webnovel

Pertemuan tak terduga

Eza menyiapkan sarapan untuk suaminya,meski hari ini adalah hari libur suaminya tidak pernah libur bekerja jika tidak hari hari tertentu.Dua minggu setelah ia bebas irawan diterima bekerja kembali di tempat ia bekerja dulu,bersyukur ia memiliki istri yang bekerja sehingga tidak terkendala kondisi ekonomi meski ia dipenjara ataupun menjadi pengangguran selama ia bebas.

"selamat pagi istriku..." irawan menghampiri eza yang tengah menghidangkan makanan.Wanita itu hanya tersenyum sekilas begitu suaminya mencium pipinya.

"kamu ada acara hari ini,kok uda rapi aja ?"

"ehm...aku minta izin mas,tadi malam aku ingin katakan,tapi kamu pulang larut hingga aku ketiduran,..."

"Ada apa ? maaf ya,aku pulang telat terus,..."

"iya,enggak apa apa mas.Aku cuma mau bilang,hari ini aku akan pergi ke kota P..."

"kota P ? untuk apa ?"

"ada beberapa barang yang harus aku beli,atasanku memberi amanah ,sebab ia terlalu sibuk..."

"harus kamu ? kan banyak yang lain..."

"hmm...harus aku,dia tidak percaya dengan yang lain..."

"kamu sendiri ? kota P jauh sayang,butuh tiga jam dengan kendaraan umum..."

"aku bareng nando,kita pakai motor mas,biar lebih cepet..."

"ah baiklah..." irawan hanya mengangguk setuju,sebenarnya ia tidak begitu rela eza pergi dengan laki laki selain dirinya,tapi ia juga ada masalah yang harus diselesaikan.Ia pulang terlambat semalam karna harus mengurus orang tuanya yang terus mendesaknya meninggalkan eza.Setidaknya jika eza pergi keluar kota hari ini,ia bisa membicarakan permasalahan ini dengan tenang.Keduanya melanjutkan sarapan pagi dengan tenang,sesekali eza menangkap gelagat aneh suaminya,ada yang ia sembunyikan tapi ah sudahlah.

"kamu sudah siap..." Nando menjemput eza dikediamannya,eza mengangguk siap untuk berangkat bersama Nando.

"aku pergi dulu mas..." ia mencium tangan suaminya dan berpamitan.

"hati hati bawa motornya Nan,tolong jagain istri aku..." ucap irawan seolah memberi ultimatum kepada teman lelaki istrinya itu.Nando tersenyum pahit,ia menahan kecewanya begitu wanita cantik yang ia puja puja itu mencium tangan suaminya,Sial...kenapa juga aku merasa terbakar cemburu batinnya sendiri.

Mereka berlalu menuju kota P,kebetulan dipagi hari suasana masih sangat lengang,karena hari libur pasti banyak orang yang akan jalan jaalan menghabiskn waktu mereka.

"suami kamu ngasih izin za..?" eza mengangguk dan tersenyum menatap Lelaki yang kini sudah berjalan disisinya.Mereka sudah sampai disebuah mall terbesar dikota P,Banyak orang berlalu lalang di mall itu.

"Dia tidak marah kamu pergi sama aku ?"

"tidak.Dia cukup sibuk akhir akhir ini,tidak perduli dimana aku,yang penting saat dia pulang aku ada..."

Nando menghentikan langkahnya,ia menoleh kearah wanita disampingnya,"kamu baik baik aja kan..."

"aku baik nando,jangan risau.." Eza tersenyum mencoba memberitahu nando jika ia baik baik dengan perasaannya sekarang.

"ah...aku cukup gemetar begini.."

"kenapa ?"

"kamu tidak lihat,banyak mata memperhatikan kita,mereka mengira kita ini sepasang kekasih..?"

"benarkah..? tidak mungkin."

"mungkin.Kamu terlalu fashionable,jika dilihat,kamu terlihat lebih muda dari usiamu.Pakaian yang cocok..." Nando menahan senyumnya,eza menjadi sedikit heran,ia mengernyitkan dahinya.

"kamu terlihat cantik dari apapun..." Nando berbisik mencoba menggombali eza sembari tertawa pelan.

"Dasar.." gerutu eza menepuk bahu lelaki yang terus menggandengnya.Hingga langkah mereka terhenti saat bahu eza bertabrakan dengan seseorang.Ia tengah asyik bergurau dengan Nando hingga tidak menyadari bahwa hatinya bergetar sedari tadi,seperti ada sebuah magnet yang menarik hatinya begitu erat.

"ka..kamu..." Suara eza tercekat,tiba tiba senyumnya hilang begitu ia menghentikan langkahnya dan menatap orang yang menabraknya.Nando pun sama terkejutnya begitupun sosok lelaki yang berdiri dihadapan mereka dengan keterkejutan yang tak terhingga.

"maaf,mohon maaf saya tidak sengaja.." ujar wanita yang menabraknya tadi,tapi bukan disana fokus eza,ia tampak lekat menatap lelaki yang berdiri disamping wanita itu.Matanya berkaca kaca,hatinya bergemuru,jiwanya merontah,seolaah ia punya segudang kerinduan yang ingin ia luapkan saat itu juga.Tidak beda dengan lelaki itu,ia juga mengalami hal yang sama,kerinduan yang membuatnya hampir gila.

"kak vicky..." keduanya tersadar begitu Nando menyapa laki laki itu.

"apa kabar kamu ? apa kabarmu,..." suara itu terdengar menyayat lebih tajam dari sebilah pisau.Eza mencoba tersenyum,"aku baik,apa kabar kakak..?" ia melirik wanita disebelah vicky yang sudah pasti wanita itu istrinya.

"ah...kamu kenal mas.." wanita itu bersuara,yang seketika membuat dada eza terasa sesak dan rasanya ia ingin berhenti bernafas.

"ehm...mereka temanku di perusahaan tempat aku bekerja dulu..." wanita itu mengangguk seolah paham.Sementara Nando mengamati raut wajah keduanya yang begitu rumit untuk ia pahami.Kenapa mereka harus bertemu begini,kenapa...pasti berat buat eza....ah...bisiknya kesal.

Next chapter