webnovel

1# TANGISAN

(Didalam kelas)

Hiks.. Hiks... Hiks...

Terlihat seseorang gadis yang sedang menangis duduk sendirian di kursi belakang kelas.

TAP TAP TAP!

Samar samar terdengar suara langkah kaki mendekatinya, namun gadis yang sedang duduk itu tidak sedikit pun menghiraukannya.

"Siapa itu? kenapa dia mendatangiku?" guman si gadis yang tambah rapat menutupi wajahnya dengan tangan. "Aku mohon, jangan dekati aku sekarang!" teriak dalam hatinya sambil menahan sesak didada.

TAP!

Suara langkah yang tidak diharap itu malah berhenti tepat disampingnya, lalu mengusap usap punggung si gadis dengan lembut.

"Hiks sniift.. Aa..apa kamu nggak tau kalau aku sedang seperti ini aku nggak akan mengangkat kepalaku, aku nggak akan membuka tanganku, dan aku juga nggak mau siapapun mendekatiku.. Aku cuma mau sendirian, jadi aku mohon pergilah!" pinta si gadis dalam kesedihannya.

"Sudah Ra, sudah... kamu jangan sedih lagi ya? orang kayak gitu nggak pantas kamu tangisi Ra..." ucapnya orang itu menasehati.

Mendengar ucapan dan suara orang yang mengelus-elusnya, si gadis langsung berdiri kemudian memeluk erat orang tersebut.

Air mata yang mengalir tanpa bisa dikontrolnya membuat buram penglihatan matanya, belum lagi isak tangisnya semakin tersedu sedu, menambah rasa sesak napas didadanya. Jangankan untuk berbicara dengan lancar, hanya sekedar membuka mulut pun bibirnya sudah terasa berat.

"hikshiks..! Ki, aa..aku gak nyangka!

dia, dia tega banget! hiks.. Salahku aa..apa Ki?!" tanyanya terbata-bata.

"Nggak ada Dara, kamu nggak ada salah apa apa kok! kamu itu cuma terlalu polos, terlalu gampang percaya sama orang! jadinya mereka senang mempermainkan kamu!" Jawab Kiki sembari membelai rambut Dara.

"Sudah sudah..! buat apa kamu keluarin airmata buat cowok kayak gitu? Seharusnya, sekarang ini kamu justru jadi lega, soalnya kan sudah tahu sifat asli dia seperti apa? lagian juga ada aku disini, aku bakal selalu nememin kamu. Jadi, kamu nggak usah tergantung sama dia lagi, iya kan?!" ucap Kiki berusaha menenangkan.

Mendengar Kata-kata Kiki barusan, Dara pun langsung menyadari bahwa apa yang dikatakan sahabatnya memang ada benarnya.

Sekarang, gadis yang tadinya terlihat bagai awan mendung itu, kini mulai kembali cerah seperti mentari pagi. Perasaan gundahnya sudah lebih membaik dan lebih tenang walaupun masih menyisakan trauma yang berat, tetesan hangat juga sudah mulai berhenti mengalir dari mata indahnya.

Perlahan mereka berdua saling melepaskan pelukan. Sambil tersenyum, Kiki menyodorkan tisue kepada Dara agar segera menghapus sisa airmata dipipinya.

"Dara, kamu pasti kuat, kamu pasti bisa bertahan! (menyemangati) Hmm.. gimana kalau sekarang aku antar kamu ketoilet? kamu harus mencuci muka supaya segar kembali, aku nggak rela kalau muka kusut mu ini sampai dilihat sama ORANG itu, karena itu akan membuat dia merasa bangga saat dia tau kalau kamu menagis karena dia!" bujuk Kiki tambah menguatkan hati, kemudian Dara pun menganggukan kepala sambil mengambil sapu tangan didalam tas dan segera mengantonginya.

Dengan tisue ditangannya, Dara menutupi hidung dan bibirnya selama perjalanan menuju ke toilet. Karena baginya, menangis itu adalah sebuah penyakit yang sangat merepotkan! karena disaat sedang atau setelah menangis, gadis itu paling tidak suka dan bahkan tidak mau kalau sampai wajahnya terlihat oleh orang lain, sebab dalam keadaan seperti itu dirinya akan terlihat seperti sapi yang mata dan bibirnya jadi merah dan membengkak! Maka dari itu, dia selalu berusaha kuat menahan rasa sedihnya agar jangan sampai menangis ditempat umum.

Dan karena Kiki sudah sangat paham dengan kondisi Dara, dengan langkah terburu buru mengiringi dan melindungi sahabatnya itu sepanjang jalan, agar wajah Dara jangan sampai terlihat orang lain.

"Untung aja sekarang ini sekolah sudah agak sepi, jadi kita nggak harus kucing-kucingan (sembunyi/menyelinap) dari orang lain!" kata Kiki menepiskan cemasnya.

Sesampainya ditoilet, tujuan utama mereka tentunya adalah washtuple!

Dengan gerak cepat, Dara langsung memutar keran yang mengalirkan air dingin dari dalamnya, kesejukan air itu membuat wajahnya tidak lagi lengket dan panas lagi seperti tadi. Diresapi dengan seksama tetesan air yang menyapukan debu sekaligus melunturkan hawa gerahnya.

"Gimana, sudah lebih baik?" tanya Kiki sambil melempar senyum manis.

"He'eh!" jawab Dara lega.

Setelah merasa agak segar, gadis itu mengeringkan wajah dan tangannya dengan sapu tangan yang tadi sudah kantonginya. Namun baru saja ingin bercermin mereka berdua mendengar suara sekumpulan cewek yang sedang tertawa nyaring mendekati pintu toilet tempat mereka berada.

"~Khahahahak!!! Hahaha!!!!~"

Seketika itu Dara yang mulai merasa ketakutan segera menatap Kiki dari pantulan cermin dihadapannya, rasa gugup seolah sudah mengunci bibirnya rapat-rapat. Dengan kebisuan dia menggerakan tangan dengan menunjuk-nunjuk wajahnya.

Dara memberi isyarat kepada Kiki bermaksud mempertanyakan penampilan nya:

"Kiki, apa wajahku masih terlihat abis menangis?!" menatap penuh cemas.