1 10 tahun yang lalu

" dien ini buku kamu,makasih"

panggil aku adien (adin),seperti itulah semua orang yang mengenalku memanggil. itu hanya nama samaranku saat aku bekerja di sebuah radio. aku bukan sosok perempuan yang cantik,fashionable,ataupun feminine. aku lebih suka dandan seadanya dengan sedikit bedak bayi dan lipbalm nyaris tanpa warna. bahkan waktu pertama kali lulus SMP aku lebih tertarik masuk STM daripada SMA biasa. tapi ayahku bukanlah sosok yang lembut dan baik hati,dia lebih menginginkan aku masuk SMA unggulan yang saingannya melebihi kapasitas otakku.

" ayah pengen kamu usahakan masuk negri,jangan swasta,biaya mahal,ngerti!"

"huuufhhh"

baiklah kembali ke masa-masa akhir sekolah,di usiaku yang baru menginjak 17 tahun aku adalah siswi terbaik disekolah. beasiswa dari Bank ternama aku dapetin selama aku SMA. tapi aku tidak seberuntung teman sebayaku untuk masalah asmara. padahal kalau aku cek zodiak,asmaraku selalu baik dan bagus.

" med,pulang sekolah kumpul di basecamp yok" ajakku ke memed,teman otak-atik motorku.

" sorry dien,aku janjian sm nina mau nonton bioskop"

" ikut dong" rengekku sambil menarik baju memed.

" ayoklah,ajak pacarmu juga ya..daaa" mamed pergi dengan motor king nya yang berisik.

sekali lagi aku tidak cantik,rambutku pendek seperti potongan ariel peterpan saat itu.wajar kalau pacar pun aku gak punya. ya seperti anak laki-laki,aku tomboy dan nyaris difitnah sebagai penyuka sesama jenis. oh Tuhan, padahal aku masih naksir setengah mati sama vannes whu personil F4.

bahkan ayahku termakan dengan kabar aku penyuka sesama jenis. masa sih ada orang tua yang lebih percaya dengan orang lain daripada anak sendiri??

" ayah gak nyangka kalau kebebasan yang ayah beri malah kamu salah gunakan,mau jadi apa kamu!! pokoknya setelah selesai sekolah kamu harus menikah,sama siapa itu nanti ayah yang carikan!!"

ya aku dijodohkan. menolak?? tidak mungkin. ayahku paling tidak suka apa yang jadi kehendaknya ditolak. jika itu sampai terjadi semua badanku bisa lebam karena disabet menggunakan ikat pinggang miliknya.

***

" udah 2 jam gw nemenin kalian di saturday freeze,waktunya gw pamit undur diri ya,sampe ketemu lagi besok di jam yg sama,bye bye"

aku mengakhiri pekerjaanku hari itu. kerja sambil sekolah sudah menjadi rutinitas biasa untukku. semua berawal dari kegagalanku masuk SMA negri keinginan ayahku. aku hampir putus sekolah karena ayah tidak mau membiayai sekolahku. tapi aku melakukan segala cara untuk berhasil meyakinkannya bahwa aku bisa.

tidak terasa minggu depan kelulusan,semuanya bahagia kecuali aku. teman-temanku mengisi formulir untuk masuk universitas, aku juga tapi tidak ku tulis. aku hanya mengumpulkan lembaran kosong. untuk apa aku tulis,tidak ada gunanya.

" kamu isi apa,aku ambil UI aja tapi jurusannya aku belum paham betul,kamu dien?? ilmu komunikasi ya,kan kamu udah ada modal dien" celoteh mika sahabatku dari kelas 1 SMA.

" aku...?? iya ambil itu, hehe"

" tapi kok kamu sedih dien?" mika menatap aku lagi.

" aku laper mik" elak ku

" isss orang lagi serius pasti laper"

aku terus saja bingung dengan kehidupanku sendiri,mungkinkah di usia 17 tahun aku harus menikah?? masih bisa kah aku meyakinkan ayahku kalau aku menyukai laki-laki??

avataravatar
Next chapter