webnovel

episode 14

Hari berlalu begitu saja hingga perasaanku menjadi bingung, antara benci dan sayang. Jujur gara gara kejadian buruk kemarin yang membuatku luka di dalam hati bahkan seakan hancur berkeping keping hingga menjadi hampa. Tak ada harapan lagikah buatku untuk memilikinya, walau hanya sebentar tuk mengobati perasaanku.

Disaat lamunanku tiba tiba de yanti datang menemuiku dan memberikan suatu kabar yang menurutku agak janggal. Dia berkata telah bertemu dengan taufiq, dan menanyakan masalah cincin itu langsung. de yanti bilang "Fiq, kayak apa kawanku? handak lawan ikam". Dan jawaban taufiq sungguh tak terduga "Ayuha ... " Kata itu terasa janggal bagiku, apakah dia benar benar menerimaku, atau dia hanya sekedar menyenangkan aku bukan dari hati dia, atau ini hanya bualan belaka de yanti demi menyenangkan perasaan aku yang lagi dilema dan galau.

Setelah itu setiap aku bertemu dengan taufiq, responnya terhadapku mulai beda, dia lebih banyak senyum. Entah itu senyum suka atau senyum sinis dari dia. Aku jadi malu sendiri jika terus terusan bertemu dengannya saat itu, dan tidak dapat di pungkiri setiap hari selalu saja kami bertemu, walaupun tak pernah mengobrol secara langsung antara kami berdua.

Selain itu perasaanku yang awal mulanya terasa hancur, hampa, seperti tak ada harapan lagi untuk memilikinya sedikit demi sedikit mulai tumbuh lagi. Masalah cincin itu taufiq bilang ke de yanti bahwa hanya cincin biasa, tak ada maksud hubungan apa apa, cuman sekedar iseng iseng belaka. Dan taufiq juga bilang sekarang ini dia sedang jomblo.

Mendengar kata itu harapan yang dulu pudar kini telah kembali lagi, semoga aku tetap selalu setia dengan perasaanku.

Keesokan harinya kami semua anak keterampilan komputer dan semua anak keterampilan servis sepeda motor berkumpul di Ruangan Umum untuk di berikan pengarahan oleh pembimbing keterampilan masing masing. Kami di ajarkan perihal PD (Percaya diri) memperkenalkan diri di depan kelas dengan percaya diri. Jujur aku adalah orang yang kurang percaya diri, hingga cukup sulit bagiku untuk menunjukkannya. Untungnya dengan nada suaraku yang cukup nyaring dan dengan pembelajaran sebelumnya saat aku menjalani outbond di awal aku sudah mulai terlatih untuk percaya diri berbicara di depan orang banyak, hingga membuatku sedikit percaya diri di saat itu.

Hari itu juga kegiatan rutin hanya sampai di ruang umum saja, tidak ada kegiatan keterampilan apa apa. Karena hari itu hari kamis di mana hari di mana kami bebas bisa menggunakan handphone masing masing setelah kelas pembelajaran umum selesai.

Di pastikan setiap hari itu kami langsung lupa akan keadaan sekitar, hanya sibuk dengan urusan pribadi masing masing. Tapi sebagian dari wisma kami ingin pergi ziarah ke guru sekumpul, tapu tak tahu jalan menuju makam guru sekumpul. Akhirnya aku yang tau tempatnya lah yang membimbing mereka menuju sekumpul. Kenapa teman temanku tidak tahu arah menuju makam guru sekumpul, karena teman temanku satu wisma bertempat tinggal cukup jauh. Seperti Aniz berasal dari Kota Baru. Heryanti, Juairiah (uai), dan Saudah (udah) berasal dari tanah bumbu. Fathul Jannah (jannah) berasal dari HST. Dan Nurul Jannah (nurul) berasal dari Balangan.

Sebelum berangkat ziarah ke makam guru sekumpul, kami semua yang ingin berangkat meminta izin untuk keluar dari panti sebentar dulu ke pihak panti. Tanpa ada izin kami tidak di izinkan keluar oleh security yang ada di panti.

Setelah di izinkan kami pun berangkat menuju makan guru sekumpul di Martapura menggunakan taxi.

Sesampainya di makam guru sekumpul kami pun langsung pada mencar, karena sebagian dari kami sudah tergoda berbagai aksesoris yang di jual di dekat makam guru sekumpul. Aku pun langsung menarik teman temanku agar tidak tergoda dulu untuk mencari aksesoris, nanti saja setelah hajat kita menemui makam guru sekumpul sudah selesai, baru boleh berburu aksesoris sesuka kalian. Untungnya teman temanku mau di ajak, kami pun meluruskan niat kembali untuk menemui makam guru sekumpul dahulu.

Setelah hajat kami menemui makam guru sekumpul, kami semua melakukan sesi foto kenang kenangan saat berada di dekat makam guru sekumpul. Hingga akhirnya kamu melanjutkan berburu aksesoris. Di situ aku pun juga berburu aksesoris berupa tasbih yang ingin aku hadiahkan ke taufiq, bukan hanya tasbih saja yang aku belikan untuknya, aku juga membelikan kalung bertuliskan sekumpul ke dia. Aku membelikan kalung couple saat itu, satu untukku satu lagi untuk taufiq.

Setelah pulang dari sekumpul sekitar jam 3 sore. Kak Rizki dan teman temannya mendatangi wisma kami untuk mengajak kegiatan paskibra. Aku, Nurul, dan Ira ikut daftar dan langsung mengikuti latihan paskibra dengan teman teman wisma yang lain. Tanpa aku sadari sebelumnya ternyata si taufiq juga mengikuti kegiatan latihan paskibra tersebut. Aku kaget, hingga sedikit pangling saat itu. Apalagi saat dia menatap wajahku dari jauh, aku tak sanggup untuk menatap balik wajah dia karna aku malu, hingga aku bersembunyi di belakang badan nurul yang lebih besar dari badanku.

keterangan :

-Kayak apa kawanku? handak lawan ikam : Gimana dengan temanku? suka sama kamu.

-Ayuha : ok