webnovel

Bagaikan pembimbing

Kini,keadaan Bisma sudah jauh lebih baik,sikapnya yang sempat berubah pun sudah kembali normal seperti dulu lagi.Aku kembali melanjutkan kegiatan melukisku,sedangkan dia kembali sibuk memasarkan lukisan-lukisanku itu pada kolektor yang sudah menunggu.

"mbk,mbk kalo yang ini Bisma suka banget!bagus mbk,lihat!ada binatang-binatang lucu kayak kelinci.mbak,mbk kalo nglukis kayak gini...mmmm mudah dimengerti mbk.Aduh apa ya,kata-kata yang pas buat ngungkap..."Bisma masih berbicara sambil tak henti memandang kanvas yang sedang kububuhi warna.

"Heh!seenaknya banget sih,kamu!dilarang komentar!enak aja,masa gambaran kayak gini kamu bilang kelinci?!dasar udik!ini tuh gambar meteor bisma,hey ini METEOR!"kupotong kata-kata yang belum selesai terucap dari bibirnya sambil berteriak keras.

"Masa meteor ada ditanah,ah dasar antik kalo seniman,angel lek ngerti..."Bisma membalikan tubuhnya dan segera berlalu dari hadapanku,sementara bibirku ikut mengumpat sambil mencibir saat melihatnya keluar dari studio.

Hatiku tertawa melihat sikap Bisma yang begitu lugu dan polos.Lagi-lagi didalam benakku tersirat rasa bersyukur pada tuhan karena telah mempertemukan aku dengan Bisma Evanda yang kini menjadi manusia paling berarti dihidupku.Meski tak ada percik cinta dalam hubungan kami,tapi 100 persen aku yakin bahwa dia adalah segalanya bagiku,lebih dari keluargaku sendiri.

Aku masih sering melihat Bisma melamun sendirian diteras paviliunya yang bisa terlihat dengan jelas dari jendela studio dan kamarku.Tatapan matanya kosong,seperti malam ini.kuperhatikan dia lama dari atas studio,bertanya-tanya sebenarnya apa yang sedang Bisma lamunkan.

Ketakutanku hanya satu,aku takut dia tidak merasa betah tinggal dirumah ini dan bekerja denganku.Aku tak bisa membayangkan bagaimana rasanya jika Bisma Evanda-ku tak lagi ada disisiku.Mungkin aku akan menjadi seorang anak burung yang mencari induknya.

Bagiku Bisma tak hanya sekedar sahabat,dia juga bagaikan seorang pembimbing yang mampu mengendalikan kerasnya sikapku dengan sangat baik.tubuhku bergidik memikirkan hal itu.

Tidak,aku tidak boleh terlalu jauh berpikir kesana.Dia tak mungkin tega meninggalkanku yang merasa tak memiliki siapapun didunia ini selain dirinya.