webnovel

Kelak Urusannya Tidak Ada Hubungannya Denganmu

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Qin Sijue dengan cepat dan mudah menggendongnya, keningnya berkerut.

Setelah itu, matanya yang dingin terangkat dan menyapu ke semua orang di dalam ruang tamu, yaitu Gu Zhendong dan Chen Peifang yang sedang berdiri, juga Gu Shijie.

Melihat kedatangan orang asing yang bahkan langsung menerobos masuk ke dalam, Chen Peifang pun menunjukkan sikap sebagai nyonya rumah.

"Kalian siapa?! Bagaimana kalian bisa masuk?!"

Qin Sijue menyapukan sorot matanya yang dingin kepadanya. Saat bersentuhan dengan sorot matanya yang mengancam, tanpa sadar Chen Peifang pun merasakan semacam perasaan tertekan. Seketika dia pun terdiam, sorot matanya bergerak-gerak gelisah.

Siapa sebenarnya pria ini? Mengapa dia memberi kesan seperti seorang kaisar?

Atau itu hanya ilusinya?

Melihat putrinya dipeluk oleh seorang laki-laki asing, sesaat Gu Zhendong juga agak bingung. Dia lalu bertanya, "Kalian siapa?"

Qin Sijue menatapnya sekilas dan tidak mengatakan apa-apa. Tapi dia berbalik dan berjalan ke arah pintu sambil menggendong Gu Qiangwei.

"Guk guk guk!" Monchi mengikutinya.

"Kalian mau membawa Qiangwei ke mana?!"

Gu Zhendong mengejarnya. Bagaimana pun juga putrinya terluka. Dia hanya merasa agak familiar dengan Qin Sijue, tetapi dia tidak mengenalnya, juga tidak bisa mengingat dia siapa.

Saat mendengar suara Gu Zhendong, langkah kaki Qin Sijue terhenti. Dengan cepat dia menoleh dan menatap Gu Zhendong, seberkas sinar dingin melintas di matanya.

"Kelak urusannya tidak ada hubungannya denganmu."

Gu Zhendong kaget.

"Kamu sebenarnya siapa?"

Dia tidak ingat kalau putrinya punya pacar, atau kenal dengan orang kuat dan berkuasa.

Dari pakaian yang dikenakannya serta aura terhormat yang dimilikinya, pria ini jelas bukan orang biasa.

Qin Sijue terdiam selama beberapa detik, lalu tiba-tiba melontarkan beberapa kata, "Prianya."

"…"

Pria?

Gu Zhendong mengernyit. Bahkan Luo Chen yang berdiri diam di samping pun merasa sangat terkejut.

Namun Chen Peifang yang mendengar hal itu tanpa sadar tertawa, nadanya mengejek, "Jadi, kamu adalah pria brandal temannya? Pantas saja dia tidak pulang semalaman!"

Setelah itu, Chen Peifang bahkan melirik dengan jijik Gu Qiangwei yang berada dalam pelukannya.

Pertama kali disebut 'pria brandal', mata Qin Sijue memicing dan memancarkan sinar dingin.

Luo Chen di sampingnya pun kebingungan.

Ini pertama kalinya ada orang yang berani mengatai Tuan Besar Jue seperti itu.

Sambil menggendong Gu Qiangwei, Qin Sijue berjalan mendekat dengan penuh tekanan ke arah Chen Peifang, "Kamu keberatan?"

Chen Peifang terkejut. Hawa dingin yang dipancarkan pria itu membuat seluruh tubuhnya menggigil seakan-akan dia sedang berada di dalam rumah es.

"Dia… dia adalah anggota keluarga kami, aku…"

Chen Peifang mengangkat matanya, masih mencoba untuk bertindak berani. Namun ketika bertatapan dengan mata dingin pria itu, seketika dia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.

Qin Sijue meliriknya sekilas, pada akhirnya dia pun pergi meninggalkan kediaman Gu sambil menggendong Gu Qiangwei.

Pandangan Gu Shijie tertuju kepada punggung Qin Sijue yang tinggi dan tegap, matanya yang gelap agak memicing.

Sebenarnya di mana dia pernah melihat pria ini? Sesaat dia tidak bisa mengingatnya.

Dan yang paling bahagia dengan kepergian Gu Qiangwei adalah Chen Peifang.

Sudah lama dia ingin mengusirnya dari rumah keluarga Gu! Ternyata bahkan Tuhan juga membantunya, dia sama sekali tidak perlu berusaha.

"Tuan Qin, sekarang ke mana?"

"Rumah, panggil Li Yuan datang."

"Baik!"

Mobil Lincoln hitam itu perlahan-lahan pergi. Setengah jam kemudian mereka pun tiba di vila milik Jue.

Ketika baru saja turun dari mobil, Li Yuan juga tiba.

Saat melihat wanita di tangan Qin Sijue, Li Yuan pun tidak bisa menahan diri untuk menggodanya.

"Tuan Muda Jue, kekuasaanmu di Jingcheng begitu besar, tapi mengapa kamu bahkan tidak bisa melindungi wanitamu sendiri?"

Qin Sijue meliriknya. Sebelum dia membuka mulutnya, Li Yuan berkata lagi, "Oh ya, kamu baru saja pulang dari luar negeri. Wajar kalau tidak bisa melindunginya."

Next chapter