14 Fourth Story✧ ~ Cerita menyakitkan

Happy Reading♡

Beberapa menit telah berlalu, Rachel yang telah selesai membersihkan diri  langsung didudukkan oleh para maid dan mulai mendadaninya.

"Aku tidak suka dirias. Jadi biarkan wajahku alami begini saja" katanya

"Tapi putri jika nanti kami tidak meriasnya maka kami akan dimarahi oleh Prince Aldrich" ujar maid itu

"Apa Prince? Dia tidak pantas disebut prince karena bagaimana mungkin seorang pangeran dengan beraninya membawa seorang perempuan imut sepertiku untuk tinggal disini"

Para maid yang mendengar ucapan dari Rachel hanya diam saja. Mereka tidak berani membalas perkataannya karena perkataan itu menyangkut tentang Aldrich.

"Baiklah putri kami akan merias wajah anda sedikit saja dan kami akan memakaikan gaun ini"

Rachel yang menoleh dari cermin lalu melihat gaun itu langsung terkejut karena gaun itu sangat lah indah dengan warna putih berhiaskan pernak-pernik berlian yang mengkilap menambah keanggunan dari gaun itu.

"A-aku memakai gaun ini? sungguh indah. Tetapi aku tidak suka memakai gaun-gaun seperti ini aku lebih suka memakai rok pendek dan baju lengan panjang. Apakah tidak ada baju seperti itu?"

"Ti-.." jawab maid itu yang terpotong karena seseorang memasuki kamar Aldrich yang ditempati oleh Aldrich.

"Salam Queen Melvy" ucap serentak para maid yang berada di dalam ruangan itu sambil menunduk.

Rachel yang terkejut karena para maid menyebut kata Queen Melvy langsung menengok dan melihat itu.

Sesaat Rachel tercengang karena melihat orang yang di panggil Queen Melvy begitu cantiknya dibandingkan dirinya yang dia pikir tidak cantik sama sekali.

"Kalian semua pergi dari sini. Aku ingin berbicara berdua dengan mate Aldrich" ucap Ratu Melvy

"Baik Queen"

Setelah para maid keluar Ratu Melvy pun mendekat ke arah Rachel.

"Salam Queen" ucap Rachel dengan menunduk karena dia hanya mengikuti apa yang dilakukan oleh para maid tadi.

Ratu Melvy yang melihat perlakuan Rachel hanya tersenyum.

"Tidak usah melakukan itu.Hanya para maid dan prajurit di istana inilah yang melakukan itu. Kau adalah mate dari seorang pangeran yaitu anakku Aldrich berarti kau juga adalah seorang putri"

Rachel yang masih tidak mengerti akan ucapan Ratu Melvy tentang mate dari anaknya langsung bertanya.

"M-maksut anda? Mate itu apa? Aku masih tidak mengerti" ucapnya yang kembali mengangkat kepala setelah menunduk.

"Jangan memanggilku anda anggap aku sebagai ibumu sendiri. Kemarilah" ujar Ratu Melvy yang mengajaknya duduk di atas ranjang milik Aldrich.

Setelah dia duduk disebelah Ratu Melvy dirinya tetap memandang dengan penuh kebingungan di kepalanya.

"Pertama maafkan aku karena baru sekarang aku menemui setelah Aldrich membawamu kesini. Sebenarnya aku juga tidak tau bahwa kau dibawa olehnya. Aku mendengar ini dari John tangan kanan Aldrich sehingga aku langsung menuju kesini"

"Tidak apa Ratu" kata Rachel.

Ratu Melvy pun tersenyum kembali dan mengingatkan Rachel untuk tidak menyebutnya Ratu.

"Jangan panggil aku Ratu nak. Panggil aku seperti ibumu sendiri"

"Emm iya mom" jawabnya

Tangan kanan Ratu Melvy mulai terangkat ke puncak kepala Rachel dan mulai mengelus surainya dengan perlahan. Sejenak ia terdiam lalu mulai membuka suara

"Kau begitu cantik nak." Ucap Ratu Melvy yang masih tetap tersenyum

"Masih cantik mom daripada aku. Lihat mom begitu cantik hingga aku iri kepada mom" ujar Rachel yang mulai berani berbicara seperti biasa tanpa malu sambil tersenyum.

"Hmm tidak sayang. Apa kau mau aku menceritakan sebuah kisah untukmu?"

"Kisah apa mom?" Jawab Rachel dengan penasaran

Ratu Melvy yang masih tersenyum mulai menceritakan sebuah kisah yang dia bicarakan dengan begitu perlahan

"Dulu kala terdapat seorang pangeran yang bersenang-senang bersama pasangannya di sebuah Kerajaan. Hingga timbul lah suatu masalah.Sang pangeran dituduh telah membunuh pasangan dari Raja di Kerajaan seberang. Pangeran yang tidak mengerti akan ucapan Raja itu mulai bingung lalu menjelaskan bahwa dia tidak pernah membunuh  pasangan dari Raja. Sang Raja yang tidak menghiraukan penjelasan dari Pangeran itu langsung mengumumkan sebuah perang. Hingga dihari itu perang pun terjadi sang raja akhirnya kalah dan sang pangeran menang"

"Disisi lain pasangan dari pangeran begitu senang bahwa dia telah menang dalam perang. Hingga dia berfikir untuk memberikan hadiah sebuah bunga Dandelion yang begitu langka di dalam hutan dan dia mengajak beberapa prajurit untuk kesana. Tetapi.."

Ratu Melvy pun berhenti bercerita dia tidak sanggup melanjutkan kisah itu. Rachel yang masih penasaran menyuruh Ratu Melvy tetap melanjutkan cerita itu.

"Tetapi apa? Lanjutkanlah mom. Apa mom baik-baik saja? Kalau mom tidak sanggup tidak usah dilanjutkan lagi" ucap Rachel dengan memegang kedua tangan Ratu Melvy.

"Aku tidak apa sayang. Akan kulanjutkan ceritaku"

"Tetapi hal tak terduga datang. Seorang berjubah hitam yang memakai tudung di kepalanya mulai membunuh satu persatu prajurit lalu sebuah tusukan pun mendarat tepat di jantung pasangan sang pangeran darah mulai mengucur tanpa berhenti. Sang pangeran yang merasa jantungnya kesakitan langsung menyadari bahwa pasangannya terluka dan dia segera bergegas pergi ke dalam hutan."

"Saat menemukan pasangannya sang pangeran begitu sedih hingga dia bersumpah akan menemukan orang yang membunuh pasangannya itu."

Tak terduga pintu kamar terbuka dengan paksa. Di ambang pintu tampilah Aldrich yang sedari tadi telah mendengar pembicaraan mereka.

"Cukup! Aku tidak mau mendengar kisah itu lagi!!!" ucapnya yang membuat mereka berdua menoleh kearahnya

Rachel yang begitu bingung karena perlakuan Aldrich langsung berbicara

"Memangnya kenapa? Aku ingin mendengarkan cerita itu. Ayo lanjutkan lagi mom" ujar Rachel kepada Ratu Melvy yang telah dekat seperti seorang anak dan ibunya.

"Cukuppp!!! Sudahh kubilang cukupppp!!!!"

Rachel yang masih bingung dengan kelakuan Aldrich itu langsung berdiri dan berniat mengusirnya keluar. Tetapi tangan Ratu Melvy langsung menahannya agar tidak melakukan.

"Tidak usah sayang. Aku akan pergi sekarang dan aku minta kau memakai gaun itu" katanya pada Rachel. Dia pun hanya mengangguk

Ratu Melvy yang telah melangkah keluar dari kamar itu kemudian dengan begitu keras Aldrich menutup pintunya dia terlihat begitu marah

"Kau itu kenapa? Dasar pria aneh" ucapnya yang berdiri lalu melihat gaun putih yang dilihatkan oleh para maid

Seketika Aldrich langsung mencengkram pergelangan tangan Rachel dengan begitu kuat sampai dia meringis kesakitan.

"Awww sakit. Lepaskan Aldrich"

Aldrich yang tidak memedulikan ucapan Rachel malah menguatkan cengkramannya. Tanpa disadarinya Aldrich memperlihatkan kedua taring tajamnya kepada Rachel dan matanya yang berubah menjadi merah pekat.

"K-kau? Kenapa kau memiliki taring yang tajam sama seperti vampir? Jangan bercanda Aldrich aku tidak suka" ucapnya yang berusaha melepaskan cengkraman Aldrich di pergelangan tangannya.

Tetapi sedikit demi sedikit Aldrich mulai mendekat kearahnya dan tidak menghiraukan pertanyaan darinya. Dia yang merasa ketakutan pun mulai menitikkan air mata di kedua mata indah miliknya.

"Tolongggg aku!!" Jerit Rachel dengan begitu kerasnya

Saat sejengkal lagi Aldrich akan mendekat seseorang memasuki ruangan itu

"Aldrichh sadarlahh!!!"

.

" Aku harus pergi secepatnya"

★Maaf baru Up ya😅 kemarin-kemarin aku masih sibuk hehehe😁

avataravatar