webnovel

Clan Tetap Saja Penghalang

Cerita ini dimulai dari kehidupan baru bagi para keturunan bangsawan dan keturunan kerajaan..  Banyak orang mulai menanyakan bagaimana regenerasi para keturunan raja dan keturunan bangsawan bisa tetap ada.. atau mungkin bisa saja punah Apakah regenerasi itu hanya tinggal nama? Atau regenerasi itu terus berlaku, dan tetap ada sehingga ada pembatasan antara manusia di kalangan bawah, menengah dan paling atas dalam berinteraksi? Ansel Hartigan merupakan Kepala Keluarga Utama Bangsawan dari keturunan Raja Inggris Hartigan memiliki 5 anak dari calon pemegang marga Ansel yaitu: Ansel "Kendrick Hartigan" anak pertama dari Ansel Hartigan yang sekarang di kenal sebagai Andrick Hartigan Ansel "Vala Hartigan" anak kedua yang sekarang di kenal sebagai Vala Victoria Hartigan Ansel "Lavania Hartigan" anak ketiga yang sekarang di kenal sebagai Basilavania Hartigan Ansel "Voletta Hartigan" merupakan anak keempat dan dikenal sebagai Voleta Adelio Hartigan Ansel "Liam Hartigan" anak terakhir yang lebih di kenal dengan nama Chasel Liam Hartigan Ansel Liam Hartigan merupakan salah satu pengusaha terkenal dan juga ternama di dunia pada bidang perbisnisan properti dan industri obat-obatan Yang juga merupakan pemilik sekolah dari "Chasel Hartigan SHS" dan komite yayasan dari "Andrick International HS" serta komite yayasan "Hansel International HS" Liam merupakan ayah kandung dari Ansel Deon Hartigan

ParestiN · Fantasy
Not enough ratings
8 Chs

Kebohongan

Ansel yang melihat semua sepupunya itu dalam satu ruangan begitu terkejut..

"Mengapa mereka begitu santai saat berkumpul" batin Ansel

"Hahahaha.. memangnya salah kalau kami semua bersikap san…

Tokk.. tokk.. 

Belum selesai Eliot berbicara, sudah dipotong oleh ketukan pintu yang membuat para sepupu Ansel itu saling memandang resah..

"Silahkan masuk" ucap Danish

Cklekk..

"Permisi Mr. saya ingin membawa…

"Ans? Ngapain disini?" kagetnya melihat Ansel berdiri tidak jauh dari siswa siswi kelas istimewa

Dan para siswa serta siswi itu hanya menyibukan diri dengan ponsel mereka, berharap orang yang sedang bertanya kepada Ansel itu tidak menaruh curiga pada mereka 

"Saya ingin beri dia peringatan, maka dari itu dia disini.. berkas itu sudah terkumpul semua?" ucap Danish mengalihkan perhatian siswinya itu

"A-ah i-iya Mr maaf.. ini saya ingin membawa berkas dari bu anka, semuanya sudah terkumpul rapi di dalam map ini" ucapnya sambil menetralkan pikirannya yang sudah kemana mana.. 

Setelah itu kembali melirik Ansel yang sedari tadi diam..

"Ans, kamu kembalilah ke kelasmu.. sepulang sekolah nanti kembali lagi kesini… saya harus ke kantor kepala sekolah dulu untuk mengurus berkas berkas ini" ucap Danish pada Ansel lalu meninggalkan ruangan itu tanpa memperdulikan adik sepupunya yang lain..

Setelah keluar dari ruangan tersebut..

"Ans sepertinya tadi mereka sedang menertawai mu" ucap Kalika pada Ans yang sedari tadi masih diam

"Aku juga tidak tahu" ucap Ans lesu

"Kenapa sampai ketemu Mr. Danish? Kamu masuk kelas istimewa?" tanya Kalika menebak

"Iya, dan ini kartu mu.. aku minta maaf karena lancang mengambilnya" ucap Ansel menyerahkan kartu Akses gedung kelas istimewa milik Kalika

Sebelum kejadian Ansel terpergok Danish.. saat istirahat Ansel menemukan kartu Kalika di bawah mejanya, Ansel sudah berniat untuk mengembalikannya… tetapi Ansel lupa dan ia juga baru tersadar saat Kalika menebaknya masuk ke kelas istimewa..

Jadi agar Kalika tidak curiga lebih jauh dan menerka nerka tentang dirinya, Ansel memilih berbohong demi identitasnya tetap tertutup…

"Bagaimana kamu bisa membawanya?" tanya Kalika terkejut dengan nada tinggi

"Tadi saat istirahat aku menemukannya di bawah meja, awalnya ingin langsung ku berikan padamu.. tapi aku begitu ingin tahu lebih jauh kelas istimewa itu" ucap Ansel takut

"Dengar ya Ans, seharusnya kamu jangan pernah ambil kartu ini tanpa berniat mengembalikan, itu membuatku melanggar aturan kelas istimewa" ucap Kalika dengan amarahnya lalu berlari meninggalkan Ansel yang terkejut karena pertama kali melihat Kalika marah

"Aku harus menanyakannya nanti.." batin Ansel setelah melihat para sepupunya keluar dari ruangan Danish

Kelas Ansel begitu rusuh.. karena saat ini kelas itu sedang jam kosong dan suasana nya pun begitu tidak kondusif

"Ans" ucap teman di belakang Ansel

Ansel pun menoleh ke arahnya..

"Kau mengenal Mr. Danish?" tanya temannya itu membuat Kalika, Erick dan Qamra terpengarah untuk mendengarkan diam-diam

"Memang kenapa?" bukannya menjawab Ansel malah membalikan pertanyaan

"Kulihat dari cara berjalan kalian.. hampir sama, yah seperti para bangsawan dari marga Ansel pada umumnya, kau bukan bangsawan kan?" tanya teman Ansel itu

Ansel yang ditanya pun hanya bisa bersikap tenang dan menjawab seperti biasanya ia menjawab pertanyaan seperti itu di sekolah lamanya

"Bukan.. memang setiap pemilik nama Ansel itu berarti seorang bangsawan? Itu hanya artinya, dan untuk kemiripan cara berjalan, bagi ku itu biasa saja" ucap Ansel santai

Mendengar ucapan Ansel, Kalika dan Erick mulai menjauhkan pikiran mereka yang menduga bahwa Ansel adalah keturunan seorang bangsawan ataupun raja seperti mereka

Sedangkan, Qamra dia tidak begitu peduli pada status marga maupun clan seseorang.. yang terpenting orang tersebut tidak mengusik hidupnya

Qamra tipikal orang yang tidak jauh berbeda dengan Ansel..

Bisa dikatakan.. keduanya sama sama ingin memandang seseorang dengan setara dan tidak membanding bandingkan… 

DDdingg…

"Pelajaran akhir telah selesai, semoga hari kalian menyenangkan.. tetap berhati-hati sampai di tempat tujuan" -audio sekolah

Saat selesai mengemasi tasnya, Ansel melihat bahwa kelasnya sudah kosong… bagi Ansel ini sudah biasa terjadi..

Ansel tidak akan memiliki teman karena dia tidak mau berteman hanya karena temannya mengetahui dirinya berasal dari keluarga mana

"Ansel" panggil Eliot

"Iya kak" jawab Ansel

"Santai panggil El aja.. ayo ke ruangan Mr. Danish kamu udah di tunggu" ucap Eliot pada Ansel

Dan Ansel menepuk jidatnya, pertanda ia lupa.. dan hampir pulang begitu saja

Sesampainya di ruangan Danish.. Ansel melihat ketiga teman sekelasnya itu juga berada disana

"Ans, benar tadi pintu gedung bisa terbuka itu karena kamu menggunakan kartu Kalika?" tanya Danish dengan tatapan datar

Ini akan selalu terjadi, pikir Ansel.. karena setiap rasa ingin tahunya mencuat, pasti sesuatu yang tidak baik akan menimpanya… tapi setelah itu ia akan kembali baik-baik saja

Danish sebenarnya tau Ansel berbohong.. tapi demi melindungi identitas Ansel untuk saat ini Danish akan bersikap profesional kepada siswa siswinya yang berada di sekitar Ansel

"Be-benar Mr. itu karena aku lancang menggunakannya" ucap Ansel takut, ia takut bahwa Kalika akan dihukum atau bagaimana.. karena ketiga temannya itu tidak pernah membahas aturan aturan dari kelas istimewa

"Ans jangan takut.. itu bukan salah mu, itu kelalaian Kalika sendiri… jadi itu salahnya" ucap Eliot

Mendengar ucapan Eliot membuat Erick geram sendiri berbeda dengan Qamra dan Kalika juga para siswa siswi permanen kelas istimewa

"Eliot! Jangan asal bicara lo" ucpa Erick lepas kendali

"Erick!" bentak para siswa kelas istimewa yang kesal karena ucapan tidak sopan Erick kepada Eliot

Duo E itu memang selalu seperti itu, bukan hanya Qamra teman debat Erick tapi Eliot juga.. lebih tepatnya Eliot adalah musuh Erick dalam berdebat

"Oh, baru jadi siswa non permanen udah berani nentang ya" ucap Eliot dengan senyum sinisnya

"Mr lebih baik jadikan kami angkatan terakhir dari program kelas istimewa ini.. percuma jika merekrut siswa baru, itu hanya akan mencoreng nama baik kelas istimewa" ucap Eliot lagi dan itu semakin membuat Erick panas dan Ansel menegang di tempat

"L-lo…

"Erick tenang, jangan kesulut sama omongan Eliot, dia emang gitu kan… suka asal kalau bicara" ucap Victoria menenangkan Erick

Ucapan Victoria seperti menghipnotis Erick untuk tetap tenang. Eliot yang melihat itu hanya bisa tersenyum dengan puas..

"Ucapan Eliot bisa di pertimbangkan.. karena saya mendapat informasi bahwa kalian membiarkan Ansel melihat lihat kelas istimewa kemarin, tanpa seizin ketua osis dan juga saya.. tentu kalian tau dari mana saya bisa mendapatkan informasi itu" ucap Danish menatap Erick dan Kalika datar