webnovel

Lahirnya Sang Pewaris Tahta (1)

Wajah Alena semakin pucat pasi, Ia sudah melepaskan gigitannya. Matanya menatap wajah Nizam dengan pandangan meng-ibakan. Hati Nizam menjadi seperti diremas-remas. "Nizaam...lakukan sesuatu. Aku belum pernah merasakan sesakit ini. Sakitnya hampir sama ketika Kau menyakitiku ada malam itu." Nafas Alena terengah-engah. Tetapi kemudian rasa sakitnya mulai menghilang kembali. Nafas Alena sedikit tenang. Tapi keringatnya mengalir dengan deras. Tangannya mencengkram lengan Nizam yang besar dan keras karena otot bisep nya.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com