Ren melepaskan Kerah Penjaga itu dan kembali kewajah Acuh Tak Acuhnya.

"Jadi Berapa yang harus aku Bayar untuk menggantinya?" Tanya Ren, seakan dia merasa bersalah dan akan menggantinya.

"Ti-Tidak Perlu, Kamera itu pada awalnya sudah Rusak" Balas Penjaga Toko sambil menunduk, dia tidak berani menatap Ren.

"Oh? Kalau begitu Terima kasih" Ucap Ren sambil Tersenyum kecil.

Dia kemudian menghampiri Ichinose yang masih terkejut dengan kejadian itu, dia juga memikirkan sesuatu saat ini. Ren melakukan ini pasti ada tujuannya dan itu mungkin adalah hal yang 'Positif'

"Ayo Pergi....Aku tidak jadi beli Kamera" Ucap Ren, dia mengajak Ichinose untuk kembali melanjutkan Perjalanan Mereka.

"Eh? Baiklah" Balas Ichinose yang mengikuti Ren dari Belakang.

Meskipun Ichinose tidak sepenuhnya mengerti tapi dia mengikuti ucapan Ren, dan akhirnya mereka berdua pergi dari Toko itu.

Sementara Ayanakouji melihat mereka pergi sebelum melihat Penjaga Toko yang masih ketakutan.

'Apakah ada sesuatu di Kamera itu?' Pikir Ayanokouji sambil melihat kamera yang hancur dilantai.

Setelah beberapa berpikir dia langsung mengambil Kertas yang ada ditangan Penjaga Toko itu dan mengisi Kertas tersebut. Penjaga Toko itu hanya bisa diam saja karena dia masih Panik .

Ayanokouji menyerahkan Kertas itu, kertas itu berisi identitas Pemilik Kamera. Meskipun Kamera itu bukan Miliknya tapi dia membantu 'Pemiliknya' Lagipula Sakura tidak tahan dengan Penjaga Toko ini.

Setelah Mengambil Kertas dari Tangan Ayanokouji, Penjaga toko itu langsung menghampiri Kameranya yang hancur.

Itu adalah Kamera Miliknya Bukan Milik Toko, dan dengan kamera itu dia sudah banyak merekam Murid Murid. Itu juga alasan dia tidak ingin Ren membongkar semuanya.

Ayanakouji dan yang lainnya pergi dari Toko Itu. Mereka sepertinya membiarkan Alasan Ren terjadi.

....

Ren dan Ichinose saat ini sedang berada di Tempat Makan, karena hari ini sudah siang jadi mereka memutuskan untuk makan Siang. Sambil menunggu makanan mereka datang mereka seperti biasa saling mengobrol.

"Nah, Sakayanagi-kun. Mengapa kau menghancurkan Kamera itu?" Tanya Ichinose, dia ingin tahu alasannya.

"...Kamera Itu menyala" Ucap Singkat Ren.

Ichinose adalah Gadis yang pintar, ketika mendengar dari Ren jika Kamera itu menyala dia sudah paham tindakan buruk Penjaga Toko itu.

Alasan mengapa Ren tidak perlu membayar ganti Rugi juga pasti karena Ren membisikkan sesuatu padanya yang membuatnya ketakutan.

Hmm? Di Kamera ada Memori dan dalam Memori itu pasti ada Bukti!

Jadi Ren menggunakan itu untuk mengancam penjaga toko tersebut bahkan sampai Ren tidak perlu membayar Ganti Rugi untuk kamera yang dihancurkannya.

"....Sakayanagi-kun, Kau benar benar Keren!" Ucap Ichinose sambil tersenyum.

Apapun yang dilakukan Ren pasti akan 'Keren' karena itu dilakukan dengan sempurna. Ren mendengar itu hanya diam saja 'Benih' yang dia tanam mulai Tumbuh.

"Aku hanya melakukannya karena tidak suka dengan Penjaga Toko Itu" Ucap Ren, seakan dia tidak peduli dengan hal lain.

"Ya....Dengan itu Pasti dia tidak akan mengulanginya! Jadi kau telah berbuat kebaikan!" Ucap Ichinose dengan semangat.

Dia sudah paham Ren, dia tidak ingin diketahui apa yang dia lakukan. Karena itu dia membuat alasan meskipun alasannya juga masuk akal.

"Entahlah.....Kupikir dia akan melakukan sesuatu yang nekat lain kali" Ucap Ren sambil menyandarkan Kepalanya dikursi.

"Apa Maksudmu?"

"Kau tahu? Jika seseorang sudah sangat kecewa maka dia bisa saja mengambil tindakan Nekat....Kupikir Orang sepertinya akan seperti itu" Jelas Ren, Wajahnya masih acuh tak acuh.

Ichinose mengerutkan keningnya, Jika yang dikatakan Ren itu benar Maka Ada seseorang yang dalam Bahaya. Meskipun Ren tidak menjelaskan Tindakan itu Tapi Ichinose tahu.

Kamera digunakan untuk Merekam sesuatu, pasti yang dalam bahaya adalah Target Perekaman itu.

"Sakayanagi-kun, Apakah kau tahu Targetnya?" Tanya Ichinose, dia berharap Ren tahu.

Ichinose tidak berpikiran bahwa Sakura adalah Targetnya karena Ren tidak memberitahukannya, selain Itu dia tidak tahu sudah berapa Lama Kamera tersebut menyala dan siapa target Rekamannya.

"Apakah Kau ingin membantunya?" Tanya Ren, Dia tahu Ichinose adalah Orang yang seperti itu.

"Itu Benar!"

"Kalau tidak salah Namanya adalah Sakura, Gadis Berambut Ungu yang kita temui tadi.....Jika kau ingin membantunya Awasi saja dia dalam beberapa hari" Jelas Ren, dia tiba tiba ingat nama Gadis Berambut ungu itu.

Ren Menyarankan Ichinose untuk menunggu sambil Mengawasi selama beberapa hari. Kemungkinan Besar Orang itu akan bertindak setelah dia benar benar Frustasi dan memikirkan Rencana.

Jika Tidak ada Kejadian apapun dalam beberapa hari itu maka tebakan Ren salah. Tapi dengan begitu menjadi lebih baik karena Sakura tidak diincar oleh Orang itu.

"Kalau boleh aku tahu, Bagaimana Kau sadar?" Tanya Ichinose, dia tidak tahu bagaimana Ren menyadari itu.

Meskipun Ichinose adalah Gadis yang Pintar bukan berarti dia bisa melakukan apapun, contohnya saja kali ini dia tidak menyadari Target Orang itu.

"Hmm? Seharusnya kau menyadari Tatapan dia kepada Sakura itu. Tatapan itu menjelaskan semuanya" Jawab Ren.

Dari awal Ren melihat Tatapan Penjaga Toko itu kepada Sakura, dia sudah tahu jika ada niat Buruk dari Penjaga Toko itu ditambah ada Kamera yang sedang merekam.

Ichinose terkejut sebentar, jika dia perhatikan lebih baik kejadian tadi. Penjaga toko itu memang menatap Sakura dengan Tatapan Menjijikan, bahkan Ichinose ingin menegurnya hanya saja Ren tiba tiba bertindak.

Seperti yang diharapkan dari Ren! Dia benar benar sadar lebih cepat dari Dirinya..

"....Mengapa Makanannya lama sekali?" Ucap Ren, dia mengeluh sambil mengalihkan pembicaraannya.

Mengapa mereka menjadi membahas urusan orang lain? Jelas Ren bukanlah orang seperti itu. Hanya saja Ichinose adalah 'Orang Baik' dan tidak akan diam saja ketika ada kejadian seperti ini.

Ren saat ini Lapar, karena itu juga dia mengatakan Makanannya lama datangnya.

"Ah?Apakah Kau lapar?" Tanya Ichinose sambil tersenyum.

Dia sangat jarang melihat Ren Mengeluh, dan kali ini Ren mengeluh karena makanannya belum datang. Ini benar benar menarik.

"Tentu saja. Aku bisa melewatkan Sarapan tapi aku tidak bisa menunda makan siangku" Balas Ren dengan jujur.

"Hehe....Kurasa Sebentar lagi akan sampai" Ucap Ichinose menghibur Ren.

Benar saja tidak lama kemudian makanan mereka sampai, mereka berdua memakan makanan itu dengan santai sambil mengobrol. Tentu saja mereka tidak mengobrol sambil makan atau saat ada makanan dalam mulut mereka.

Beberapa Menit kemudian mereka sudah selesai memakan makanan itu, dan Pelayan membersihkan Meja mereka. Tapi mereka belum pergi dari sana.

"Sakayanagi-kun, bagaimana dengan masalah kelasmu?" Tanya Ichinose, dia penasaran dengan situasi kelas D saat ini.

"Hmm? Entahlah, Mungkin akan segera selesai" Balas Ren dengan Acuh Tak Acuh.

"Mengapa Sakayanagi-kun tahu?"

"Entahlah, Mungkin itu adalah Intuisi" Ucap Ren sambil tersenyum kecil.

Tentu saja ini bukan hanya sekedar 'Intuisi' Ren mengamati Kelasnya dan menemukan bahwa situasinya mulai membaik. Besok adalah Penentuan bagaimana hasil yang akan di ambil oleh Pihak Sekolah.

Apalagi Sakura sudah membuka dirinya, dalam Rekaman milik Ren juga dia melihat ada Sakura disana. Jadi alasan Ayanakouji dan Kushida menemani Sakura tadi juga merupakan tujuan untuk membujuk Sakura agar mau menjadi Saksi.

Ya...Meskipun itu tidak akan banyak membantu mereka.

"Yaa, Aku tidak akan ikut campur lagi, Jika Sakayanagi-kun butuh bantuan hubungi aku saja!" Ucap Ichinose sambil tersenyum tulus.

Dia tahu jika Ren tidak ingin membicarakan tentang masalah kelasnya atau masalah lain saat ini. Jika Ren ingin membicarakannya maka dia akan 'menjelaskan' bukan 'mengalihkan' Pembicaraan.

"Aku Mengerti, Ami" Balas Ren sambil Tersenyum.

Mendengar itu Ichinose Terkejut, Bukan karena Ren mengerti tapi karena Cara Ren memanggil dirinya.

Ami? Itu pasti diambil dari Honami kan?

"E-ah, Ami? Apa itu?" Tanya Ichinose sedikit kaku.

"....Panggilan Ichinose sudah banyak yang pakai dan juga terlalu Panjang. Mulai Sekarang aku akan memanggilmu Ami, Tidak masalah?" Balas Ren sambil tersenyum main main.

Ayo! 'Benih' mulai tumbuh lebih besar lagi dan kemudian Ren bisa 'Memanen' nya.

"A-aku tidak masalah" Ucap Ichinose menundukkan kepalanya malu dengan wajah memerah.

Nama Depan Dinegara ini tidak bisa dipanggil sesukanya kecuali orang itu tidak masalah. Bisa diartikan juga sebagai orang yang kenal atau dekat.

Apalagi dengan nama panggilan dari nama depannya..... Entah Mengapa Ichinose tidak mempermasalahkan itu.

"Sakayanagi juga terlalu panjang dan ada Arisu, Panggil saja aku Ren" Ucap Ren dengan nada biasa kali ini.

Ren tidak memanggil Arisu dengan 'Ri-Chan' didepan orang lain tapi menggunakan 'Arisu' atau dia akan tetap menggunakan itu disaat tertentu saja jika ada orang lain.

"A-aku mengerti, R-Ren" Ucap Ichinose masih kaku.

Mengucapkan Nama depan Orang bukanlah Hal yang mudah bagi Ichinose. Tidak seperti Ren yang sudah lama tinggal diluar Negeri, disana kebanyakan memanggil dengan nama depan.

Atau dengan Nama kita dinegara itu, seperti Contoh Ren, dia memiliki Nama Luar Negeri yaitu Airien.

Setelah itu mereka membayar kekasir dan memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya.

Sebenarnya Tujuan Ren pergi dengan Ichinose hari ini adalah karena dia ingin membeli suaru Benda. Tapi Toko yang menjual Benda itu Tutup jadi dia tidak membeli itu.

Tapi perjalan ini tidak sia sia karena dia bisa menjernihkan pikirannya sebelum kembali menuju Medan Perang.

Besok Perang antara Kelas D dan Kelas C akan dimulai. Dan menurut Ren ini akan menjadi Perang yang menarik meskipun dia tidak ikut campur.

Tapi tidak ada salahnya mengambil kesempatan yang menguntungkan dalam peperangan kali ini.

Ayo Lakukan Malam ini atau Besok Malam!..