webnovel

Aku Berutang Padamu

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Sambil berbicara, Qin Muchen melirik ke arah Gu Shinian. Ia memandang Gu Shinian dengan tatapan jijik dan merendahkan. Di dalam ruangan tersebut, suara- suara gunjingan mengenai Gu Shinian makin santer terdengar. 

"Zaman sekarang, masih ada saja orang yang datang untuk menjual diri."

"Dia berniat menjual dirinya kepada Tuan Mu. Bagaimana bisa dia melakukan itu. Sungguh tak tahu malu."

"Tuan Mu pasti tidak menginginkannya, ditambah dengan dia datang sendiri menyerahkan dirinya."

"Murahan." 

"Sangat menyebalkan."

Gu Shinian tidak peduli dengan gunjingan orang terhadap dirinya, namun wajahnya semakin memucat. Tiba- tiba Gu Shinian terjatuh, entah siapa yang mendorongnya. Dia perlahan bangun sambil menggigit bibirnya dan berniat keluar dari ruangan tersebut. 

Qin Muchen menatap Gu Shinian dengan begitu dingin dan tiba-tiba terdengarlah suara dari bibirnya yang tipis. 

"Pergi!" ujar Qin Muchen dengan kasar.

"Apakah kau tidak mendengarnya? Tuan Mu memintamu untuk segera pergi." Beberapa wanita ikut memaksa Gu Shinian untuk segera keluar. 

Qin Muchen melotot, "Aku bilang, kalian semua keluar dari ruangan ini."

Para wanita itu tercengang. Ekspresi mereka berubah, dan mereka langsung berusaha menyanjung dan memujinya, "Tuan Mu …"

Brak!

Qin Muchen melemparkan pistol berwarna hitam ke atas meja. Ia tidak mengatakan apa pun. Namun, semua orang di dalam ruangan itu paham dengan jelas arti dari ancaman itu. Jika mereka tidak segera keluar, maka mereka semua akan mati. 

Ruangan itu kacau-balau. Semua orang segera berlari keluar. Itu bukan sekedar ancaman; Qin Muchen serius akan membunuh mereka. Dalam waktu kurang dari satu menit, seluruh ruangan sudah kosong. 

Jing Yu tersenyum lebar sambil bercanda, "Aku tahu kau sudah tidak tahan lagi."

Qin Muchen masih bersikap dingin dan menatap Jing Yu dengan tatapan acuh tak acuh. Suaranya terdengar sangat dingin, "Kau bukan manusia? Mengapa kau tidak keluar dari ruangan ini?"

Jing Yu seketika membeku begitu mendengar perkataan Qin Muchen. Ia menyadari keberadaan Gu Shinian dan melirik ke arahnya, "Baiklah, aku tidak akan mengganggu kalian. Selamat bersenang-senang!"

Jing Yu pun pergi. Kini hanya tersisa Qin Muchen dan Gu Shinian di ruangan besar itu. Gu Shinian membelakanginya, lalu berbalik dan segera mengambil pistol di atas meja. Qin Muchen mengerutkan alisnya dan penasaran dengan apa yang akan dilakukan Gu Shinian: apakah Gu Shinian akan membunuhnya? Tapi, ternyata dugaannya salah. Gu Shinian meletakan pistol itu di pelipisnya sendiri. 

Qin Muchen mencibirnya dengan nada ironis, "Kau ingin mengancamku dengan cara mengakhiri hidupmu? Sayangnya, aku tak butuh nyawamu."

Gu Shinian mengangkat kepalanya dan tersenyum pahit. 

"Aku selalu berutang budi padamu. Jika kau merasa kesal, kau bisa menghabisi nyawaku. Hari ini, di sini, kuserahkan hidupku padamu. Di kemudian hari, jika keluarga Gu ataupun orang lain datang kepadamu, jangan pedulikan mereka."

Gu Shinian merasa tak sanggup hidup lebih lama lagi. Dia ingin mengakhiri semuanya. Gu Shinian menatap ke arah Qin Muchen untuk terakhir kalinya. Tatapan matanya memancarkan emosi yang campur aduk. Kemudian, Gu Shinan mengokang pistolnya dan menembakannya tanpa ragu-ragu.

Qin Muchen menghantamkan tinjunya ke tangan Gu Shinian itu, tepat ketika wanita itu menarik pelatuknya. Peluru yang memelesat dari pistol itu meleset dan tidak mengenai Gu Shinian. Hanya saja, Gu Shinian merasakan pergelangan tangannya sakit akibat hantaman tinju Qin Muchen.

Pada detik berikutnya, tubuh Gu Shinian jatuh ke atas sofa. Qin Muchen menginjak sofa dengan satu kaki dan membungkukkan setengah badannya. Ia menundukan kepalanya dan menatap Gu Shinian dengan begitu dingin, "Kau ingin mati? Tidak semudah itu kau mengakhiri hidupmu dengan melakukan hal yang begitu murahan seperti ini"

"Kalau begitu biarkan aku tetap hidup."

Gu Shinian memejamkan mata, menahan rasa sakit di dalam hatinya. Dia seolah tak peduli dengan kebencian Qin Muchen terhadap dirinya dan bahkan dengan sengaja merangsang Qin Muchen, "Semua kebencianmu, balaskan semua dendammu kepadaku. Aku akan menerima semuanya."

"Jika kau melepaskan Keluarga Gu, aku bersedia hidup denganmu."