1 Penolakan Yang Menyakitkan

Suara musik yang mengalun dengan cukup keras menggema memenuhi seluruh ruangan. Sebuah ruangan yang cukup luas dengan asap rokok yang menusuk hidung di tambah bau minuman alkohol yang begitu mengusik penciuman. Hampir semua orang terhanyut dalam suara musik keras yang dengan suasana panas yang cukup membakar gairah. Beberapa wanita mulai meliukkan tubuhnya dengan iringan musik yang di bawakan oleh seorang DJ yang cukup popular di night club itu.

Di sebuah sisi yang lain, seorang pria sedang duduk bersama asisten yang selalu menemaninya pergi ke lubang semut sekali pun. Pria itu menyalakan korek apinya beberapa kali namun tetap saja tidak berhasil membakar sebatang rokok yang ujungnya sudah masuk ke dalam mulutnya.

"Apa kamu membawa korek api?" tanyanya pada sang asisten.

"Hentikan, Ryan! Bukankah kamu sudah berjanji untuk tidak merokok lagi?" sahut sang asisten yang berada di samping pria yang sudah sedikit mabuk karena minuman yang sudah diteguknya beberapa kali.

Dengan sangat kesal, Ryan melemparkan sebatang rokok di mulut tanpa arah. Ia hanya menunjukkan wajah masam dan juga tak nyaman.

"Kamu sudah seperti Nyonya besar di rumah besar saja! Apakah wanita tua itu juga membayar dirimu untuk menjadi baby sitter untukku?" kesalnya sambil menyesap segelas minuman di atas meja. Pria itu memandang seorang wanita yang begitu lihai menjadi disc jockey di club malam itu. "Apa kamu tahu siapa wanita itu, Steve?" tanya Ryan pada pria yang sedang duduk di sebelahnya.

"Wanita yang mana?" Steve tidak mengerti dengan wanita yang disebutkan oleh sepupu sekaligus atasannya itu. Dia pun mencoba untuk memandang ke arah yang sama dengan Ryan. Pria itu berpikir untuk dapat melihat wanita yang baru saja disebutkan oleh sahabatnya itu.

"Apa wanita yang menari tanpa penutup lengkap di tubuhnya itu?" tanya Steve pada pria di sampingnya. Ia hanya melihat beberapa wanita yang sedang memamerkan keindahan tubuhnya.

Ryan langsung bangkit dari kursinya dan kembali memesan beberapa minuman lagi. Dengan sekali tatapan saja, dia sudah memandang ke arah wanita yang berdiri di belakang turn table.

"DJ wanita itu ... apa kamu mengenalnya?" tanyanya lagi. Dia terlalu penasaran dengan wanita yang baru pertama kali di lihatnya di club malam itu. Ada sesuatu yang begitu menarik bagi Ryan. Sebuah aura yang begitu menjerat hatinya untuk mengenal wanita yang berdiri sambil memainkan musik yang mampu menghipnotis seluruh isi ruangan. "Apa dia DJ baru di sini?" tanya Ryan tanpa mengalihkan pandangan dari wanita yang berdiri di belakang turn tablet dengan perlengkapan lengkap yang mampu menghasilkan musik yang menggebu.

"Maksudmu DJ Angel? Dia sudah lama di sini, hanya saja dia tak setiap hari perform di night club ini," jawab Steve sambil mengarahkan pandangannya pada wanita yang menarik hati atasannya itu.

"Panggil dia untuk menemaniku malam ini," perintah Ryan pada sang asisten. Dengan sangat percaya diri, ia sangat yakin jika wanita itu pasti mau menemaninya.

Steve cukup terkejut dengan perintah atasannya itu. Bukan karena Ryan yang meminta seorang wanita untuk menemaninya. Namun karena wanita yang diinginkan olehnya adalah DJ Angel. Seorang wanita yang cukup sulit untuk ditemui.

"Dia bukan wanita yang mudah ditemui, Bos," terang Steve pada bos dan juga sepupunya.

"Bawa Manager club ke sini!" perintah Ryan lagi dengan wajah yang semakin kesal.

Steve pun langsung mencari keberadaan sang manager club untuk memuaskan Ryan yang mulai kesal terhadap dirinya. Dia tak ingin membuat pria yang sudah cukup dekat dengannya itu menjadi murka dan mengacaukan segalanya. Tak berapa lama, Steve membawa manager club untuk menemui sosok pria yang mulai mabuk itu.

"Selamat malam, Mr. Ryan. Ada yang bisa saya bantu?" sapa manager itu dengan sangat ramah. Dia sangat tahu jika Ryan adalah pelanggan VIP di club itu. Minimal seminggu sekali, Ryan akan mendatangi night club. Bahkan tak jarang dia mengajak beberapa rekannya untuk menghabiskan malam di sana.

Ryan langsung melemparkan tatapan tajam terhadap seorang pria yang tidak lain adalah manager club itu.

"Bawa DJ wanita itu untuk menemaniku malam ini," ucapnya tanpa ekspresi apapun. Ryan masih saja memandangi sang DJ yang terlihat cukup mempesona dan menarik hati seluruh pengunjung club.

"Maaf, Mr. Ryan. DJ Angel bukan wanita yang mudah untuk dibawa. Kalaupun Anda membooking sekarang, dia baru akan menemui Anda paling cepat bulan depan," jelas Manager club dengan setengah berbisik-bisik.

Pria itu kemudian mendekatkan wajahnya ke Ryan lalu mengatakan sesuatu di dekat telinganya. "DJ Angel adalah wanita bayaran yang sangat mahal. Untuk berkencan dengannya semalaman saja harus ada hitam di atas putih," bisik pria yang menjadi manager night club langganan Ryan.

Ryan langsung mengulum senyuman senyum sinis, memandang DJ Angel yang tengah asyik memainkan musiknya. Dia sama sekali tak mengalihkan pandangannya dari wanita yang sudah menjerat hatinya itu.

"Jadi kamu hanya seorang wanita bayaran .... Akan lebih mudah bagiku untuk mendapatkan dirimu, My Angel," gumam Ryan sambil tersenyum penuh arti. Pria itu berpikir untuk menghabiskan malam dengan wanita yang sudah sangat menarik baginya. "Segera booking Angel untukku," perintahnya pada sang manajer club.

"Saya akan segera menghubungi manager dari DJ Angel. Semoga Anda akan mendapatkan antrian secepatnya." Manager club itu langsung mendatangi seseorang yang mengatur keseharian dan juga mengurus berbagai keperluan Angel sehari-harinya. Yang tidak lain dan tidak bukan adalah manager pribadi sekaligus bodyguard DJ Angel yang cukup fenomenal itu.

Ryan sengaja tak langsung pulang, dia ingin melihat Angel lebih dekat lagi. Hingga perform DJ cantik itu telah usai. Terlihat Angel sedang menuruni podium dan langsung di sambut oleh sang manager pribadinya. Pria itu langsung membisikkan sesuatu pada Angel dan membuat raut wajah wanita cantik itu langsung berubah begitu saja.

"Aku tak ingin menemuinya. Lebih baik aku langsung pergi," ucap Angel dengan wajah dingin yang sangat menyakinkan. Wanita itu langsung berjalan menuju pintu keluar dari night club. Belum juga sampai di pintu keluar, seseorang menghalangi jalannya.

"Tunggu, Angel!" Tiba-tiba saja Ryan sudah berdiri tepat di hadapan wanita cantik yang berpakaian cukup sexy itu. Pria itu langsung menatap Angel dari ujung kepala hingga ujung kaki. Sebuah senyuman seringai langsung merekah di wajah tampannya. Dia tak menyangka jika Angel menjadi sangat cantik saat dilihat dari dekat. "Batalkan seluruh janjimu hari ini lalu temani aku semalam saja. Aku akan memberikan berapa pun yang kamu inginkan," tawar Ryan dengan sangat percaya diri.

Angel langsung mengulas sebuah senyuman balasan yang cukup meremukkan hati lelaki di depannya itu. Dia tetap bersikap ramah meskipun pria di depannya itu sudah merendahkan harga dirinya.

"Terima kasih atas tawarannya. Saya tidak ada waktu untuk menemani Anda. Permisi!" Angel bergegas meninggalkan Ryan begitu saja. Dia tak peduli dengan uang yang ditawarkan oleh pria yang mencoba menghalangi jalannya itu.

"Sial, dia menolak aku! Baru kali ini ada seorang wanita yang berani menolak diriku," kesal Ryan dengan wajah frustrasi.

avataravatar
Next chapter