webnovel

Temani Aku Makan Siang!

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Qin Sijue mengangkat matanya, nada suaranya terdengar dingin, "Orang yang aku pekerjakan di sini hanya melayaniku."

Gu Qiangwei, "…"

Sambil menyeret kopernya, dia hanya bisa berbalik dan melihat apakah di jalan nanti dia dapat bertemu dengan mobil.

Karena itu jalan raya, pada akhirnya akan ada mobil yang lewat, kan?

Dia berpikir begitu, tetapi dia tidak tahu bahwa jalanan di gunung ini adalah wilayah pribadi milik Qin Sijue.

Mendengar suara langkah kaki yang semakin menjauh, Qin Sijue yang duduk di sofa pun menoleh. Dia hanya melihat sosok Gu Qiangwei yang telah menghilang di pintu depan.

Pengurus rumah berjalan keluar, dia masih ingat dengan Gu Qiangwei. Bagaimana pun juga dia adalah perempuan pertama yang yang dibawa pulang ke Vila Jue oleh tuan muda.

"Tuan Muda, Nona Gu sudah pergi. Kalau berjalan kaki mungkin sampai hari gelap pun tetap tidak akan sampai ke pusat kota Jingcheng. Lagi pula begitu langit gelap, di sekitar sini tidak akan ada orang, akankah…"

Pengurus rumah ingin berbicara namun ragu, dia agak mencemaskan Gu Qiangwei.

Dan kata-katanya itu juga menyentuh hati Qin Sijue.

Sebodoh apa perempuan itu? Mau berjalan kaki kembali ke kota?

Di bawah terik matahari, Gu Qiangwei berjalan di jalanan aspal sambil menyeret kopernya. Karena belum makan siang, sekarang perutnya pun keroncongan.

Dia mendongak dan melihat ke depan dan belakangnya, ternyata benar-benar tidak ada mobil satu pun!

Kalau terus berjalan seperti ini, mungkin sampai hari gelap pun dia tidak akan bisa sampai di kota.

Untuk apa tinggal begitu jauh?!

Sambil menarik kopernya, Gu Qiangwei tidak tahan untuk tidak mengeluh.

Semakin tinggi tempat tinggalnya, sepertinya itu juga menunjukkan statusnya yang terhormat. Seperti melihat rumah yang berdiri di tengah gunung dari kota, terlihat begitu tidak terjangkau.

Nanti malam dia masih harus menemui Tuan Huang itu untuk menjadi penerjemahnya. Tidak mungkin dia terus berjalan seperti ini. Dia harus mencari cara untuk mendapatkan kendaraan.

Oh ya, minta Shen Mochen datang menjemputnya?

Shen Mochen adalah seniornya waktu kuliah. Setelah lulus dia menjadi CEO eksekutif perusahaan mereka.

Memikirkannya, Gu Qiangwei pun mengeluarkan ponsel dan hendak menelepon Shen Mochen.

Tiba-tiba, terdengar suara mesin mobil yang menderu. Gu Qiangwei menoleh dan melihat sebuah mobil sport mewah edisi terbatas yang berhenti di sampingnya.

Jendela mobil perlahan-lahan terbuka dan memantulkan wajah tampan seorang pria yang bagaikan diukir halus.

Melihat pria itu, Gu Qiangwei pun tertegun.

"Naik."

Nada suara pria itu terdengar seperti tidak mengizinkan penolakan.

Di sini jelas hanya ada mereka berdua. Gu Qiangwei tahu dengan jelas kalau pria itu memanggilnya.

Jadi pria ini bermaksud mengantarnya ke kota?

Gu Qiangwei mengerucutkan bibirnya lalu berjalan ke depan jendela mobil, "Terima kasih."

Setelah berterima kasih, dia membuka pintu mobil lalu duduk di kursi sebelah pengemudi.

Awalnya dia mengira mobil mewah itu akan langsung melaju menuruni gunung tanpa ragu, namun tidak disangka di momen selanjutnya mobil itu berputar balik.

Gu Qiangwei terkejut.

"Kamu bukan mau mengantarku ke kota?"

Dia menoleh dan menatap pria yang duduk di depan kemudi dengan kaget.

"Temani aku makan siang!"

Lagi-lagi nada suara yang tidak mengizinkan penolakan.

Gu Qiangwei tercengang.

Dua menit kemudian, mobil pun tiba di Vila Jue. Qin Sijue turun dari mobil terlebih dahulu.

Gu Qiangwei membuka pintu mobil dan menatap sosoknya yang berjalan menjauh dengan linglung.

Dia masih harus mencari rumah, mana ada waktu untuk menemaninya makan siang?

Krucuk…

Pada saat itu, dari perutnya terdengar suara protes.

Dia memang lapar.

"Nona Gu, silakan masuk."

Saat sedang bingung, pengurus rumah berjalan keluar lalu dengan hormat membuat gestur mempersilakan kepadanya.

Gu Qiangwei melirik pengurus rumah, sepertinya dia juga tidak peduli dengan waktu makan ini. Maka Gu Qiangwei pun berjalan masuk sambil menarik kopernya.

Melihatnya, pengurus rumah pun bergegas mengambil barang di tangannya.

"Tidak usah, aku bawa sendiri saja."

Pengurus rumah itu kelihatannya sudah berumur lebih dari setengah abad. Gu Qiangwei merasa tidak enak kalau membiarkannya membawakan kopernya.